nusabali

Warga Lokal yang Temukan Sarang Telur Penyu Dapat Imbalan Uang Tunai

Konservasi Pantai Yeh Gangga Sudah Tangkarkan Seribuan Tukik

  • www.nusabali.com-warga-lokal-yang-temukan-sarang-telur-penyu-dapat-imbalan-uang-tunai

TABANAN, NusaBali
Sejak dibuka sebagai tempat konservasi tukik pada akhir 2020 lalu, Pantai Yeh Gangga di Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, telah menangkarkan seribu lebih ekor tukik.

Jumlah tersebut semua disumbang dari penetasan telur penyu yang ada di kawasan Pantai Yeh Gangga. Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolia, mengungkapkan saat ini konservasi Pantai Yeh Gangga sudah menangkarkan seribuan tukik. Jumlah tersebut meningkat signifikan dari sebelumnya karena pada lima bulan terakhir ini merupakan musim bagi penyu untuk bertelur ke pesisir pantai pada malam hari.

Agar telur penyu yang menetas pada malam hari ini terselamatkan atau tidak dimakan anjing liar, pihaknya memberikan imbalan kepada masyarakat lokal bagi yang menemukan sarang telur penyu. “Dibantu dari anggaran dana desa adat, masyarakat lokal yang mendapatkan telur penyu dan membawanya ke penangkaran, kami beri imbalan Rp 100.000 per satu sangkar,” tutur Dolia, Rabu (25/8).

Kata Dolia, rata-rata seekor penyu bisa bertelur hingga seratus butir dalam satu sarang. Namun dari jumlah itu tak semua berhasil menetas. Apalagi dengan kondisi cuaca panas yang rentan membuat telur penyu gagal menetas. Selain itu, risiko gagal menetas juga dipicu jika upaya penangkaran telur penyu terlambat dilakukan atau lebih dari sehari sejak penyu naik ke darat untuk bertelur. “Sarang penyu ini juga harus diperhatikan, jangan sampai ada campuran lain karena ini mengakibatkan telur penyu gagal menetas,” tegas Dolia.

Sementara dengan adanya penangkaran ini, banyak masyarakat yang mulai berdatangan. Utamanya masyarakat yang datang untuk bersantai di restoran Yeh Gangga dan masyarakat yang melakukan aktivitas adat di kawasan Pantai Yeh Gangga. “Ramai yang datang meskipun ada PPKM level 4 ini, tetapi kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Dolia.

Dijelaskanya, setiap pengunjung yang datang ke penangkaran tak dikenakan biaya. Sebab tujuannya ingin mengedukasi masyarakat.

“Kami juga berikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin melepas tukik, karena konservasi ini kami juga jadikan wisata edukasi. Supaya tidak datang jauh-jauh ke Denpasar hanya untuk melihat tukik, di Tabanan juga ada,” tandas Dolia. *des

Komentar