nusabali

Kodim 1609/Buleleng Gelar Rapid Tes Antigen Massal di Sidetapa

4 Orang Dinyatakan Reaktif

  • www.nusabali.com-kodim-1609buleleng-gelar-rapid-tes-antigen-massal-di-sidetapa

SINGARAJA NusaBali
Kodim 1609/Buleleng melakukan rapid tes antigen massal di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Senin (22/8) pagi pukul 08.00 Wita di halaman Pura Desa Sidetapa.

Sebanyak 104 orang warga dirapid tes antigen oleh tim swaber Kodim 1609/Buleleng. Hasilnya, 4 orang dinyatakan reaktif dan langsung dilakukan isolasi terpusat (isoter) di Asrama Kompi C Raider 900 di Desa/Kecamatan Kubutambahan.

Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, menyampaikan rapid tes antigen secara acak ini digelar menyusul adanya laporan mengenai sejumlah warga desa yang mengaku kehilangan indra penciuman. Langkah ini juga dilakukan sebagai antisipasi penyebaran virus Covid-19. Mengingat, belum lama ini ada 2 orang warga yang dilaporkan meninggal dunia positif Covid-19.

Informasi itu diperoleh Letkol Windra saat berdiskusi dengan pemerintah desa dan perwakilan warga dalam kegiatan pembagian sembako bersama Polres Buleleng pada Minggu (22/8). “Setelah berdiskusi, akhirnya kami gelar tes antigen massal. Kami menyiapkan 500 tes rapid antigen untuk lansia dan pemuda yang pengakuannya kehilangan indra penciuman,” ujar Letkol Windra.

Menurut Letkol Windra, rapid tes antigen acak di Desa Sidetapa dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar Covid-19 tidak menyebar lebih luas. Adanya warga yang mengaku kehilangan indra penciuman menunjukkan indikasi gejala Covid-19 yang harus diwaspadai. Jika hasil tes positif dan bergejala ringan atau tanpa gejala akan diarahkan ke isoter. Jika bergejala sedang hingga berat akan diarahkan perawatan ke rumah sakit rujukan.

Versi Letkol Windra, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan di Desa Sidetapa dinilai masih kurang. Untuk itu, rapid tes antigen ini juga ditujukan sebagai edukasi Covid-19 kepada warga. Harapannya masyarakat tidak lagi takut mengikuti tes Covid-19 ataupun menjalani isoter jika dinyatakan positif Covid-19. Mengingat tingkat kesembuhan pasien yang isoter cukup tinggi.

Hingga Minggu (22/8), beber Letkol Windra, tercatat sudah ada 2.126 orang pasien Covid-19 yang menjalani isoter, dan 1.800-an di antaranya sudah dinyatakan sembuh tanpa kematian. “Pemerintah sudah menerapkan strategi isoter. Sedangkan kami di hulu mendisiplinkan prokes 3M kepada masyarakat, mengoptimalkan vaksinasi serta 3T,” beber Letkol Windra.

Selain di Desa Sidetapa, Letkol Windra menyebut rapid tes antigen acak ini juga akan dilakukan menyasar desa-desa lain yang terindikasi banyak terjadi penularan Covid-19. “Kami akan terus usahakan testing jemput bola ke desa-desa, terutama di daerah yang kemungkinan terindikasi terjadi penularan. Kami memang harus mengamankan dari kemungkinan terburuk,” tandas Letkol Windra.

Sementara itu, Camat Banjar I Gede Arya Suardana tak menampik tingkat disiplin masyarakat Desa Sidetapa dalam penerapan protokol kesehatan masih kurang. Tak hanya itu, dari sekian desa yang ada di Kecamatan Banjar, hanya Desa Sidetapa yang tingkat vaksinasinya masih rendah. Yakni realisasi vaksinasi dosis pertama baru mencapai 66 persen dan vaksinasi dosis kedua baru 2,5 persen.

Padahal, menurut Arya Suardana, rata-rata capaian vaksinasi di desa-desa di Kecamatan Banjar sudah mencapai sekitar 83 persen. “Namun di Sidetapa masih rendah. Memang warga agak kurang antusias vaksinasi, misalnya kami jatah vaksin untuk 300 orang yang datang hanya 77 orang. Kami edukasi dan sosialisasi lagi, dan indikator vaksinasi di sini naik. Namun masih belum maksimal juga,” kata Arya Suardana.

Diakui Arya Suardana, masih rendahnya disiplin protokol kesehatan capaian vaksinasi lantaran sebagian masyarakat di Desa Sidetapa percaya dengan teori konspirasi, sehingga tidak percaya dengan adanya Covid-19. “Warga memang 90 persen masih kurang disiplin prokes. Bahkan, isoter juga sempat dipermasalahkan. Warga beranggapan isoter itu semacam dibawa ke penjara,” ungkap Arya Suardana.

Pihaknya selaku Satgas Penanganan Covid-19 tingkat Kecamatan juga mengaku sudah berkali-kali turun ke desa melakukan pendisiplinan. Namun, sebutnya, masyarakat kembali mengabaikan.

Untuk itu pihaknya berupaya mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan peraturan berupa tidak melayani administrasi pemerintahan termasuk penundaan pemberian bantuan sosial bagi warga yang belum divaksin. “Jadi karena kondisi masyarakat seperti itu, Satgas juga mengambil langkah rapid antigen massal,” tandas Arya Suardana. *mz

Komentar