nusabali

Ricuh Swab di Sidetapa, Dandim Buleleng Dipukul

Dipicu Dua Pemuda Tak Bermasker Tabrak Petugas Saat Disetop

  • www.nusabali.com-ricuh-swab-di-sidetapa-dandim-buleleng-dipukul

Keluarga pemuda yang dipukuli anggota TNI tak mau damai dan ingin tempuh jalur hukum, Letkol Windra pun melapor ke Polres Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali

Kegiatan rapid test antigen massal yang digelar Kodim 1609/Buleleng di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Senin (23/8) pagi, berujung ricuh. Anggota TNI dari Kodim 1609/Buleleng dan Yonif Raider 900/SBW terlibat perselisihan dengan warga Desa Sidetapa di tengah kegiatan rapid test massal. Bahkan, Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, sempat dipukuli.

Informasi di lapangan, kericuhan bermula Senin pagi sekitar pukul 09.45 Wita saat pelaksanaan rapid test antigen tengah berjalan di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa. Saat itu, datang dua pemuda naik motor berboncengan tanpa mengenakan masker, lalu dihentikan oleh anggota Tim Satgas Nanggala. Namun, kedua pemuda tersebut tidak mau berhenti, justru menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng.

Dua anggota TNI yang melihat kejadian itu langsung mengejar kedua pemuda tak bermasker yang barusan lakukan penabrakan tersebut, namun tidak berhasil dikejar. Berselang 5 menit kemudian, kedua pemuda tersebut justru balik ke lokasi dan menanyakan dengan nada menantang dan suara kencang. Kedua pemuda tersebut selanjutnya diarahkan untuk di-swab antigen.

Namun, tiba-tiba keluarga dari kedua pemuda tersebut datang ke lokasi bersama 5 orang lainnya. Mereka menarik kedua pemuda ini agar tidak di-rapid test antigen. Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, lantas menginstruksikan kepada anggotanya untuk menahan kedua pemuda tersebut. Saat itulah tiba-tiba Dandim Letkol Windra dipukuli di kepala belakang sebelah kanan oleh orang tak dikenal.

"Saat kejadian itu, tiba-tiba saya sebagai Dandim Buleleng dipukul dari belakang oleh salah satu dari dua orang yang lagi viral dan wajahnya dipukuli sama anggota," kata Letkol Windra.

Melihat Dandim Buleleng dipukuli, anggota TNI berusaha mengamankan pelaku. Karena pelaku melawan, spontan terjadilah baku pukul. Aparat TNI, sebagaimana dalam video, juga memukuli dua pelaku. Kemudian, pihak keluarga membawa pelaku pulang ke rumahnya, dengan didampingi langsung oleh Dandim Letkol Windra, untuk selanjutnya dilakukan mediasi. Namun, mediasi yang dilakukan bersama Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat setempat, tidak menemukan titik temu.

Letkol Windra juga mengakui, pasca insiden pemukukan di lokasi rapid test antigen massal Desa Sidatapa kemarin pagi, pihaknya sempat melakukan mediasi dengan kedua pemuda dan orangtuanya. Namun, mediasi belum menghasilkan kesepakatan damai. Orangtua pemuda tersebut ingin memproses kasus ini ke jalur hukum.

"Kalau memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan permasalahan ini, saya anggap okelah risiko tugas, risiko saya melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Dandim Buleleng. Tapi, kalau mereka mau memprosesnya lebih lanjut, saya juga mau mengajukan tuntutan secara hukum," tegas Letkol Windra.

Letkol Windra menyebutkan, apa yang terjadi dalam video yang viral di media sosial tersebut adalah bentuk pembelaan anggotanya. "Kepala saya dipukul dari belakang oleh salah satu warga di sana. Melihat saya selaku Komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi," katanya.

Letkol Windra pun menyayangkan video tersebut viral di media sosial. Menurut Letkol Windra, apa yang terlihat dalam video sudah terpotong dan kurang lengkap. "Jadi, sebenarnya pemicu kenapa anggota TNI itu memukul, karena saya selaku Komandan Kodim Buleleng dipukul dari belakang. Dan, itu dilihat oleh petugas," papar Letkol Windra.

Di sisi lain, Perbekel Sidetapa, Ketut Budiasa, enggan memberikan kete-rangan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin. Budiasa mengaku masih akan berkoordinasi. "Ini kan masalah di desa, saya perlu berbicara juga lebih dulu ke tokoh masyarakat. Ya, agar tidak terlalu melebar ini," elak Budiasa.

Sementara itu, Dandim Letkol Windra sudah melapor ke Polres Buleleng atas kasus pemukulan yang dialaminya di saat rapid test antigen massal di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar. Letkol Windra datang melapor ke Mapolres Buleleng di Jalan Pramuka Singaraja, Senin malam sekitar pukul 22.00 Wita, dengan didampingi Dansubdenpom Singaraja, Kapten CPM I Made Subawa dan 9 Danramil jajaran Kodim 1609/Buleleng dari 9 kecamatan se-Buleleng.

Laporan Dandim Letkol Windra tadi malam diterima petugas piket SPKT dan Wakapolres Buleleng, Kompol Yusak Agustinus Sooai. Letkol Windra kemudian diminta keterangan oleh penyidik Sat Reskrim Polres Buleleng.

Usai melapor jelang tengah malam, Letkol Windra sempat memberikan keterangan pers. Menurut Letkol Windra, selain dirinya, ada 3 anggota TNI lagi yang juga dipukuli oleh oknum warga di Desa Sidatapa saat ke-ricuhan di tengah pelaksanaan rapid test antigen. Salah satu dari mereka dipukuli dua kali di bagian dada dan tengkuk, kemudian dicekik.

Menurut Letkol Windra, anggota TNI tersebut dipukuli saat berusaha melindungi mobilnya dari ancaman perusakan. "Jadi, ada total 4 anggota TNI dipukuli, termasuk saya. Hal itu dilakukan saat kami tengah bertugas," papar Letkol Windra.

Sementara itu, Wakapolres Buleleng, Kompol Yusak Agustinus Sooai, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan dari Dandim Buleleng, Letkol Windra, dengan melakukan penyelidikan. "Pelaporan adanya pemukulan terhadap Pak Dandim dan beberapa anggotanya akan kami tindaklanjuti. Pelaku pemukulan masih dalam penyelidikan," jelas Kompol Yusak. *mz

Komentar