nusabali

Tak Cukup Bukti dan Saksi, Kasus Viral Dugaan Eksibisionisme di Tegenungan Berakhir Damai

  • www.nusabali.com-tak-cukup-bukti-dan-saksi-kasus-viral-dugaan-eksibisionisme-di-tegenungan-berakhir-damai

GIANYAR, NusaBali.com -  Tak mau masyarakat resah dengan viral dugaan eksibisionisme atau memamerkan alat kelamin di Tegenungan Desa Kemenuh, Polsek Sukawati bertindak cepat dengan menelusuri peristiwa tersebut sekaligus mempertemukan para pihak.

Adapun pihak yang dimediasi oleh Polsek Sukawati di antaranya seorang laki-laki yang diduga melakukan aksi eksibisionisme, lalu seorang laki-laki yang merekam video hujatan dan memposting ke media sosial, serta seorang emak-emak yang dalam video terdengar kesal dan emosi yang diduga telah melihat aksi eksibisionisme tersebut.

Ketiga pihak pun dipertemukan di Mapolsek Sukawati, guna melaksanakan mediasi. Kamis (19/8/2021) malam. "Setelah kami mediasi, ketiganya sepakat berdamai," jelas Kapolsek Sukawati AKP I Made Ariawan.

AKP Ariawan pun mengatakan, bahwa seorang laki-laki yang dituduh memperlihatkan alat vital tersebut datang bersama keluarga. "Asalnya dari Klungkung. Setelah kami cek ke sana, ternyata tinggalnya di Denpasar. Kami hubungi, lalu akhirnya yang bersangkutan datang diantar keluarga," jelas Kapolsek.

Para pihak yang terlibat pun ditegaskan bersepakat damai, sebab tidak adanya saksi serta bukti yang bisa menguatkan adanya prilaku menyimpang yang dilakukan oleh oknum di dalam video yang telah beredar tersebut.

Lebih lanjut AKP Ariawan pun menegaskan, apabila video tersebut kemudian menjadi ‘bola liar’ dikarenakan tidak adanya saksi dan bukti, hal tersebut dapat diadukan menjadi pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-undang Nomor 11 tahun 2008.

“Para pihak sepakat damai karena tidak ada bukti dan saksi yang menguatkan terjadinya aksi eksibisionisme atau prilaku nyeleneh dari pihak yang terekam itu. Laki-laki yang dituduh itu juga bisa menerima berdamai,” ujarnya.

AKP Ariawan pun berpesan kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati mengunggah video, bentuk visual atau audio visual ke media sosial jika duduk permasalahan dan kebenarannya belum pasti dan jelas. “Agar nanti tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, buntutnya bisa menjadi pencemaran nama baik atau melanggar UU ITE,” harapnya.

Menanggapi video viral dugaan eksibisionisme tersebut, Ni Luh Anggreni yang merupakan Sekretaris LBH APIK Bali, mengatakan bahwa apabila tindakan eksibisionisme tersebut benar terjadi, apalagi jika korbannya merupakan anak di bawah umur, maka si korban berpeluang akan mengalami trauma yang dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. “Jika mendapati kejadian seperti itu, korban dapat langsung menghubungi aparat desa setempat, agar dapat melacak pelaku karena telah meresahkan masyarakat,” ujarnya.


FOTO: Ni Luh Anggreni .-IST

Dirinya pun mengatakan bahwa peran petugas kepolisian dalam hal ini sangatlah penting, untuk memproses si pelaku, sehingga diharapkan agar kejadian yang sejenis tidak terulangi lagi.

Lebih lanjut Anggreni menyebutkan, terdapat beberapa faktor kemungkinan seseorang melakukan tindakan eksibisionisme, yakni atas kesadaran atau sengaja, dan secara kesehatan terdapat gangguan atau kelainan mental dan kejiwaan. “Semoga masyarakat dapat saling bekerja sama untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual di tengah masyarakat,” tuturnya.

Perlu diketahui, sebelumnya telah beredar postingan video dugaan tindakan penyimpangan seksual viral di media sosial. Dalam video berdurasi 2 menit 48 detik, terdengar suara ibu-ibu memarahi seorang pria pengendara motor yang berhenti di tepi jalan.

Si ibu mendamprat laki-laki pengendara motor berperawakan kurus ini berbuat tidak senonoh pada setiap perempuan yang ditemui melintas di jalan Tegenungan. Namun pria ini mengelak. Katanya, hanya kencing kemudian lupa menutup resleting celana panjangnya yang berwarna putih.

Versi si ibu yang belum diketahui identitasnya ini, penyimpangan seksual ini telah meresahkan masyarakat, terutama kaum perempuan. "Cang teke uli kelod, ci kipek ci barang ci e. Ape orang ci bin? Cang edeng ci barang ci e. (Saya melintas dari selatan, kamu sengaja memperlihatkan kelamin. Apa kamu bilang lagi?," ungkap ibu tersebut kesal.

Si pria yang mengenakan helm dan penutup wajah ini berkali-kali sudah minta maaf. Dalihnya, dia hanya kencing dan tidak ada maksud berbuat menyimpang. "Ten wenten bu, sumpah Ten wenten," ujarnya. Pria ini juga menegaskan dirinya bermaksud ke daerah Tegalinggah dan singgah beli rokok di warung. *rma

Komentar