nusabali

Menkeu Ungkap 5 Kunci Keluarkan RI dari Jebakan Kelas Menengah

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Besar Perubahan Iklim untuk RI

  • www.nusabali.com-menkeu-ungkap-5-kunci-keluarkan-ri-dari-jebakan-kelas-menengah

JAKARTA, NusaBali
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap lima kunci transformasi yang harus dilakukan dalam rangka mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.

Keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah merupakan Visi Indonesia 2045, yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi sehingga masuk sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia.

“Indonesia 2045 yang kita bayangkan adalah 100 tahun. Insya Allah Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke satu abad,” kata Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045 di Jakarta, Jumat (20/8/2021).

Kunci pertama adalah transformasi sumber daya manusia (SDM). Karena jika Indonesia ingin keluar dari jebakan kelas menengah maka masyarakatnya harus sehat, berpendidikan, dan memiliki keahlian.

Sri Mulyani mengatakan SDM harus sehat baik secara skill, motorik, maupun intelektual sehingga mereka mampu berkembang dan bekerja sama menciptakan relasi serta koneksi yang memajukan Indonesia.

Oleh sebab itu, sistem kesehatan di Indonesia akan terus dibenahi untuk menciptakan pelayanan yang baik dengan mengkombinasikannya dengan kemajuan teknologi digital.

Kunci kedua adalah transformasi pendidikan yang akan sangat berhubungan dengan transformasi SDM maupun sistem kesehatan, terutama di tengah pandemi Covid-19.

“Teknologi menjadi penting apalagi di situasi pandemi di mana anak-anak kita tidak bisa belajar di kelas. Pasti ada dampaknya,” ujarnya.

Kunci ketiga adalah transformasi pada jaring pengaman sosial, karena belajar dari negara berpendapatan tinggi yang mampu menjamin seluruh masyarakatnya tanpa ada yang tertinggal.

Sri Mulyani menjelaskan saat ini pemerintah sedang berupaya mereformasi jaring pengaman sosial seperti upaya menyalurkan subsidi agar mencapai target dan sasaran serta membangun keluarga-keluarga yang tertinggal.

“Lagi-lagi persoalan teknologi digital sangat penting tentu saja terkait dengan data, ID, dan sistem. Kita seharusnya mampu membangun penguatan dan pemberian bantuan,” tegasnya.

Kunci keempat adalah transformasi ekonomi dengan menjadikan UMKM, manufaktur, dan agrikultur sebagai sumber kekuatan perekonomian.

“Bagaimana memanfaatkan teknologi dalam global supply chain, bagaimana sektor agrikultur ditingkatkan produktivitasnya, bagaimana sektor jasa memberi nilai tambah dan menciptakan pekerjaan,” jelasnya.

Kunci terakhir adalah transformasi institusi yaitu menciptakan iklim institusi yang baik untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong Indonesia menuju negara berpenghasilan tinggi.

Di acara yang sama, Sri Mulyani mengingatkan mengenai ancaman perubahan iklim atau climate change bagi Indonesia yang merupakan negara dengan kepulauan. “Indonesia sebagai negara kepulauan ancaman ini sangat nyata,” katanya.

Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengenai dampak climate change di Asia Tenggara disebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mengalami dampak luar biasa.

Dampak perubahan iklim tersebut di antaranya meliputi pemanasan yang akan menjadi kebakaran hutan hingga banjir yang dapat melanda kota-kota, termasuk kenaikan permukaan laut.

Dia menegaskan berbagai ancaman dan dampak dari climate change ini berpotensi terjadi saat Indonesia merayakan kemerdekaan ke-100 tahun yaitu sekitar 2045.

“Ini akan menjadi risiko yang nyata karena kebetulan waktu kita bicara tentang Indonesia 2045, kita bicara tentang timeline dan climate change,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani yang juga merupakan Co-Chair dari the Coalition of Finance Ministers for Climate Action menyatakan isu perubahan iklim sedang menjadi hal yang dibahas dan menjadi persoalan pelik di tingkat global.

Dia pun menekankan negara-negara di dunia termasuk Indonesia harus mampu menciptakan pembangunan dengan net zero emission sehingga dapat menekan potensi dampak perubahan iklim.

Sri Mulyani juga mengajak para milenial akademisi untuk mencurahkan perhatiannya pada isu yang menjadi salah satu tantangan besar bagi mereka.

“Saya berharap milenial di FEB Universitas Indonesia mencurahkan perhatian ke isu yang menjadi salah satu tantangan besar pada generasi Anda. Ini harus dimulai dari sekarang,” tegasnya. *ant

Komentar