nusabali

Mantan Seniman Drama Gong Minta Mahasiswa ISI Denpasar Tingkatkan Penjiwaan

  • www.nusabali.com-mantan-seniman-drama-gong-minta-mahasiswa-isi-denpasar-tingkatkan-penjiwaan

GIANYAR, NusaBali.com - Totalitas seorang seniman drama dalam memerankan sebuah karakter menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan suatu pertunjukan drama.

Hal itu ditekankan oleh Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang juga mantan seniman drama gong melihat masih kurangnya penjiwaan yang diperlihatkan mahasiswa drama ISI Denpasar dalam penampilannya.

“Sekarang ini bukannya salah, sudah bagus, cuma pendalaman mind, body, and soulnya masih belum, sehingga kami sebagai pengampu drama ingin sekali menanamkan hal tersebut melalui akademis,” ujar Ni Wayan Suratni SSn MSn, Dosen Seni Pertunjukan Drama ISI Denpasar, Jumat (6/8/2021), di sela kegiatan ujian akhir semester (UAS) mahasiswa  Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan.

Mahasiswa ISI Denpasar pada Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, yang mengambil mata kuliah Drama Tingkat Lanjut, melaksanakan UAS dengan mempertunjukkan Drama Tari Prembon. Pementasan dilakukan di Wantilan Pura Desa dan Puseh Desa Adat Lungsiakan, Kedewatan, Ubud, Gianyar.

“Kami di ISI Denpasar khususnya di Jurusan Seni Pendidikan ada tahapan-tahapan pengajaran drama, baik drama dasar, drama  menengah, maupun tingkat lanjut. Jadi untuk drama tingkat lanjut ini kembali ke tradisional kesenian Bali, seperti drama gong, arja, maupun prembon,” terang Suratni.

Suratni melihat perkembangan drama tradisional Bali saat ini sudah berjalan baik, terlihat dari banyaknya generasi muda yang menekuni seni drama tradisional Bali, seperti drama gong, drama tari arja, maupun drama tari prembon di setiap kabupaten/kota di Bali. Hanya saja ia berharap totalitas dalam memerankan karakter dalam drama harus terus ditingkatkan.

Ia berharap generasi muda termotivasi untuk melihat lebih dalam apa sesungguhnya drama tari tradisional Bali itu, setiap tokoh-tokoh yang diperankan harus menurut karakter yang ingin ditampilkan. Menurutnya jika seorang seniman berhasil memerankan suatu tokoh drama dengan baik, maka penonton akan sangat terpukau dan hal tersebut akan menjadi sebuah kebanggan bagi seorang seniman drama.

“Siapa pun yang ingin belajar, tiyang semasih bisa dan mampu, yen kanggeange, siap untuk membantu mengarahkan anak-anak,” ucap Suratni yang kondang sebagai seniman drama gong di tahun 1990an.

Jika melihat apa yang telah dilakukan oleh seniman drama terdahulu, Suratni mengatakan totalitas mereka sungguh mengagumkan. Para seniman tersebut, terangnya, benar-benar mempelajari seni drama dengan totalitas tinggi, mulai dari retorikanya, etikanya, karakternya, ataupun penokohannya.

Ia berharap para mahasiswanya ketika lulus nanti bisa membangkitkan kembali drama tradisional Bali di daerahnya masing-masing. Sehingga mereka yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Bali nanti dapat mewakili daerahnya masing-masing pada ajang seperti Pesta Kesenian Bali misalnya. “Harapan tiyang ke depannya agar drama gong ini bisa eksis dan dikembangkan, tidak harus dipatok seperti dulu, mari kita kembangkan dan mari kita pikirkan bersama,” tandas Suratni. *adi

Komentar