nusabali

Bojog Putih Muncul di Pura Selonding, Desa Pecatu

Diharapkan Bawa Aura Positif di Tengah Keterpurukan Akibat Covid-19

  • www.nusabali.com-bojog-putih-muncul-di-pura-selonding-desa-pecatu

Bojog warna putih pertama kali terekam muncul di jalan raya menuju Pura Selonding, Kamis sore, berjalan bersama kawanan kera lainnya. Hingga Jumat kemarin, bojog putih masih berada di areal Pura Selonding

MANGUPURA, NusaBali

Setelah 10 tahun, bojog (kera) berwarna putih kembali muncul di areal Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, sejak Kamis (5/8) sore. Kemunculan bojog yang warnanya mirip tokoh Hanuman dalam epos Ramayana ini diharapkan membawa aura positif di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Bojog putih ini awalnya muncul dan melintas di Jalan Padang Linjong Desa Pecatu, yang merupakan akses menuju Pura Selonding, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita. Kemunculan bojog putih tersebut direkam seorang warga setempat. Berdasarkan rekaman video yang beredar, bojog putih tersebut tampak berjalan bersama gerombolan kera lainnya.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, mengatakan kemunculan bojog putih tersebut pertama kali diketahui oleh seorang warga yang tinggal di sekitar Pura Selonding. Saat itu, warga yang sedang berhenti di pinggir jalan ini melihat kawanan kera berjalan, termasuk bojog putih tersebut, menuju arah Pura Selonding.

Karena kemunculannya merupakan hal yang jarang terjadi, bojog putih ini pun direkam oleh warga tadi menggunakan kamera Ponsel. Menurut Made Sumerta, kawanan kera yang berjalan menuju Pura Selonding sore itu diperkirakan lebih dari 10 ekor. Bojog putih berjalan di posisi paling belakang.

“Setelah kera putih itu lewat, warga yang merekam tidak mengetahui lagi keberadaan kawanan kera yang berjumlan lebih dari 10 ekor tersebut,” ungkap Sumerta saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (6/8) sore.

Sumerta menjelaskan, karena penasaran dengan keberadaan bojog putih itu, maka Jumat sore sekitar pukul 15.00 Wita dirinya bersama beberapa tokoh umat mendatangi lokasi munculnya kera putih tersebut melintas. Kemudian, dilakukan pengecekan di areal Pura Selonding. Ternyata, bojog putih tersebut kemarin masih berada di area Pura Selonding.

Menariknya, kata Sumerta, saat dihampiri bojog putih tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda agresif. Kera yang diyakini keramat ini justru mendekati Sumerta dan rekan-rekannya, sehingga sempat diberi makan. "Kera putih ini tidak agresif saat diberikan makan," jelas Sumerta yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Badung.

Sumerta menceritakan, terakhir kali bojog putih muncul di areal Pura Selonding tahun 2011 silam. Bedanya, saat itu bojog putih hanya muncul sesaat dan langsung menghilang. "Setelah 10 tahun berlalu, kini muncul lagi kera putih di areal Pura Selonding. Kalau yang kali ini, sudah dua hari muncul, masih ada di areal pura,” tandas Sumerta.

Meski termasuk kasus langka, Sumerta tidak mau mengaitkan kemunculan bojog putih ini dengan hal mistis. Menurut Sumerta, saat kemunculan 10 tahun silam, tidak ada kejadian yang mencolok di Desa Adat Pecatu.

Meski demikian, Sumerta berharap kemunculan kembali bojog putih kali ini memberikan pesan dan aura positif di tengah keterpurukan akibat wabah global Covid-19. "Kalau pratanda, ya mudah-mudahan memberikan hal yang positif. Semoga kita bangkit, ekonomi bangkit, pariwisata bangkit dari keterpurukan,” katanya.

Sementara itu, Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana, mengatakan sepengetahuannya, kera-kera yang ada di kawasan Desa Pecatu tidak memiliki ciri-ciri seperti bojog putih. Wijana pun memastikan bojog putih itu berasal dari kelompok lainnya. Menurut Wijana, di DTW Pecatu terdapat 6 kelompok kera, yang memiliki lahan kekuasaan masing-masing. *dar

Komentar