nusabali

Monyet Putih Viral di Pecatu Diduga Mengalami Kelainan Genetik

  • www.nusabali.com-monyet-putih-viral-di-pecatu-diduga-mengalami-kelainan-genetik

DENPASAR, NusaBali.com - Sebuah video pendek viral di media sosial sejak Kamis (5/8/2021), menampilkan seekor monyet berbulu putih sedang santai melangkah di jalanan aspal. Menurut si pembuat video lokasi video tersebut berada di kawasan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Warganet pun ramai berkomentar. Ada yang khawatir hewan tersebut akan menjadi sasaran perburuan mengingat harganya yang mahal. Lainnya berkata jika monyet putih tersebut sudah ada di kawasan tersebut sejak lama. 

Yang lain bahkan mengaitkan secara niskala, berharap dengan kemunculan monyet menyerupai tokoh pewayangan ‘Hanoman’ pandemi Covid-19 segera berakhir. 

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Prawono Meruanto, mengatakan pihak BKSDA Bali telah melakukan pemantauan ke tempat yang diduga menjadi habitat monyet putih tersebut, yang ternyata berada di kawasan Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung. 

“Berdasarkan anatomi monyet tersebut masih dikategorikan sebagai monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Monyet tersebut dicurigai mengalami kelainan genetik yaitu albino atau leukisme yang dapat dibedakan dari matanya,” terang Prawono, Jumat (6/8/2021). 

Dijelaskannya albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung dari sinar matahari, sedangkan leukisme adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna putih, belang atau pucat pada bagian kulit, rambut atau bulu. Namun kondisi ini tidak berpengaruh pada mata.

Ia menambahkan jika hewan dengan kelainan genetik seperti albino ini akan cenderung cenderung ditolak dari kelompoknya. “Monyet ekor panjang merupakan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang. Kami BKSDA Bali hanya melakukan pemantauan terhadap satwa tersebut. Secara niskala juga diyakini oleh Hindu Bali ini adalah pertanda kebaikan,” jelas Prawono mengenai rencana BKSDA Bali terhadap keberadaan monyet putih tersebut.  

Monyet ekor panjang tergolong kera kecil yang berwarna coklat dan disertai rambut keputih-putihan yang jelas pada bagian muka. Dalam perkembangannya rambut yang tumbuh pada muka berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.

Berdasarkan kategori Red List yang dikeluarkan oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature) monyet ekor panjang termasuk ke dalam kategori risiko rendah (least concern). Kategori ini diberikan mengacu kepada informasi distribusi yang luas, diperkirakan populasinya besar, toleran terhadap berbagai habitat, dan terdapat di area yang dilindungi serta populasinya tidak menurun sehingga termasuk ke dalam kategori terancam (threatened). 

Meskipun spesies ini merupakan objek perburuan untuk dimanfaatkan dagingnya, hal tersebut bukan menjadi ancaman utama untuk spesies ini. *adi

Komentar