nusabali

Cricket Tambah Satu Emas

  • www.nusabali.com-cricket-tambah-satu-emas

Cabang olahraga cricket tampil sebagai penyelamat bagi kontingen Bali pada hari ke-11 PON XIX 2016 di Jawa Barat, Selasa (27/9).

Petinju Jawara SEA Games Cuma Raih Perak


BANDUNG, NusaBal
Cabang cricket kemarin sukses tambah satu medali emas melalui Tim Twenty-twenty Putra. Sebaliknya, petunju juara SEA Games 2015, Kornelis Kwangulangu, cuma mampu persembahkan medali perak dari Kelas Layang (48 Kg) Putra.

Tim Twenty-twenty Putra tampil sebagai jawara setelah dalam tarung final di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa kemarin, berhasil mengalahkan tuan rumah Jabar dengan skor meyakinkan 175-89. Bali pun berhak atas medali emas. Sedangkan tuan rumah Jabar harus puas kebagian medali perak, disusul tim DKI Jakarta di posisi ketiga berhak atas kepingan perunggu.

Dengan sukses di nomor Twenty-twenty Putra ini, berarti cabang cricket praktis terah persembahkan 2 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu buat kontingen Bali dalam PON XIX 2016. Satu medali emas lainnya diraih melalui Tim Putra 8 Pemain, beberapa hari lalu. Sementara medali perak cabang cricket dipersembahkan Tim Twenty-twenty Putri, setelah dalam tarung final yang digelar Senin (26/9) menelah kekalahan tipis 93-94 dari DKI Jakarta. Sedangkan medali perunggu direbut Bali melalui Tim Putri 8 Pemain.

Raihan emas di nomor Tim Twenty-tweny Putra kemarin sesuai dengan prediksi awal. Sebab, sejak babak penyisihan, tim Bali selalu meraih kemenangan dengan skor me-yakinkan atas lawan-lawannya. Di babak semifinal, misalnya, Gede Yogi Prastama cs sukses melumat tim NTT dengan 95-64.

Pelatih Cricket PON Bali, Made Erawan, menyatakan sangat bersyukur karena para atlet mampu memenuhi target bidik 2 medali emas di PON XIX 2016. "Kami mampu menyumbangkan total 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu. Itu sudah melebih bagi kami," terang Made Erawan yang notabene Ketua Harian Pengprov Cricket Bali di Bandung, Selasa kemarin.

Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, juga puas atas prestasi cabang cricket di PON XIX 2016. Menurut Suwandi, sukses sabet 2 emas terbilang fantastis, mengingat lawan-lawan mereka cukup berat. "Persiapan yang matang memberikan hasil positif seperti sekarang. Tapi, ke depan kita tidak bolah lengah, karena daerah lain sangat potensial jadi ancaman,” ujar Ketua Kontingan PON Bali ini.

Sementara itu, cabang beladiri tinju lagi-lagi harus pulang tanpa medali emas dalam PON XIX 2016. Masalahnya, dua petunjuk Bali yang lolos hingga babak final, ternyata kalah di partai puncak, Selasa kemarin. Mereka masing-masing sang jawara SEA Games 2015 Kornelis Kwangulangu (di Kelas Layang/48 Kg Putra) dan Valentinus Nahak (di Kelas Layang Ringan/46 Kg Putra).

Dalam tarung final di GSG Tinju Pelabuhan Ratu Bandung, Selasa kemarin, Kornelis Kwangulangu dipecundangi petinju tuan rumah Jabar, Ferdinand B Kase, dengan skor tipis 2-1. Petinju kelahiran Waingapu, NTT, 3 Agustus 1990, ini pun harus puas cuma kebagian medali perak. Padahal, petinju asuhan pelatih I Gusti Putu Adi Suwandana ini amat diandalkan meraih medali emas, dengan modal sebagai peringkat 8 Kejuaraan Dunia, peringkat 8 Kejuaraan Asia, dan juara SEA Games 2015.

Sedangkan Valentinus Nahak dalam final kemarin dipecundangi petinju andalan Riau, Jeki Manula, juga dengan spor 2-1. Petinju kelahiran 15 Februari 1996 pemegang gelar juara Sarung Tinju Emas (STE) 2016 ini pun harus puas cuma kebagian medali perak.

Dengan melayangkan gelar juawara di dua partai final, maka cabang favorit tinju hanya mampu mempersembahkan 2 medali perak dan 1 perunggu bagi kontingen Bali di PON XIX 2016. Satu-satunya medali perunggu dipersembahkan Gregorius Gheda Dende dari Kelas Ringan (64 Kg) Putra, setelah di babak semifinal dihentikan petinju Papua Barat, Farand Papedang.

Sedangkan petinju andalan Bali lainnya, Julio Bria, justru bernasib buruk tanpa kebagian medali. Pasalnya, peraih medali emas PON XVII 2008 dan SEA Games 2011 ini justru kalah mengejutkan di babak penyisihan Kelas Terbang (51 Kg) Putra. Semula, Bali menargetkan 3 medali emas dari cabang tinju, yang dibebankan ke pundak trio Julio Bria, Kornelis Kwangulangu, dan Valentinus Nahak.

Ini mengulangi prestasi kurang meyakinkan dalam PON XVIII 2012 lalu di Riau, ketika cabang tinju hanya mendulang 1 medali perunggu buat kontingen Bali. Dalam PON XIX 2016, prestasi cabang tinju sedikit l;ebih baik karena masih mampu sabet 2 medali perak.

Pelatih Tinju PON Bali, Yulianus Leo Bunga, mengakui kegagalan anak asuhnya meraih emas. “Peluang di final fifty-fifty. Kami mewaspadi petinju tuan rumah Jabar yang ternyata mengalahkan Kornelis. Lawan Valentinus juga kuat,” ujar leo Bunga. “Ya, kami hatrus puas cuma kebagian 2 medali perak dan 1 perunggu,” lanjut mantan petinju andalan Bali yang berkali-kali juarai SEA Games di era 1980-an ini. 7 dek

Kontingen Bali secara keseluruhan telah mengoleksi 17 medali emas, 18 perak, 24 perunggu. Ini jauh melampaui prestasi PON XVIII 2012 di Riau, ketika kontingen Bali sabet 15 medali emas, 17 perak, 30 perunggu. Bali pun di ambang sukses penuhi target sabet 20 medali emas yang dibebankan KONI Bali, karena masih banyak tersisa harapan tambah kepingan emas, termasuk melalui cabang beladiri kempo, tarung drajat, dan tinju. * dek,nar

Komentar