nusabali

100 Warga Munti Berikrar Stop Ngemis

  • www.nusabali.com-100-warga-munti-berikrar-stop-ngemis

Sebanyak 100 warga yang sebagian besar asal Muntigunung usai mendapatkan pelatihan menganyam tamas dari daun lontar dan mengemas dupa, diajak Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri berwisata ke Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Sabtu (24/9).

Diajak Bupati Berwisata ke Taman Sukasada Ujung


AMLAPURA, NusaBali
Di sela-sela acara itu warga yang sebelumnya sehari-hari menjadi gelandangan dan pengemis (Gepeng) ini berikrar berhenti mengemis dan berjanji akan membangun usaha hingga bisa mandiri.

Awalnya Bupati Mas Sumatri menanyakan, sejauh mana telah mampu memahami hasil pelatihan membuat tamas dari daun lontar dan mengemas dupa yang dibimbing I Made Dwija Nurjaya dan kawan-kawan. Rata-rata mengaku telah menguasai teknik membuat tamas, hanya saja secara kualitas perlu ditingkatkan.

Setelah Bupati Mas Sumatri menjanjikan memasarkan hasil anyaman dari para gepeng itu, disertai per KK dapat bantuan modal Rp 5 juta, kemudian ditagih komitmennya, agar tidak lagi menggepeng. “Berjanji nanti berhenti menggepeng, dan sanggup membuka usaha dan mencari nafkah dari hasil usaha sendiri?” tanya Bupati Mas Sumatri.

Sebab, menggepeng kurang baik, kurang bermartabat di mata masyarakat lain. Serentak 100 ibu-ibu rumah tangga yang hadir, menjawab sanggup berhenti menggepeng. “Ya, sanggup tidak menggepeng lagi,” ucap mereka.

“Saya sebenarnya sejak empat tahun lalu tidak menggepeng,” ujar Ni Wayan Sari Merta, warga asal Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, yang mengaku telah menguasai teknik menganyam tamas. Bahkan warga lainnya, Ni Ketut Polos asal Banjar Muntigunung Kauh, Desa Tianyar Barat, mengaku telah berhenti menggepeng sejak 5 tahun lalu. “Kali ini saya sanggup berhenti menggepeng apalagi telah dapat pelatihan dan modal usaha,” kata Ni Ketut Polos.

Bendesa Pakraman Muntigunung, I Gede Putu Dana lalu menuntut komitmen para gepeng itu, agar bersumpah di Pura Kulkul, bertepatan piodalan yang akan datang. “Kalau memang sanggup berhenti menggepeng, nanti saya akan ajak sembahyang bersama di Pura Kulkul, menyatakan diri berhenti menggepeng secara niskala, agar jangan mengaku berhenti, sehabis pelatihan kembali menggepeng,” pinta I Gede Putu Dana.

Wakil Bupati I Wayan Arta Dipa yang juga hadir di acara itu mengatakan percaya warga yang ikut pelatihan sanggup tidak menggepeng lagi. “Tinggal kita pikirkan, agar istilah gepeng bisa terkikis secara perlahan. Sebab, Desa Muntigunung selama ini identik dengan gepeng,” kata Arta Dipa.

Sebelumnya, 100 gepeng mengikuti pelatihan selama seminggu 18-25 September, dari Desa Tianyar Barat sebanyak 80 orang berasal dari empat banjar, yakni Muntigunung, Muntigunung Tengah, Muntigunung Kangin dan Muntigunung Kauh. Selebihnya 20 orang berasal dari Desa Tianyar Tengah, tersebar di empat banjar, yaitu Sangsana, Dalem, Padangsari dan Pedahan. * k16

Komentar