nusabali

Kakak Adik Tergigit Anjing Positif Rabies

  • www.nusabali.com-kakak-adik-tergigit-anjing-positif-rabies

Kakak adik, I Putu Oga, 14, dan Ni Kadek Nia, 10, tergigit anjing positif rabies. Mereka tergigit abjing rabies di rumahnya, Banjar Tengah, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (8/7).

NEGARA, NusaBali
Sebelum dipastikan anjing itu positif rabies melalui uji laboratorium, bocah kakak beradik itu langsung diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (PPP) Jembrana, drh I Wayan Widarsa, membenarkan kasus gigitan anjing rabies di Desa Tegal Badeng Barat itu. Menurutnya, untuk kasus rabies sebelumnya di Desa Tuwed, sudah dilakukan uji sampel terhadap 10 ekor anjing liar di kawasan itu. Seluruh anjing yang diuji laboratorium itu dipastikan negatif rabies. “Kalau sampel di Banjar Berawantangi, Desa Tuwed, negatif rabies. Malah di Desa Tegal Badeng Barat yang menggigit dua bocah positif rabies,” terang Widarsa, Rabu (27/7).

Terkait temuan kasus anjing positif rabies di Desa Tegal Badeng Barat, pihaknya telah melakukan penyisiran secara emergency dengan mengambil sample dua ekor anjing. Termasuk memberikan vaksin untuk 18 ekor anjing serta 5 ekor kucing di wilayah sekitar, Kamis (21/7). Hasilnya, dua ekor anjing yang diambil sample dan diduga sempat melakukan kontak dengan seekor anjing yang telah terungkap rabies itu, menunjukkan hasil negatif rabies. Dikatakan, dari bulan Januari hingga Juli ini sudah ada 18 kasus rabies di Jembrana.

Terpisah, Perbekel Tegal Badeng Barat, I Made Sudiana, memastikan bocah kakak beradik korban gigitan anjing rabies sudah menandapatkan VAR. Menurutnya, selain dua korban, Sudiana juga menerima laporan dua orang warganya, Putu Panti, 45, dan Wayan Sinah, 65, di Banjar Anyar  juga tergigit anjing, Senin (25/7). Anjing itu telah diambil samplenya oleh petugas Dinas PPP Jembrana, Rabu kemarin. “Dua korban tergigit anjing yang baru dilaporkan itu masih menunggu hasil sample anjing. Mudah-mudahan negative,” harap Sudiana.

Sebelumnya, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Ni Komang Sastra Wati, 36, dari Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, meninggal di RSUP Sanglah, Denpasar, akibat positif rabies, Kamis (14/7) malam. Korban punya riwayat diserang dan tergigit anjing saat ambil jejahitan (rangkaian janur untuk upacara) di rumah langganannya, Banjar Berawantangi, Desa Tuwed, Melaya, Kamis (7/4). Korban mengalami luka akibat tergigit anjing pada punggung kaki kanan.

Korban yang terluka kemudian dibawa berobat ke Puskesmas Melaya oleh suaminya, I Gede Sukayasa, 40. Meski telah melaporkan jadi korban tergigit anjing yang menyerang tiba-tiba,  petugas hanya membersihkan luka, berikan obat merah lalu luka diperban tanpa mendapatkan vaksin anti rabies (VAR). Dua minggu setelahnya, pada Selasa (19/7), korban mengalami panas dingin. Lagi-lagi diajak berobat ke Puskesmas Melaya. Petugas kesehatan juga tak mencurigai jika korban tergigit anjing rabies. “Hanya diminta kontrol lagi. Katanya, kalau anjing yang menggigit mati, baru kemungkinan rabies,” ungkap Sukayasa saat ditemui di rumah duka, Jumat (15/7).

Setelah hampir tiga bulan tergigit anjing, korban kembali mengalami panas dingin. Karena semakin parah, bahkan disertai kejang-kejang, Sukayasa kembali melarikan istrinya ke Puskemas Melaya, Kamis (14/7). Karena dinilai kondisinya parah, malam itu juga dirujuk ke RSUD Negara. Dari RSUD Negara dirujuk ke RSUP Sanglah. Dalam perawatan itu, korban meninggal pada pukul 23.00 Wita. “Istri saya dinyatakan positif rabies,” ungkap Sukayasa yang kesehariannya sebagai pengepul jejahitan ini. * ode

Komentar