nusabali

Nama Ariadi dan Singyen Mengerucut

  • www.nusabali.com-nama-ariadi-dan-singyen-mengerucut

Sebelumnya ada enam nama yang beredar siap nyalon dalam Musda Golkar Buleleng, namun belakangan empat nama lainnya dikabarkan pilih mundur.

Ada Isu Penjegalan, Sugawa Korry Langsung Membantah

SINGARAJA, NusaBali
Dua nama kandidat calon Ketua DPD II Golkar Buleleng mulai mengerucut jelang gelaran Musyawarah Daerah (Musda) pada 30 Juni 2016 nanti. Dua nama yang santer bakal bersaing adalah putra mahkota dari mantan Bupati Buleleng Putu Bagiada, I Gede Ariadi dan kader militan Golkar asal Desa Patemon, Seririt, Putu Singyen. Keduanya pun mengaku siap bersaing dan sama-sama mengklaim mendapat dukungan syarat minimal untuk nyalon 30 persen dari 14 suara yang diperebutkan.

Dua nama, Ariadi dan Singyen mengerucut dalam pra Musda Golkar Buleleng yang dilaksanakan, Minggu (26/6) siang di Sekratariat DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai, Singaraja. Pra Musda kemarin dipimpin langsung Ketua DPD II Golkar Buleleng, I Nyoman Sugawa Korry yang kini rangkap jabatan sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali. Seluruh Pengurus Kecamatan (PK) di 9 kecamatan hadir dalam pra Musda kemarin, dan jajaran pengurus DPD Golkar Buleleng, termasuk kandidat kuat I Gede Ariadi. Sedangkan kandidat kuat lainnya, Putu Singyen tidak hadir. Pra Musda dilaksanakan agar Musda nanti berjalan lancar, sehingga semua tata tertib dan isi juklak mendapat kesamaan pandangan.

Tadinya ada enam nama yang beredar siap nyalon, yakni Ketut Susila Umbara, Gede Suparmen, Nyoman Gede Wandira Adi, Gede Agra Kumara, dan dua nama Ariadi dan Singyen. Namun belakangan, empat nama lainnya dikabarkan pilih mundur. Bahkan, Susila Umbara terang-terangan sudah menyatakan mundur begitu Ariadi siap dicalonkan. Ariadi sendiri santer diisukan didorong oleh kubu Nyoman Sugawa Korry. Sehingga Susila Umbara yang menjadi bagian dari gerbong Sugawa Korry rela mundur, guna memastikan Ariadi lolos sebagai calon dalam Musda.

Dalam pra Musda juga disepakati syarat minimal dukungan untuk lolos sebagai calon diturunkan dari 5 menjadi 4. Semula syarat minimal dukungan 30 persen dari 14 suara adalah 4,2 dibulatkan ke atas menjadi 5 suara. Dalam pra Musda disepakati, pembulatan ke bawah menjadi 4 suara.

Dalam pra Musda kemarin juga beredar isu penjegalan langkah Singyen, guna mengamankan laju Ariadi. Konon, Singyen bisa terganjal gara-gara syarat pendidikan minimal tidak terpenuhi, yakni S1. Masalahnya ada rumors pengurusan rekomendasi dari DPP akan dipersulit. Karena dalam Juklak, bagi kandidat yang tidak penuhi persyaratan bisa nyalon agar mencari rekomendasi DPP. Hanya saja, proses itu harus dilalui dari DPD kabupaten, dan DPD provinsi.

Ketua DPD II Golkar Buleleng, Sugawa Korry membantah keras isu penjegalan tersebut. Dikatakan, semua proses sesuai dengan mekanisme yang berlaku, dan sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Juklak 05. “Juklak ini sudah lama, kalau ada yang merasa tidak memenuhi persyaratan, kan harus dari awal tahu, tidak ada itu (penjegalan, red). Kalau sudah penuhi persyaratan, monggo, ini organisasi ada aturan. Bahkan, saya mendorong semua kader, sepanjang memenuhi persyaratan,” katanya.

Di tempat terpisah, Putu Singyen yang dikonfirmasi mengaku sudah siap dengan semua persyaratan yang diperlukan. Bahkan Singyen menyebut kekaderannya di Golkar menjadi modal utama bisa lolos.  “Ya namanya mau perang kan harus dari awal siap semuanya. Saya ini bukan orang baru di Golkar, ketika zaman reformasi, saya bertahan di Golkar, dan menjadi Ketua PK Seririt. Saya merasakan bagaimana situasi Golkar waktu itu,” tegas mantan anggota DPRD Buleleng dua periode 2004-2009 dan 2009-2014 ini.

Sementara, Gede Ariadi mengaku, siap maju dengan semangat yang demokratis. Ia pun mengaku fokus menjalin komunikasi dengan 14 pemegang suara. Dikatakan, sejauh ini komunikasinya dengan dengan semua PK, ketua ormas dan organisasi berjalan dengan baik. “Saya menyerahkan sepenuhnya, sesuai mekanisme yang berlaku. Kita lihat nanti saja, seperti apa,” kata Ariadi. 7 k19

Komentar