nusabali

Diduga Serangan Jantung, Satu Peserta Meninggal Saat Berlomba

  • www.nusabali.com-diduga-serangan-jantung-satu-peserta-meninggal-saat-berlomba

Musibah maut terjadi dalam Lomba Pedau Singa serangkaian Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Kamis (23/6) pagi.

Musibah Maut Saat Lomba Pedau Singa Serangkaian Twin Lake Festival 2016 di Danau Buyan

SINGARAJA, NusaBali
 Seorang peserta lomba, I Wayan Winawa, 58, meninggal mendadak saat berlomba di Danau Buyan, diduga akibat serangan jantung. Peristiwa maut yang menewaskan Wayan Winawa, warga Banjar Dinas Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng terjadi Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Korban Wayan Winawa tiba-tiba ambruk di atas Pedau Singa yang tengah berlomba, hingga kemudian meninggal saat timnya masih garis finih di tepi Danau Buyan.

Dalam Lomba Pedau Singa yang digelar untuk kedua kalinya oleh Pemkab Buleleng, Kamis kemarin, korban Wayan Winawa tampil bersama 21 orang lainnya memperkuat Tim Bendega Tamblingan. Tim berkekuatan 22 personel ini terjun mewakili Kecamatan Banjar. Saat musibah terjadi, Tim Bendega Tamblingan yang diperkuat korban Wayan Winawa dapat kesempatan berlomba pertama menghadapi Tim Pedau Singa Dinas Kominfo Buleleng dan Tim Pedau Singa Dinas Kebudayaan-Pariwisata Buleleng.

Terungkap, sebelum berlomba di Danau Buyan, korban Wayan Winawa berangkat dari rumahnya di Desa Munduk dengan dibonceng rekan setimnya, I Wayan Suratma, 50. Menurut kesaksian Wayan Suratma, sejak awal korban sudah mengaku sedang tidak enak badan. Suartma pun sempat menyarakankan korban untuk tidak ikut berlomba, biar posisinya digantikan teman yang lain.

Namun, saran Suratma ditolak korban Wayan Winawa yang mengyatakan sangat ingin mengikuti lomba. “Katanya biar dapat bersama-sama mendayung Pedau Singa beramai-ramai di danau,” kenang Suratma ketika ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Kamis siang.

Suratma tidak menyangka perkataan korban Wayan Winawa sebelum lomba tersebut merupakan kode kebersaman mereka untuk terakhir kalinya. Singkat cerita, perlombaan Pedau Singa di Danau Buyan pun dimulai, Kamis pagi. Saat lomba, korban Wayan Winawa duduk di bangku Pedau nomor dua dari depan.

Awalnya, kata Suratma, semua berjalan baik-baik saja. Namun, memasuki 50 meter menjelang garis finish, tiba-tiba korban Wayan Winawa lemas, lalu jatuh pingsan. Tubuh korban kemudian ditopang Suratma yang duduk di belakangnya, sampai garis finish di tepi Danau Buyan. Tim Pedau Singa Bendega Tamblingan yang diperkuat korban finish tercepat, mengatasi dua lawannya.

Begitu sampai di tepi danau, korban Wayan Winawa yang pingsanj langsung dibawa ke pos medis. Namun sayang, ketika diberikan pertolongan pertama, korban tidak juga sadarakan diri. Bahkan, Wakil Bupati Buleleng yang seorang dokter spesialis kandungan, dr Nyoman Sutjidra SpOG, yang sedang berada di lokasi juga ikut memberikan pertolongan pertama dengan napas bantuan. Namun, hasilnya nihil, karena korba Wayan Winawa sudah tidak bernapas alias meninggal.

Di tengah kepanikan menangani korban Wayan Winawa yang semula disangka hanya pingsan, penonton lomba sempat heboh dan berhamburan. Namun, kodisi tersebut kembali normal dan lomba tetap berlangsung, setelah korban dibawa ke Puskesmas Sukasada II. Dari Puskesmas, jenazah korban selanjutnya dipulangkan ke rumah duka di Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar.

Keluarga korban pun menangis histeris menyambut kedatangan jenazah Wayan Winawa. Istri korban, Ni Wayan Suci, 55, amat terpukul dan tidak percaya kalau suaminya telah meninggal. Kepada NusaBali, Wayan Suci mengatakan pihak keluarga sebenarnya sempat melarang korban Wayan Winawa ikut lomba Pedau Singa di Danau Buyan. Tapi, keinginan dan semangatnya yang kuat untuk berpartisipasi, mengalahkan saran dari istri dan anak-anaknya.

“Kami sebetulnya sudah melarang Bapak (korban) ikut lomba, karena dia baru saja sembuh. Baru 15 hari lalu Bapak pulang dari rumah sakit, tapi almarhum tetap saja kekeh (ngotot) mau ikut lomba pedau Singa,” tutur Wayan Suci di rumah duka, Kamis kemarin.

Menurut Wayan Suci, almarhum suaminya memang memiliki riwayat sakit jantung yang diderita sejak beberapa tahun silam. Akhir-akhir ini, kondisinya sering drop. Wayan Suci sendiri mengaku tidak ada firasat buruk sebelum kepergian sang suami buat selama-lamanya. Saat ini, pihak keluarga sedang berembuk soal dewasa ayu pemakaman jenazah Wayan Winawa.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra kemarin langsung menyambangi keluarga korban Wayan Winawa di rumah duka. Wabup Sutjidra datang ke rumah duka dengan didampingi sejumlah pimpinan SKPD Pemkab Buleleng. Menurut Sutjidra, korban sudah langsung menghembuskan napas terakhirnya saat timnnya finish di tepi danau.

Meski kejadian maut tersebut murni musibah, bukan kecelakaan akibat perlombaan, menurut Sutjidra, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi terkait kriteria peserta lomba Pedau Singa. Terutama, kriteria dari segi usia dan kesehatan. “Ke depan, kejadian ini akan dijadikan bahan evaluasi. Mungkin harus dilakukan cek kesehatan peserta sebelum memulai perlombaan,” jelas politisi PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini. 7 k23

Komentar