nusabali

Gus Adhi dan Demer Masuk List DPP Golkar

  • www.nusabali.com-gus-adhi-dan-demer-masuk-list-dpp-golkar

Targetkan pengurus DPP Golkar terbentuk dalam tiga hari ke depan, Setya Novanto jamin para Caketum terakomodasi

Nurdin Ditolak Jadi Ketua Harian

JAKARTA, NusaBali
Sempat dikabarkan mengerucut ke AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi dan Wayan Geredeg, kini berupah lagi formasi kader Beringin dari Bali yang disebut-sebut lolos ke kursi DPP Golkar 2016-2019. Kali ini, muncul nama Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mendampingi Gus Adhi.

Informasi soal munculnya nama Gus Adhi dan Demer ini disampaikan mantan Ketua Organizing Committee (OC) Munaslub Golkar 2016, Zainudin Amali, kepada NusaBali di Jakarta, Selasa (24/5). Gus Adhi merupakan politisi Golkar asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kini anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali. Sedangkan Demer adalah politisi asal desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali.

"Nama-nama pengurus belum selesai dibahas. Kami mencari struktur ideal dan meng-akomodir kader-kader yang memiliki potensi. Dari Bali, saya lihat di daftar ada dua nama anggota DPR RI Dapil Bali yakni Gede Sumarjaya Linggih dan Bagus Adhi Mahendra," ujar Zainudin yang ditemui seusai rapat Komisi I DPR di Senayan, Jakarta.

Ketika disinggung apakah Gus Adhi dan Demer diusulkan oleh kubunya masing-masing, Zainudin menegaskan sudah tak ada lagi kubu-kubuan di Golkar. Sekarang Golkar sudah menyatu. Hal tersebut tercermin dalam Munaslub Golkar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 14-17 Mei 2016 lalu, kepanitian berasal dari dua kubu (Munas Nusa Dua di mana Gus Adhi bergabung dan Munas Ancol di mana Demer bergabung).

Karena itu, kata Zainudin, dalam penyusunan pengurus DPP Golkar 2016-2019 hasil Munaslub 2016 pun, tim formatur mengakomodasi potensi semua kader. "Nama dua anggota DPR Dapil Bali (Gus Adhi dan Demer) masuk. Mereka diusulkan oleh tim Setya Novanto (Ketua Umum DPP Golkar terpilih, Red)," terang Zainudin.

Selain dua nama tersebut, Zainudin mengaku belum mengetahui siapa saja kader Beringin dari Bali yang diusulkan masuk pengurus DPP Golkar. "Untuk nama-nama dari Bali lainnya, saya kurang tahu. Saya hanya melihat dua nama itu. Namun, posisinya sebagai apa, belum ditentukan," katanya.

Sebelumnya, Ketua DPOD I Golkar Bali Ketut Sudikerta yang bertindak selaku anggota formatur, mengaku akan usulkan empat nama kader dari Bali ke struktur DPP Golkar. Selain Gus Adhi dan Demer, juga diusulkan nama Wayan Geredeg (mantan Bupati Karangasem dua kali periode yang kini masih menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem) dan Putu Yuda Suparsana (politisi asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kini fungsionaris DPD I Golkar Bali).

Namun, belakangan sempat santer beredar hanya dua nama kader dari Bali yang me-ngerucut masuk DPP Golkar, yakni Gus Adhi dan Wayan Geredeg. Bahkan, Koordinator Forum Ketua DPD II Golkar se-Bali, Nyoman Sugawa Korry, sempat minta cukup satu nama saja yang diajukan ke DPP Golkar, yaiti Wayan Geredeg. Ini membuat kubu Demer gerah dan menuntut Sudikerta konsisten ajukan empat nama kader dari Bali.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Golkar terpilih, Setya Novanto, menyatakan ke-pengurusan akan rampung dibentuk tim formatur dalam tiga hari ke depan. "Formatur sekarang sudah urus. Mudah-mudahan, dalam dua-tiga hari ini selesai," ujar Novanto seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa kemarin.

Novanto juga memastikan 7 Caketum yang sebelumnya bersaing dengan dirinya di Munaslub akan masuk dalam kepengurusan DPP Golkar, namun belum ditetapkan posisinya. "Sudah, semua dari timnya Pak Ade, dari Pak Airlangga ada, dari Pak Aziz ada. Ada beberapa ya, banyak juga. Pokoknya ini kan rekonsisliasi, jadi semuanya kita ikutkan," katanya.

“Saya sudah minta kepada tim formatur, semua dari Pak Ade Komarudin masuk, dari Pak Airlangga masuk, dari Pak Mahyudin juga masuk, ya semua," imbuh Ketua Fraksi Golkar DPR ini. Tujuh (7) Caketum yang dimaksud tersebut masing-masing Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, Priyo Budi Santoso, Mahyudin, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, dan Syahrul Yasin Limpo.

Di sisi lain, para loyalis Ade Komarudin tolak Nurdin Halid sebagai Ketua Harian DPP Golkar yang ditunjuk Setya Novanto. Bukan hanya Nurdin Halid yang ditolak, tapi juga dua pejabat strategis lainnya yang ditunjuk Novanto, yakni Idrus Marham sebagai Sekjen DPP Golkar dan Robert Joppy Kardinal sebagai Bendahara Umum DPP Golkar.

"Ketua Harian, Sekjen, dan Bendahara Umum bukan produk Munaslub, harus produk formatur. Dan, formatur kan belum selesai. Tidak boleh seolah-olah sudah terpilih Ketua Harian, Sekjen, dan Bendahara Umum," ujar Tim Pemenangan Caketum Ade Komarudin, Ahmadi Noor Supit, kepada detikcom di Jakarta, Selasa kemarin.

Noor Supit menyatakan, yang disahkan di Munaslub hanyalah Novanto sebagai Ketua Umum DPP Golkar dan Aburizal Bakrie selaku Ketua Dewan Pembina Golkar. Di luar itu, posisi masih bisa berubah. "Ya, bisa berganti," katanya.

Sebagai salah satu tokoh sentral di Golkar, Nurdin Halid memang pernah menuai penolakan ketika dia ditunjuk sebagai Ketua Steering Committee (SC) Munaslub. Kini, penolakan berlanjut ketika Nurdin diberi jabatan Ketua Harian DPP Golkar. "Tampaknya selama ini memang begitu (ada penolakan)," kata Noor Supit.

Karena itu, Noor Supit meminta formatur berhati-hati dalam memilih kader di tiap jabatan. Kader tersebut harus bisa meraih kepercayaan publik agar citra Golkar ter-pulihkan. "Itu kita serahkan ke formatur untuk bisa melihat dengan arif dan bijak. Trust juga dibutuhkan karena harapan kita, kita perlu melihat Golkar lebih baik. Itu akan terlihat di susunan kepengurusan." 7 k22

Komentar