nusabali

Tamasya Siswa Bukan Sekadar Tour

  • www.nusabali.com-tamasya-siswa-bukan-sekadar-tour

Utamakan mengajak siswa ke tempat-tempat menarik, namun sarat nilai-nilai pendidikan.

SINGARAJA, NusaBali
Memasuki akhir semester tahun ajaran 2016 ini, para siswa dari semua jenjang pendidikan di Buleleng khususnya, ramai merencanakan tamasya. Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Gede Suyasa mengingatkan kepada semua sekolah agar pelaksanaan tamasya tidak sekadar rekreasi. Kegiatan ini harus mendukung perkembangan ilmu pengetahuan untuk siswa.

Menanggapi munculnya isu tamasya sebagai ‘proyek’ para guru dan kepala sekolah, kata Suyasa, Disdik siap untuk mengambil sikap jika ada kasus seperti itu. “Tamasya ini harus persetujuan Komite. Jika salah satu tidak setuju, itu tidak bisa dilaksanakan,” ujarnya, Minggu (22/5).

Kata dia, seluruh kegiatan sekolah termasuk berwisata akhir semester mesti dirancang melalui Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) setiap awal tahun pelajaran. Program tersebut dapat berjalan apabila pihak sekolah komite sama-sama menyetujuinya.

Dalam pelaksanaan tour, Suyasa juga mengharapkan agar pihak sekolah jeli memikirkan tempat tujuan yang akan dikunjungi. Diutamakan, mengajak siswanya ke tempat-tempat menarik, namun sarat nilai-nilai pendidikan di dalamnya. “Sehingga tidak hanya untuk berekreasi,” tegasnya.

Ia mencontohkan sekolah mengajak siswanya mengunjungi Balai Subak, sebagai museum penyimpanan alat pertanian di Bali. Dari kunjungan tersebut sebaiknya setiap siswa diminta untuk membuat laporan kecil. Sehingga dari kegiatan tersebut siswa dan guru mendapatkan manfaat tambahan.

Selain itu pihaknya menegaskan dalam pelaksanaan tour sekolah agar menghindari proyek pencarian untung. Jika terjadi hal tersebut dapat menjadi temuan pelanggaran oleh pihak sekolah. Namun pihaknya untuk menangani kasus tersebut akan melihat terlebih dulu sejauh mana pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dikenakan sanksi pelanggaran PP No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Suyasa menambahkan, jika kasus tersebut benar ditemukan dengan bukti yang akurat, pihaknya tidak akan segan-segan memberikan teguran lisan dan tertulis. Jika kasusnya parah, risikonya bisa penurunan jabatan hingga pemindahan oknum yang terbukti bersalah. 7 k23

Komentar