nusabali

Gerindra ‘Kabur’ dari Plot Golkar-Demokrat

  • www.nusabali.com-gerindra-kabur-dari-plot-golkar-demokrat

Skenario tarung head to head antara koalisi parpol vs PDIP (plus NasDem) di Pilkada Buleleng 2017, terancam berantakan.

Pilih Bergandengan dengan Hanura

SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, Gerindra dikabarkan kabur dari koalisi parpol yang dirancang Golkar-Demokerat, lalu bergandengan dengan Hanura untuk mengusung paket calon.

Informasi di lapangan, Gerindra pilih kabur dari koalisi yang digagas bersama Golkar-Demokrat, atas pertimbangan agar bisa usung kader sendiri sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng. Kader yang hendak diusung jadi Cabup Buleleng itu adalah Ketua DPC Gerindra Buleleng, Jro Nyoman Ray Yusha. Sedangkan poisisi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng pendamping Ray Yusha nanti diambil dari Hanura. 

Jika tetrap bertahan dalam koalisi bersama Golkar-Demokrat, Gerindra disebut-sebut kecil kemungkinan dapat jatah posisi Cabup Buleleng. Sebab, selama ini pisisi Cabup Buleleng dari parpol koalisi santer dikabarkan akan jatuh ke tangan Ketut Rochineng, kandidat non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt yang kini Kepala badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng. Ketut Rochineng masuk melalui kendaraan Golkar. Bahkan, untuk berebut posisi Cabup Buleleng di koalisi parpol pun, Ray Yusha beraing denhan kader-kader Demokrat, termasuk Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Herryani.

Isu kaburnya Gerindra dari rencaangan koalisi bersama Golkar-Demokrat ini santer beredar pasca digelarnya Musyawarah Cabang (Muscab) Hanura Buleleng di Denpasar, Minggu (1/5) lalu. Muscab tersebut mengantarkan I ketut Wirsana ke kursi Ketua DPC Hanura Buleleng. pasca naiknya Ketut Wirsana, Hanura dan Gerindra sepakat bergandengan dan berkialisi untuk mengusung paket calon ke Pilkada Buleleng, 15 Februari 2015 mendatang.

“Ini (Gerindra bergandengan dengan Hanura, Red) bisa terjadi karena rancangan koalisi Golkar-Demokrat-Gerindra belum kunjung terwujud sampai sekarang. Di samping itu, Gerindra sendiri sejak awal memastikan ingin mengusung Ray Yusha sebagai Cabup Buleleng,” ujar sumber NusaBali di lingkaran Partai Hanura, Selasa (3/5).

“Bisa jadi koalisi Gerindra-Hanura ini akan terwujud nanti, karena Ray Yusha (Ketua DPC Hanura yang mantan Cabup Buleleng di pilkada 2007) juga tidak dapat kepastian diusung atau tidak jika partainya masuk barisan koalisi Golkar-Demokrat-Gerindra,” lanjut sumber tersebut.

Jika Gerindra-Hanura benar-benar bergandengan usung paket calon, maka Pilkada Buleleng 2017 kemungkinan akan diwarnai tarung segitiga pasangan calon yang diusung parpol atau gabungan parpol. Gerindra-Hanura yang kemungkinan usung Ray Yusha sebagai Cabup Buleleng, maju ke Pilkada 2017 dengan modal politik awal 12 kursi DPRD Bulelemg hasil Pileg 2014 (atau kuasai 26,66 persen suara parlemen). Rinciannya, 6 kursi DPRD Buleleng (13,33 persen suara parlemen) milik Gerindra dan 6 kursi DPRD Buleleng (13,33 persen suara parlemen) milik Hanura.

Kedua, koalisi Golkar-Demokrat-PPP yang kemungkinan usung Ketut Rochineng sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017. Koalisi parpol ini maju tarung ke Pilkada 2017 dengan modal politik awal 14 kursi DPRD Buleleng hasil Pileg 2014 (kuasai 30,12 persen suara parlemen). Rinciannya, 7 kursi DPRD Buleleng (15,57 persen suara parlemen) milik Golkar, 6 kursi DPRD Buleleng (13,33 persen suara parlemen) milik Demokrat, dan 1 kursi DPRD Buleleng (2,22 persen suara parlemen) milik PPP.

Ketiga, PDIP-NasDem yang usung pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyomnan Sutjidra (PAS-Sutji) sebagai Cabup-Cawabup Buleleng ke Pilkada 2017. PDIP-NasDem maju ke Pilkada 2017 dengan modal politik awal 19 kursi DPRD Bu-leleng hasil Pileg 2014 (kuasai 42,22 persen suara parlemen). Rinciannya, 15 kursi DPRD Buleleng (33,33 persen suara parlemen) milik PDIP dan 4 kursi DPRD Buleleng (8,89 persen suara parlemen) milik NasDem.

Sementara itu, Jro Nyoman Ray Yusha tidak menampik maupun mengiyakan isu kalau Gerindra keluar dari rancangan koalisi bersama Golkar-Demokrat, selanjutnya bergandengan dengan Hanura. Menurut politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Ku-butambahan, Buleleng ini, Gerindra tetap menjalin komunikasi politik dengan semua parpol terkait Pilkada Buleleng 2017.

“Ah, siapa bilang itu (Gerindra keluar dari koalisi Golkar-Demokrat)? Ya, kalau ko-munikasi, Gerindra sejak awal berkomunikasi dengan partai lain, baik Hanura, Golkar, maupun Demokrat. Tapi sampai saat ini saya belum bertemu dengan tim, karena saya baru datang dari Jakarta,” ujar Ray Yusha saat dikonfirmasi NusaBali per tekepon, tadi malam.

Disinggung soal pertemuan sebelumnya dengan Golkar-Demokrat-PPP-PAN dalam rangka membahas koalisi, Ray Yusha beranggapan itu pertemuan yang biasa, sebagai komunikasi politik. “Bagi saya, itu (pertemuan dengan Golkar dan Demokrat) hal yang biasa-biasa saja. Karena komunikasi politik dengan siapa saja, kan hal biasa itu,” tandas mantan birokrata Kementerian PU ini.

Sedangkan Ketua DPC Hanura Buleleng, Ketut Wirsana, membantah keras isu partainya bergandengan dengan Gerindra ke Pilkada 2017. Menurut Wirsana, sejauh ini Hanura masih memperpanjang pendaftaran calon, sesuai petunjuk dari DPD Hanura Bali.

“Belum…, belum..., tidak ada itu. Bicara saja tidak, apalagi ketemuaan (Hanura dan Gerindra). Kami sekarang fokus memperpanjang pendaftaran calon hingga tanggal 9 Mei 2016 nanti, sesuai petunjuk DPD Hanura Bali,” tandas politisi Hanura asal Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Hanura sendiri membuka pendaftaran bakal calon untuk Pilkada Buleleng 2017, sejak awal April 2016 lalu. Namun, pendaftaran itu kembali dipertegas pasca Muscab Hanura dengan memperpanjangnya hingga 9 Mei 2016 nanti. Hingga Selasa kemarin, belum satu pun formulir pendaftaran di Hanura laku.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin, Ketua DPD II Golkar Buleleng Nyoman Sugawa Korry membantah kalau Gerindra kabur dari rancangan koalisi. Selaku pengagas koalisi, Sugawa Korry menegaskan Gerindra masih berada dalam rencana koalisi parpol. “Masalah Gerindra gabung ke Hanura, saya tidak tahu. Yang jelas, Gerindra masih tetap menjalin komunikasi dengan kita. Rencananya, Senin depan kita akan bertemu kembali membahas MoU koalisi (Golkar-Demokrat-Gerindra, Red),” jelas Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali.

Menurut Sugawa Korry, draft MoU koalisi itu sudah disampaikan kepada Demokrat dan Gerindra. Hanya saja, karena kesibukan, maka pembahasan MoU koalisi harus ditunda hingga Senin depan. “Ini kan baru draft, tadinya kita mau bahas secepatnya. Kita hanya bisa mengusulkan, nanti tetap rekomendasi dari DPP partai masing-masing,” tegas politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPRD Bali ini. 7 nat

Komentar