nusabali

Ciptakan Robot dari Bekas Stik Es Krim

  • www.nusabali.com-ciptakan-robot-dari-bekas-stik-es-krim

SDN 4 Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung membuat terobosan dengan mencipakan robot manual berbentuk eskavator dari bekas stik es krim

Inovasi Guru Abdi Bergaji Rp 300.000 di SDN 4 Kusamba

SEMARAPURA, NusaBali
Pembuatan robot ini digagas oleh Sadhu Gunawan, 34, seorang guru abdi bidang Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) di SDN 4 Kusamba yang hanya bergaji Rp 300.000 sebulan.

Robot manual berwujud eskavator dari bahan stik es krim karya SDN 4 Kusamba ini berukuran panjang 50 centimeter dan tinggi 30 meter, digerakkan dengan tenaga pegas. Robot tersebut menggunakan 100 batan stik es krim, dengan dipasang 10 spet dan 4 selang.

Teori dan cara kerjanya sederhana: spet yang diisi air dihubungkan dengan selang berisi air. Ketika satu ujungnya ditarik, maka ujung satunya lagi akan mengatup dan sebaliknya. Sehingga, robot ini bisa bergerak untuk mengangkut barang mini di depannya.

Untuk mewujudkan idenya ini, Sadhu Gunawan mengajak 8 siswa berprestasi dari Kelas V SDN 4 Kusamba untuk merakit robot. Mereka masing-masing I Putu Dhivana Putra Tangkas Kori Agung, I Kadek Adi Swarina, I Putu Gede Dedi Prajantara, Ketut Bagus Janpriya Widyatmika, Kadek Ryan Sudiastana, Putu Surya Pramana Sudipa, Dewa Gede Purnama Putra, dan Putu Gede Pradnyana Wibawa. Mereka membutuhkan waktu hampir sebulan untuk proses pembuatan robot manual, sejak awal April 2016 lalu.

Menurut Sadhu Gunawan, ide membuat robot ini muncul secara spontan ketika dirinya melihat para siswa gemar bermain ‘tepuk’ menggunakan stik es krim. Setelah para siswa usai bermain, banyak sampah stik es krimberserakan. Sadhu Gunawan lantas mengumpulkan stik es krim tersebut. Dari situ kemudian muncul gagasan untuk menjadikan stik es krim sebagai robot dengan menggunakan tenaga pegas.

“Ilmu itu saya dapatkan ketika duduk di bangku SMA,” ujar Sadhu Gunawan, guru abdi asal Banjar Sengguan, Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan yang alumnus SMA Pariwisata Dawan saat ditemui NusaBali di SDN 4 Kusamba, Senin (2/5).

Menurut Sadhu Gunawan, berbagai kendala sempat menghadang saat proses pembuatan robot dari stik es krim bersama 8 siswanya. Kendala itu, antara lain, dalam menggerakkan mesin dengan tenaga pegas dari spet, di mana beberapa kali stik sempat patah karena rapuh.

Kendala lainnya, Sadhu Gunawan bahkan sempat dicurigai sebagai pengguna narkoba ketika mencari beberapa spet ke salah satu bidan di kawasan Kecamatan Dawan. “Ya, saya sempat dikira pengguna narkoba. Setelah saya jelaskan spet untuk membuat robot, akhirnya dikasi sama bidan,” kenang Sadhu Gunawan.

Nah, berkat kegigihan dan semangat pantang menyerah, akhirnya Sadhu Gunawan bersama 8 siswa SDN 4 Kusamba bisa menyelesaikan robot manual berbentuk eskavator mini. Beberapa kali digerakkan, robot berbahan stik es krim itu bisa berfungsi dengan baik. Begitu selesai dibuat, pihak sekolah langsung mengunggah ke media sosial (facebook) robot edisi perdana karya Sadhu Gunawan. “Ini merupakan karya perdana kami,” tutur Sadhu Gunawan.

Sadhu Gunawan berharap keberhasilannya memanfaatkan sampah stik es krim menjadi robot ini bisa memberikan inspirasi bagi para siswa untuk mampu memanfaatkan limbah lainnya disulap menjadi benda berharga. Ke depannya, Sadhu Gunawan juga berencana mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Kini dia sudah menyiapkan bahan-bahan dan alatnya. “Nanti kalau sudah selesai, baru saya sampaikan,” katanya.

Jika ini berhasil, sungguh sebuah prestasi dan kebanggaan bagi Sadhu Gunawan, yang lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga kurang mampu. Sadhu Gunawan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan I Komang Sarjana dan Ni Komang Astini. Ayahnya, Komang Sarjana, sudah meniggal beberapa tahun silam. Sedangkan ibundanya, Komang Astini, menderita gangguan kejiwaan sejak Sadhu Gunawan masih balita.

Bahkan, ketika menyusui balita Sadhu Gunawan kala itu, ibundanya yang menderita gangguan kejiwaan harus dipegangi dalam kondisi tangan terikat untuk menghindari hal-hal yang tidak diingikan. “Sejak kecil, saya sudah disemangati almarhum Bapak agar kelak menjadi seorang guru,” kenang Sadhu Gunawan.

Berkat semangat dan keuletannya, Sadhu Gunawan kemudian bisa masuk SMA bahkan hingga kuliah ke Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP PGRI Bali di Denpasar. “Biaya kuliah menggunakan uang pensiun Bapak saya yang dulunya juga seorang guru,” tutur Sadhu Gunawan, yang kini dikaruniai seorang anak, I Gede Agus Mahayana, 6 (duduk di bangku TK) hasil pernikahannya dengan Ni Made Sri Muliasih.

Setelah tamat dari IKIP PGRI Bali, Sadhu Gunawan langsung mengabdi sebagai guru olahraga di salah satu SD kawasan Desa Dawan Kaler. Dia mengajar di sana selama 3 tahun, dengan gaji hanya Rp 150.000 per bulan. Kemudian, Sadhu Gunawan mendapatkan informasi kalau SDN 4 Dawan membutuhkan guru olahraga. Setelah beberapa tahun mengabdi sebagai guru olahraga, dia pun dipindah mengjar sebagai guru abdi budang Seni Budaya dan Kesenian di SDN 4 Dawan.

“Saya sudah 5 tahun mengabdi sebagai guru di SDN 4 Kusamba. Saya berharap Pemkab Klungkung bisa mengangkat saya menjadi guru kontrak,” harap Sadhu Gunawan, yang mengaku hanya dapat honor Rp 300.000 per bulan untuk pengabdiannya di SDN 4 Kusamba.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 4 Kusamba, I Wayan Sukarjana, mengaku sangat bangga memiliki guru abdi seperti Sadhu Gunawan. Meskipun gajinya hanya Rp 300.000 sebulan, Sadhu Gunawan tetap bersemangat untuk berkarya dan berinovasi. “Gaji itu (sebesar Rp 300.000 sebulan) sudah sesuai ketentuan pengolalaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” tandas Kasek Sukarjana, Senin kemarin.

Di sisi lain, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta sempat terjun ke SDN 4 Kusamba, Senin kemarin, untuk menyaksikan langsung robot dari stik es krim karya Sadhu Gunawan. Wabup Made Kasta mengapresiasi kegigihan sang guru abdi dalam berinovasi. Wabup Kasta pun berjanji akan memperjuangkan Sadhu Gunawan menjadi guru kontrak. “Dengan melihat prestasinya, kami tentu akan memperjuangkannya,” janji politisi Gerindra ini. 7 w

Komentar