nusabali

Polisi Tembak Diri hingga Tewas

  • www.nusabali.com-polisi-tembak-diri-hingga-tewas

Korban Bripka Made Suartawan yang berdinas di Sat Narkoba Polres Karangasem tembak diri tewas di depan istri dan ayahnya, Senin dinihari

Bripka Suartawan Ulahpati Saat Cekcok dengan Istri

AMLAPURA, NusaBali
Anggota Polri yang berdinas di Satuan Reserse Narkoba Polres Karangasem, Bripka I Made Suartawan, 33, mengakhiri hidup dengan cara teramat tragis. Gara-gara cekcok dengan sang istri, Ni Putu Ayu Ekawati, 29, Bripka Made Suartawan nekat bunuh diri dengan menembak kening menggunakan senjata pistol di rumahnya kawasan Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (2/5) dinihari.

Informasi di lapangan, insiden maut yang merenggut nyawa korban Bripka Made Suartawan terjadi Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Saat cekcok dengan sang istri, korban langsung acungkan senjata pistol, lalu tewas bersimbah darah dengan hanya sekali tembakan di keningnya.

Insiden maut ini terjadi hanya berselang 30 menit setelah korban Bripka Made Suartawan pulang dari kerja. Korban diketahui tiba di rumahnya, Senin dinihari sekitar pukul 01.30 Wita, dengan mengenakan kaos putih dan celana jeans.

Begitu tiba di rumah, polisi berusia 33 tahun ini langsung masuk ruang tamu, selanjutnya menggedor kamar istrinya, Ni Putu Ayu Ekawati. Ternyata, kamar istrinya terkunci dari dalam. Korban pun berteriak sambil memanggil istrinya, untuk menanyakan soal pekerjaan yang dilakukan seharian. masalahnya, pakaian dinas korban ternyata belum dicuci.

Sang istri, Putu Ayu Ekawati, pun langsung terbangun dari tidurnya, kemudian membuka pintu. Saat itu pula, sang istri menjelaskan bahwa selama seharian, Minggu (1/5), dia membuat jajan. Tak lama berselang, sekitar pukul 01.45 Wita, Ayu Ekawati diusir sang suami agar kembali ke rumah asalnya.

Cekcok tidak berhenti sampai di situ. Korban Bripka Made Suartawan bahkan sempat memukul istrinya di bagian telinga kanan. Lalu, sang istri, Ayu Ekawati, diancam akan dibunuh. Karena ancaman dibunuh itu, Ayu Ekawati ketakutan. Perempuan berusia 29 tahun ini kemudian keluar, sembari mencari perlindungan ke rumah mertuanya I Komang Sudarta, 70 (ayah dfari Bripka Made Suartawan) yang masih dalam satu pekarangan pada jarak sekitar 10 meter ke arah selatan.

Kemudian, Bripka Suartawan membuntuti istrinya, Ayu Ekawati, sambil terus terlibat cekcok mulut. Saat cekcok itu pula, Bripka Suartawan memasukkan peluru ke senjata pistolnya. Ayah korban, Komang Sudarta, pun terbangun karena putranya yang jadi polisi cekcok dengan sang menantu.

Ketika saksi Komang Sudarta bangun dari tidurnya, Bripka Suartawan yang notabene putranya sudah mengacungkan pistol seraya mengancam bunuh diri. Komang Sudarta pun berupaya merebut pistol dari tangan putranya. Sayang, fisik pekak (kakek) berusia 70 tahun ini tak mampu mengimbangi kekuatan fisik Bripka Suartawan yang seorang polisi.

Sempat terjadi aksi rebutan pistol itu, mengakibatkan satu peluru terjatuh. Saksi Komang Sudarta mengira semuanya sudah aman. Tapi, begitu putranya, Bripka Suartawan, melangkah 5 meter ke tengah halaman pekarangan di antara dua rumah semi permanen, terdengar bunyi sekali tembakan. Tiba-tiba, Bripka Suartawan terlihat sudah tersungkur bersinbah darah, dengan luka tembak di kening.

Begitu suaminya terkapar bersimbah darah akibat tembak kening sendiri, Ayu Ekawati langsung menangis histeris sambil memeluk dua putrinya, Ni Wayan Arsita Ramayani Swartawan, 7, dan Ni Kadek Arista Damayanti, 5. Ibu dua anak yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan sebuah bank ini langsung lunglai, hingga dipapah ke dalam rumah agar lebih tenang.

Insiden maut yang merenggut nyawa korban Bripka Suartawan kemudian dilaporkan ke polisi. Petugas kepolisian dari Polsek Abang dan Polres Karangasem pun terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi. Kapolsek Abang, AKP I Nyoman Sugitayasa, juga ikut terjun.

Senin subuh sekitar pukul 05.00 Wita, petugas kepolisian mengangkut jenazah Bripka Suartawan ke RSUD Karangasem untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari RSUD Karangasem, jenazah polisi korban tembak kening ini dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar untuk diotopsi dan dikeluarkan pelurunya yang masih bersarang di bagian kening.

Kapolres Karangasem, AKBP Sugeng Sudarso, menyatakan korban Bripka Suartawan yang tewas bunuh diri dengan tembak kening, selama ini memang pegang senjata pistol selaku anggota Polri. Seperti anggota lainnya, Bripka Suartawan juga rutin menjalani tes psikologi. Terakhir, korban menjalani tes psikologi, sepekan lalu.

Menurut Kapolres Sugeng Sudarso, selama ini kondisi kejiwaan Bripka Suartawan cukup stabil. Pihaknya membantah jika korban Bripka Suartawan dikatakan stres akibat menanggung beban kerja cukup berat dengan target menangkap pelaku kejahatan narkoba.

“Bukan, ini tidak ada hubungannya dengan beban kerja. Operasi Bersinar 2016 itu bukan saja melibatkan anggota dari Sat Resnarkoba, tapi juga anggota dari satuan lainnya,” jelas Kapolres Sugeng Sudarso saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.

Yang jelas, menurut Kapolres Sugeng Sudarso, pihaknya masih menyelidiki dan melakukan pendalaman terkait faktor penyebab aksi ulahpati Bripka Suartawan. Juga diselidiki apakah semata karena faktor keluarga atau ada pengaruh minuman beralkohol dan sebagainya? “Tiga hari sebelum meninggal, korban (Bripka Suartawan) disebutkan sempat tidak pulang. Ini masih didalami,” katanya.

Otopsi jenazah polisi korban tembak kening itu sendiri sudah dilakukan tim medis di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Senin pagi. Menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi, berdasarkan hasil otopsi ditemukan luka tembak tembus pertengahan dahi. "Luka tembak tersebut yang mengakibatkan kerusakan otak," ungkap dr Dudut saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di RS Sanglah, Senin kemarin.

Disebutkan dr Dudut, peluru bersarang di otak kecil bagian kanan korban. Namun, pihaknya belum dapat mengidentifikasi jenis peluru yang digunakan korban untuk tembak dirfi. Pasalnya, bentuk peluru sudah berubah. "Kami sudah mengirimnya ke Labfor untuk mengetahui jenis pelurunya," tandas dr Dudut.

Jenazah korban Bripka Suartawan sendiri sudah dipulangkan dari RS Sanglah dan tiba di rumah duka di Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Pakraman Tiyingtali, Kecamatan Abang, tadi malam pukul 19.00 Wita. Rencananya, jenazah polisi korban tembak diri ini akan dimakamkan di Setra Desa Pakraman Tiyingtali pada Radite Pon Prangbakat, Minggu (8/5) depan, diawali dengan upacara dinas kepolisian.

Sementara itu, istri korban, Putu Ayu Ekawati, belum bisa dimintai keterangan secara detail masalah cecok berujung maut yang merenggut nyawa suaminya. Saat NusaBali berkunjung ke rumah duka, Senin kemarin, ibu dua anak ini masih sangat terpukul atas kenmatian tragis suaminya. Beberapa kali dia mendadak menjerit menangis sambil memeluk kedua putrinya di teras rumah.

“Tiyang sing bisa bene jani sing ngelah kurenan, kenken nasib panake ene. Pak, ene ada petugas polisi liu jumah tinggalin malu (Saya tidak bisa rasanya sekarang tidak punya suami, Ayu Ekawati.

Sedangkan ayah korban, Komang Sudarta, mengaku selama ini pihaknya tidak banyak ikut campur masalah keluarga anaknya. “Saya selama ini tak pernah ikut campur masalah keluarga anak saya. Cekcok dengan istrinya sebelum tembak kening itu sebetulnya juga tidak terlalu hebat. Sebelum musibah, saya tidak ada firasat apa pun,” tutur Komang Sudarta sembari menyebut, korban Bripka Suartawan meripakan putra ketiga dari empat anaknya. 7 k16,cr63



Komentar