nusabali

Sempat 3 Kali Bawa Surat Panggilan Pelaku

  • www.nusabali.com-sempat-3-kali-bawa-surat-panggilan-pelaku

Kematian tragis Brigadir AA Putu Sudiarta, 39, anggota Buser Polsek Kuta Utara yang tewas di tangan bule Prancis.

Brigadir AA Sudiarta, Polisi yang Tewas Ditikam Petarung MMA

DENPASAR, NusaBali
Amokrane Sabet, 49, saat eksekusi penangkapan pelaku, Senin (2/9) pagi, menyisakan sederet cerita. Salah satunya, sebelum tewas mengenaskan, Brigadir Sudiarta sempat tiga kali dapat tugas dari atasannya untuk membawa surat perintah pemanggilan pelaku.

Kisahnya, jajaran Polsek Kuta Utara awalnya menerima laporan masyarakat terkait ulah pelaku Amokrane yang kerap bikin onar dan meresahkan warga di sekitar tempatnya tinggal di kawasan Pantai Berawa, Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kevamatan Kuta Utara. Laporan itu masuk Kamis (7/4) malam pukul 20.45 Wita. Berdasar laporan itu, polisi menyurati pelaku Amokrane yang petarung Mixed Martial Arts (MMA).

Tercatat tiga kali kepolisian melayangkan surat pemanggilan untuk pelaku Amrokane. Uniknya, surat perintah pemanggilan pelaku selalu dibawa oleh Brigadir Sudiarta. Pelaku tidak pernah mau menggubis panggilan itu. Justru pelaku sempat merobek surat pemanggilan di depan Brigadir Sudiarta. "Yang selalu membawa surat perintah pemanggulan itu adalah korban (Brigadir Sudirata). Dia menyaksikan langsung bagaimana pelaku (Amrokane) merobek surat itu," ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Senin kemarin.

Meski tiga kali dipanggil terkait laporan warga atas tuduhan bikin onar, pelaku Amrokane tidak pernah memenuhi panggilan polisi. Kemudian, Senin kemarin, ada upaya eksekusi penangkapan pelaku Amrokane atas permintaan pihak Imigrasi Bandara Ngurah Rai. Masalahnya, pelaku Amrokane melanggar izin tinggal di Bali yang harusnya sudah berakhir per September 2015 lalu. Ternyata, pelaku nekat menikam korban Brigadir Sudiarta hiungga tewas saat dilakukan upaya penangkapan di vilanya kawasan pantai Berawa. Pelaku pun langsung ditembak mati tim gabungan.

Kapolda Bali, Irjen Sugeng Priyanto, menyatakan korban Brigadir Sudiarta gugur saat melaksanakan tugas. Untuk itu, kepolisian akan memberikan santunan dan juga kenaikan pangkat kepada Brigadir AA Putu Sudiarta, anggota Polri asal Banjar Bhuana Agung, Kelurahan padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini. “Ada sumbangan dan penghargaan bagi anggota yang gugur saat bertugas,” jelas Kapolda Sugeng Priyanto, Senin kemarin.

Korban Brigadir Sudiarta sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Jero Saraswati, 36, serta tiga orang anak yang masih kecil-kecil: AA Raka Cempaka, 16 (siswa Kelas I SMA), AA Made Deva, 14 (baru tamat SMP), dan AA Trisna Dewi, 10 (Kelas IV SD). Brigadir Sudiarta merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan AA Made Sujaya, 60, dan AA Raka Rumini (almarhum).

Menurut keterangan bibinya, AA Made Adi, 37, sebelum tewas ditikam bule Prancis, Senin pagi, korban Brigadir Sudiarta berangkat tugas dari rumah sekitar pukul 09.00 Wita. Saat itu, korban tak ada pesan apa-apa. Siang sekitar pukul 12.00 Wita, keluarga kaget ketika mendengar kabar duka korban Brigadir Sudiarta tewas dan jenazahnya telah berada di RS Bali Med.

“Kami semua kaget, keponakan saya ini meninggal dalam tugas untuk penyergapan seorang bule,” keluh Gung Adi kepada NusaBali. Menurut Gung Adi, sehari sebelum tewas ditikam bule Prancis, Brigadir Sudiarta sempat mengajak istri dan anak-anaknya jala-jalan, Minggu (1/5). “Itu kejutan, karena tumben keponakan saya ini ngajak istri dan anak-anaknya jalan-jalan bersama,” cerita Gung Adi.

Sementara itu, jenazah korban Brigadir Sudiarta rencananya akan dititip di RS Sanglah, hingga menunggu upacara palebon pada Soma Pon Ugu, Senin, 23 Mei 2016 mendatang. “Rencananya, tanggal 20 Mei baru jenazah almarhum dibawa pulang ke rumah duka. Sebab, saat ini masih ada aci,” ungkap Gung Adi. 7 da,cr64,cr63




Komentar