nusabali

Partai Hanura Buleleng Bergejolak

  • www.nusabali.com-partai-hanura-buleleng-bergejolak

Konflik internal Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Buleleng, makin meruncing.

Dipicu Adanya Calon Tunggal dalam Muscab

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah pengurus anak cabang (PAC) kembali melayangkan protes atas hasil musyarawah cabang (Muscab) yang dilaksanakan, Minggu (1/5) di Denpasar. Ketua terpilih, Ketut Wirsana pun langsung ambil langkah politik pindahkan sekretariat DPC Hanura dari Jalan Gajah Mada ke Jalan Gunung Rinjani, Singaraja.

Di Buleleng, partai besutan Wiranto ini memiliki sembilan PAC di sembilan kecamatan yang ada. Dari jumlah itu, enam di antaranya diakui kepengurusannya setelah dilakukan verifikasi surat keputusan (SK) saat Muscab. Ternyata dari enam tersebut, lima diantaranya, yakni PAC Kubutambahan, Sawan, Buleleng, Seririt, dan PAC Busungbiu melayangkan protes hasil Muscab.

Ketua PAC Kubutambahan, Gede Sukerama dan Ketua PAC Buleleng, Putu Astawa dalam keterangan persnya, Senin (2/5) mengungkapkan, mereka protes karena keberatan dengan terbitnya rekomendasi DPP hanya satu nama untuk Ketua DPC alias calon tunggal. Dalam rekomendasi itu tertuang nama Sekretaris DPC Hanura Buleleng, Ketut Wirsana yang kemudian ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua DPC Hanura Buleleng terpilih.

Menurut Sukerama dan Astawa, hal itu tidak mencerminkan asas demokrasi. Apalagi kata Sukerama, kelima PAC yang protes sepakat mendukung Ketut Sumardhana kembali memimpin Hanura Buleleng. “Kami seolah disiapkan makan yang sudah jadi, tapi basi atau tidak, tetap kami harus makan. Ini kan tidak mencerminkan demokrasi,” terang Sukerama.

Menurutnya, semestinya DPD dan DPP keluarkan rekomendasi lebih dari satu nama. Sehingga demokrasi itu berjalan dalam Muscab, tidak seperti sekarang satu nama langsung ditetapkan. “Kami sudah buat pernyataan sikap agar penetapan ketua DPC Hanura Buleleng ditinjau kembali, jika tetap dipaksakan, kami akan tempuh jalur hukum,” tegasnya.

Ketua PAC Buleleng, Putu Astawa menambahkan, pihaknya sempat ambil langkah walk out (WO) dalam Muscab yang dipimpin Wayan Arta selaku steering commitee (SC) dan perwakilan DPD dan DPP. “Kami terpaksa WO karena aspirasi kami sudah tidak didengar lagi,” ungkapnya.

Sementara Ketua DPC Hanura Buleleng terpilih, Ketut Wirsana yang dikonfirmasi mengaku, dirinya hanya melaksanakan perintah partai. Dikatakan, semuanya telah melewati proses dan mekanisme sesuai dengan AD dan ART partai. “Saya serahkan pada induk partai, sebagai kader saya hanya melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan,” katanya.

Disinggung pemindahaan sekretariat? Politisi asal Desa Les, Kecamatan Tejakula yang kini menjabat Ketua Komisi IV DPRD Buleleng ini menegaskan, pemindahan sekretariat itu tidak ada hubungannya dengan gerakan dari sejumlah PAC yang tidak mendukungnya.

“Tidak ada hubungannya, ini karena sekretariat di Jalan Gajah Mada itu sudah habis kontrak, makanya saya harus mencari kontrakan baru, kebetulan ada kader yang punya saya sewa tempatnya sebagai sekretariat,” jelasnya.

Di Buleleng, Partai Hanura tergolong besar. Buktinya pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu, Hanura mampu menyabet enam kursi di DPRD Buleleng dan membentuk fraksi sendiri. Selain itu, Hanura juga berhak menduduki posisi Wakil Ketua DPRD Buleleng yang kini dijabat Ketut Sumardhana (Ketua DPC Hanura Buleleng sebelumnya). 7 k19



Komentar