nusabali

Merintis Bisnis Kue Sejak Remaja

  • www.nusabali.com-merintis-bisnis-kue-sejak-remaja

Mau terjun ke dunia bisnis? Tak harus menunggu sampai sarjana. Bila kalian punya bakat atau kemampuan yang bisa bernilai ekonomis tak ada salahnya dicoba. Siapa tahu justru di situlah masa depan kalian. 

JAKARTA, NusaBali
Seperti yang dilakukan dua gadis ini. Mereka beruntung, berbekal kepiawaiannya dalam membuat kue, bisnis keduanya kini sudah berkembang pesat.
 
Jika usia remaja adalah masa-masa di mana seseorang tengah mencari suatu hal yang menjadi kegemarannya, hal tersebut berbeda dengan Keshia Deisra. Kecintaannya pada dunia pastry sejak lama membuatnya berhasil mendirikan usaha pembuatan pastry dan kue tart di usianya yang masih terbilang muda.

Pada 2011 silam, Keshia yang saat itu masih berusia 17 tahun saat mendirikan Dulcet Patisserie yang dikelola bersama sang kakak, Karina Mecca. Awalnya, dirinya hanya membuat cupcake dan beberapa jenis kue lainnya kemudian memasarkannya ke beberapa teman dan kerabat dekat.

Namun lama-lama, permintaan pun semakin meningkat, di tambah lagi dengan pasar sosial media yang ternyata memberikan pengaruh besar terhadap usahanya.
 
"Melihat pasar online yang besar membuat kami berani meresmikan Dulcet Patisserie sebagai toko kue online dengan sistem delivery," tuturnya seperti dilansir wolipop, Selasa beberapa waktu lalu.

Wanita kelahiran 1994 ini mengaku modal awal yang dikeluarkan tidaklah besar. Meski Keshia tidak menjabarkan secara detail berapa biaya yang dikeluarkannya, tetapi modal tersebut berasal dari kantong pribadinya yang digunakan untuk membeli bahan-bahan membuat kue.

Kala itu, kue pertama yang dibuatnya adalah cupcake dan beberapa jenis cake lainnya. Setelah itu, ia semakin mengasah bakatnya dan menghadirkan beberapa macam kue yang berasal dari hasil kreasinya.

"Referensi saya dalam membuat kue adalah selera pribadi dan beberapa orang di sekitar yang saya percaya. Kalau kami yakin produk tersebut akan disukai pasar, baru kami luncurkan untuk dijua," lanjut wanita 21 tahun itu.

Setiap beberapa bulan sekali, Keshia mengeluarkan menu baru yang dihadirkan melalui proses trial dan error. Dari situlah ia belajar banyak soal selera pasar yang berbeda-beda.

Dalam hal pemasaran pun, ia memanfaatkan media sosial dan penyebaran brosur sebagai salah satu sarana promosi. Tetapi seiring berjalannya waktu, usaha pastry yang didirikannya ini lebih banyak dikenal lewat mulut ke mulut.

Selama menjalani bisnis, Keshia dan Karina merasakan tantang terbesarnya adalah soal sumber daya manusia (SDM). Mereka berdua memiliki prinsip tersendiri dalam mendidik karyawannya yang saat ini berjumlah 17 orang mulai dari bagian produksi, pengantaran, hingga administrasi.

"Prinsip kami untuk mendidik karyawan dari nol, membuat kami harus sangat teliti dan berhati-hati dalam menyeleksi karyawan dan mendidik mereka hingga bisa bekerja setara atau bahkan lebih baik dari lulusan sekolah pastry lainnya," katanya lagi.

Keshia menjadi salah satu wirausaha muda yang terbilang sukses dalam menjalankan bisnis kulinernya. Terbukti, dalam satu bulan, omzet yang didapatnya mencapai angka ratusan juta rupiah. "Omzet perbulan kami rata-rata antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta," jelasnya.

Untungnya, ia dan sang kakak tidak pernah mengalami kerugian selama menjalankan bisnis empat tahun lamanya. "Alhamdulillah sampai sekarang kami tidak pernah rugi, dan berharap hal tersebut tidak akan terjadi di masa depan," pungkasnya.  7

Komentar