nusabali

3 Kader Golkar Bali yang ‘Dipecat’ Akan Dipulihkan di Arena Munaslub

  • www.nusabali.com-3-kader-golkar-bali-yang-dipecat-akan-dipulihkan-di-arena-munaslub

Tiga kader Golkar Bali yang dipecat karena membelot dukung Jokowi-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014 lalu, akan dipulihkan namanya di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). 

DENPASAR, NusaBali
Mereka masing-masing Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, AA Sagung Anie Asmoro, dan AA Mahadipta.

Pemulihan tiga kader yang sempat dipecat ini dijanjikan langsung Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, saat ditemui NusaBali di Wantilan Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Sabtu (30/1). "Mereka yang dipecat baik dari pengurusan DPP Golkar maupun DPD I Golkar Provinsi nanti ada ruang pemulihan dan klarifikasi di Munaslub," tegas Sudikerta.

Sudikerta menekankan, Munaslub adalah ajang konsolidasi Golkar untuk menyelesaikan masalah dualisme. "Kader yang kemarin dipecat itu, silakan tunggu Munaslub. Kita silakan mereka untuk ikut hadir kalau memang mau datang. Dalam Munaslub ini memang ada agenda memulihkan kader-kader yang dipecat," tegas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Wakil Gubernur Bali ini.

Khusus di Bali, ada tiga kader Golkar yang dipecat dari keanggotaan partai, karena membelot dukung Jokowi-JK (Capres-Cawapres yang diusung PDIP) dalam Pilpres 2014 lalu. Mereka masing-masing Dewa Ayu Sri Wigunawati (Srikandi Golkar asal Mendoyo, Jembrana), AA Sagung Anie Asmoro (Srikandi Golkar asal Puri Jero Kuta, Denpasar), dan AA Mahadipta (politisi Golkar asal Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng).

Sebelum dipecat, Sri Wigunawati manjadi Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, setelah lebih dulu dialihkan dari jabatan Sekreetaris DPD I Golkar Bali saat reshuffle pada Februari 2012. Sedangkan Anie Asmoro yang mantan anggota DPRD Bali 1999-2004, mulanya menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Perempuan DPD I Golkar Bali. Sebaliknya, Mahadipta adalah politisi Golkar yang sempat duduk di DPRD Bali 1997-1999.

Sebetulnya, ada sederet kader Golkar lagi yang menggalang dukungan untuk deklarasi pemenangan Jokowi-JK di Restauran Natrabu Sanur, Denpasar Selatan jelang Pilpres 2014 lalu. Termasuk di antaranya Dewa Ngakan Rai Budiasa dan Dewa Made Suamba Negara. Selain itu, kader atas nama Kusnandar juga ikut kepengurusan Gerakan Indonesia Maju di bawah Institut Lembang Sembilan.

Namun, hanya trio Sri Wigunawati, Anie Asmoro, dan Mahadipta yang dipecat dari Golkar. Sedangkan Rai Budiasa dan Suamba Negara tidak dipecat. Bahkan, Suamba Negara direkrut lagi menjadi pengurus DPD I Golkar Bali 2015-2020 hasil Musda 10 Desember 2015. 

Meski dipecat, Sri Wigunawati cs hingga kini belum pernah mendapat SK pemecatan dari DPP Golkar. Mereka pun tetap merasa sebagai kader Golkar. Kini, menjelang Munaslub Golkar yang diagendakan paling lambat Juni 2016, DPD I Golkar Bali menyatakan akan pulihkan dan rehabilitasi kader-kader yang dipecat ini.

Sri Wigunawati sendiri mengaku belum yakin akan ada pemulihan nama-nama kader yang dipecat. "Memang politik sih, tapi pemulihan dan klarifikasi pasti tebang pilih. Buktikan saja dulu, jangan hanya di mulut saja," ujar Sri Wigunawati saat dikonfirmasi terpisah. 

Sri Wigunawati terang-terangan menyebut di Golkar Bali selama ini ada perilaku aneh yang tidak bisa dicerna akal sehat. Dia kemudian mencontohkan sikap Wakil Ketua DPD Golkar Bali Bidang Organisasi, I Gusti Putu Wijaya, yang melunak terhadap Suamba Negara dan Kusnandar. 

"Sudah jelas-jelas Dewa Suamba Negara dan Kusnandar mendukung Jokowi-JK, kok malah diangkat jadi pengurus DPD I Golkar Bali (hasil Musda 2015)? Itu penyakit busung dada namanya," sindir Sri Wigunawati yang juga Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali.

Menurut Sri Wigunawati, sikap Wijaya adalah sikap yang tebang pilih. Apalagi, Wijaya menyebut Institut Lembang Sembilan adalah Ormas, bukan partai politik, sehingga sah Suamba Negara dan Kusnandar menjadi pengurus di sana. "Harusnya fair dong. Apakah karena kubu DPP Golkar Munas Nusa Dua sekarang mendukung pemerintah, akhirnya pemecatan jadi pilih-pilih?" tanya Srikandi Golkar yang selama ini terus-terusan merasa dianiaya induk partainya ini. 7 nat

Komentar