nusabali

Banjir di Samblong, 26 KK Diungsikan

  • www.nusabali.com-banjir-di-samblong-26-kk-diungsikan

Selain tenggelamkan rumah warga, banjir di Samblong, Jembrana juga hanyutkan 27 babi dan 300 ayam

Ketinggian Air Sampai 1,5 Meter, Puluhan Rumah Warga Tenggelam

NEGARA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur sebagian kawasan Bali Barat, Senin (16/10) malam hingga Selasa (17/10) dinihari, menyebabkan bencana banjir di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung, Kecamatan Jembrana. Karena luberan air setinggi 1,5 meter yang tenggelamkan puluhan rumah penduduk, sebanyak 22 kepala keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi ke Balai Subak Bayu, Lingkungan Samblong.

Informasi di lapangan, rumah-rumah warga di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung mulai tergenang air, Selasa dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Berselang 1 jam kemudian, tepatnya pukul 02.00 Wita, kondisi semakin parah di mana genangan air mencapai setinggi 1,5 meter, akibat meluapnya Sungai Samblong dan Sungai Airkuning.

Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir di Lingkungan Samblong, dinihari kemarin. Pasalnya, ketika mulai terjadi luapan air, pihak Kelurahan Sangkargung dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, langsung terjun ke lokasi seraya menginstruksikan untuk evakuasi warga menuju Balai Subak Bayu.

Bahkan, 7 KK warga yang rumahnya terdampak banjir paling parah, harus dievakuasi dari rumahnya menggunakan rubber boat. Mereka dievakuasi menuju Balai Subak Bayu dengan menyusuri Sungai Samblong.

Secara keseluruhan, ada 26 KK korban banjir yang diungsikan ke Balai Subak Bayu. Sebagian besar dari mereka sudah kembali pulang ke rumahnya masing-masing, Selasa kemarim. Data terakhir, tinggal 7 KK yang memilih tetap bertahan di pengungsian Balai Subak Bayu, karena kondisi air yang menggenangi rumah mereka belum surut.

“Ya, genangan air di rumah masih tinggi. Tadi (kemarin) saya sempat pulang mengecek ke rumah, tapi balik lagi ke pengungsian. Sedangkan warga lainnya ada yang sudah pulang mulai pagi tadi, karena air di rumahnya telah surut,” ujar salah satu korban bencana banjir, I Gede Wartama, yang kemarin ditemui NusaBali di Balai Subak Bayu.

Bencana banjir di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung, dinihari kemarin, bukan hanya menenggelamkan rumah-rumah warga hingga 26 KK terpaksa mengungsi. Banjir juga merendam sekitar 22 hektare sawah di Subak Banyu yang telah ditanamai padi dan palawija. Akibatnya, lahan seluas 22 hektare ini terancam gagal panen.

Bukan hanya itu, 6 petak tambak udang dan 2 petak tambak ikan nila di Lingkungan Samblong juga terdampak banjir. Selain itu, 27 ekor babi dan 300 ekor ayam dilaporkan hanyut. Bencana banjir juga merusak 3 unit sepeda motor dan 27 mesin pompa air.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, Ketut Eko Susilo Artha Permana, mengatakan, pihaknya terpaksa mengungsikan 26 KK warga ketika terjadi banjir di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung, Selasa dinihari. Hingga kemarin siang, sebagian dari korban banjir masih bertahan di pengungsian Bale Subak Bayu.

Menurut Artha Permana, pihaknya juga telah memberikan sejumlah bantuan makanan, kebutuhan sandang, serta perlengkapan anak-anak sekolah yang mengungsi akibat banjir. “Kami telah mendata dampak banjir. Sedangkan untuk penyebab banjir, akan kami koordinasikan dengan pihak terkait,” papar Artha Permana sembari menyebut masalah tanggul sungai ikut jadi biang terjadinya banjir.

Bencana banjir yang menerjang Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung sudah kedua kalinya terjadi dalam kurun 8 bulan terakhir. Sebelumnya, banjir serupa juga terjadi, Februari 2017 lalu. Kala itu, air juga menenggelamkan puluhan rumah, karena luapan air dari bagian tanggul yang rendah di Sungai Samblong dan Sungai Air Kuning.

Menurut korban banjir, Gede Wartama, masalah banjir akibat tanggul sungai itu sudah sempat dicek petugas pemerintahan saat bencana 8 bulan silam. “Kemarin sudah dicek, tapi belum ada penanganan. Buat sementara, hanya dibuatkan senderan beronjong, itu pun tidak semua. Makaya, air tetap meluap,” keluh Gede Wartama yang kjini masih mengungsi berama keluarganya. *ode

Komentar