nusabali

PGRI Karangasem Tolak Ditunggangi

  • www.nusabali.com-pgri-karangasem-tolak-ditunggangi

Seminar PGRI Kecamatan Karangasem jadi ajang klarifikasi membersihkan lembaga tersebut dari indikasi tunggangan politik jelang Pilkada Karangasem 9 Desember 2015.

AMLAPURA, NusaBali
Apalagi ada dugaan, sebelum ambil bagian dalam acara sejumlah peserta diwanti-wanti agar tidak perlu hadir, sebab khawatir ada muatan politik.

Ketua PGRI Karangasem, I Gede Ariyasa yang juga Kadisdikpora Karangasem menegaskan hal itu di sela-sela membuka acara seminar di Gedung UKM Center Amlapura, Sabtu (10/10). “Makanya acara ini tidak usah ada indikasi politik. Jangan sampai ke depan guru cerai berai dengan alasan beda pilihan di Pilkada Karangasem,” kata Ariyasa.

Dia mengingatkan, setiap guru yang tergabung di PGRI dan memiliki hak suara, agar menjatuhkan pilihannya dengan baik. “Silakan pilih A, B atau C. Sesuai amanat AD-ART PGRI, guru non partisan, siapapun yang memimpin di pemerintahan nanti, PGRI patut mendukung,” jelasnya.

Dalam seminar yang diikuti guru se-Kecamatan Karangasem dikoordinasikan Ketua PGRI Kecamatan Karangasem I Nyoman Merta itu dihadiri 1.110 guru berasal dari guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK, serta tenaga pengawas menyambut HUT ke-70 Hari Guru Nasional puncaknya 25 November 2015. 

Itulah sebabnya, lanjut Ariyasa agar tidak perlu takut bergabung di organisasi PGRI. Sebab, PGRI terus berjuang untuk kepentingan anggotanya. Misalnya unjukrasa di pusat melibatkan guru honorer berjuang agar jadi PNS. Guru yang sebelumnya tunjangannya dibayarkan setelah mencapai passing grade UKG dengan skor di atas 55, ternyata menemui kendala. Banyak guru passing grade-nya 40 ke bawah, kembali PGRI berjuang. “Akhirnya guru yang meraih skor kecil di bawah 40 juga tunjangan sertifikasinya dibayarkan,” katanya.

Sebab UKG tersebut menjadi masalah nasional, rata-rata skornya di bawah 40. Sehingga berkat perjuangan PGRI, pusat mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan anggota PGRI. “Semuanya itu berkat perjuangan PGRI, itulah fungsi penting organisasi PGRI,” tambahnya.

Kepala SD Negeri 1 Karangasem, I Wayan Tirtayasa menyambut perjuangan PGRI selama ini. “PGRI memang sejak lama berjuang untuk kepentingan anggotanya, dan netral dalam hal berpolitik,” jelas Tirtayasa. Hal senada juga terungkap dari Kepala SD Negeri 3 Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, I Made Astra. “Kami juga merasakan perjuangan PGRI, sehingga tunjangan sertifikasi dibayarkan. Apalagi mulai tahun 2016 tenaga honorer diangkat secara bertahap jadi PNS, sehingga tidak lagi muncul persoalan kekurangan guru di Karangasem,” jelas Astra.

Dalam seminar kemarin, juga hadir sebagai narasumber, yakni Staf Ahli Bupati Karangasem yang juga Plt Asisten II I Made Sujana Erawan, didampingi Ketua PGRI I Gede Ariyasa dan narasumber lainnya.

Komentar