nusabali

Ngusaba Purnama Kapat di Pura Puseh Kali Ini Ditiadakan

  • www.nusabali.com-ngusaba-purnama-kapat-di-pura-puseh-kali-ini-ditiadakan

Ida Sasuhunan dari 27 banjar di Desa Pakraman Duda sudah nyejer sejak Sukra Kliwon Tolu, Jumat (22/9) malam, dan rencananya Redite Paing Gumbreg, Minggu (24/9) melasti ke segara. Sebelum mengungsi krama sudah menghaturkan Guru Piduka.

Krama Banjar Pegubugan, Desa Pakraman Duda, Kecamatan Selat,  Mengungsi Bersama Tapakan Sasuhunan

SEMARAPURA, NusaBali
Krama Banjar Pegubugan, Desa Pakraman Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, akhirnya mengungsi menyusul status Gunung Agung, Karangasem naik ke level IV (awas). Setelah mengumpulkan krama banjar, mereka langsung memutuskan mengungsi ke Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Kecamatan/Kabupatan Klungkung, Sabtu (23/9) dini hari sekitar pukul 00.30 Wita.

Tak hanya mengajak ratusan krama, mereka juga membawa serta 9 Tapakan Sasuhunan di Pura Dadia Panti Sentana Dalem Tarukan, di Banjar Pegubugan, Desa Pakraman Duda. Adapun 9 Tapakan tersebut yakni Tapakan Ida Bhatara Sakti berwujud Barong, Ida Bhatara Istri berwujud Rangda. Serta sisia Ida Sesuhuhan berupa Rarung, Wok Sirse, Jaran Guyang, Lenda-lendi, Bawi Swati, Celuluk, dan Bojog.

Dalam perjalanan menuju pengungsian, krama maupun Tapakan Ida Sasuhunan diangkut menggunakan mobil pick-up terbuka dan beberapa krama naik sepeda motor. Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh, akhirnya krama Banjar Pegubugan tiba di Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung, sejam kemudian sekitar pukul 01.30 Wita.

Ketika itu krama pengungsi sudah disambut oleh krama setempat. Pasalnya sebelum berangkat mengungsi, seorang warga dari Banjar Pegubugan sempat menghubungi pihak keluarganya di Banjar Jelantik Kuribatu. Namun karena krama Banjar Pegubugan membawa Tapakan Sasuhunan, maka dinilai kurang tepat jika Sasuhunan itu dilinggihkan di Balai Banjar bersama pengungsi.

Setelah melalui rapat singkat pada Sabtu dini hari antara masing-masing prajuru, akhirnya 9 Tapakan Ida Sasuhunan tersebut dlinggihkan sementara di Balai Piyasan Pura Arya Tauman, Banjar Jelantik Kuribatu.

Pamangku Pura Dadia Panti Sentana Dalem Tarukan, Banjar Pegubugan, Jro Mangku Ketut Resa Liu Yatituhu, mengatakan saat status Gunung Agung naik ke level IV atau awas, krama setempat merasa panik dan harus segera mengungsi. Akhirnya diputuskan sama-sama mengungsi ke Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan.

Meskipun dalam suasana panic, krama juga berkeinginan untuk membawa Tapakan Ida Sasuhunan. “Atas perlindungan Ida secara niskala kami masih bisa selamat sampai saat ini. Jadi di saat kami mengungsi Tapakan Ida Sasuhunan juga harus dibawa,” ujar Jro Mangku Ketut Resa, kepada NusaBali.

Disebutkan, jumlah krama Banjar Pegubugan mencapai sekitar 720-an jiwa dari 120 kepala keluarga (KK). Mereka mengungsi di Balai Banjar Jelantik Kuribatu, sementara beberapa krama juga berada di pura di Balai Piyasan Pura Arya Tauman, Banjar Jelantik Kuribatu. “Kami sudah menghaturkan banten pejati, canang, dan melakukan persembahyangan,” ujarnya.

Diakui secara histori antara Pura Dadia Panti Sentana Dalem Tarukan dengan Pura Arya Tauman memang selama ini tidak ada. Namun karena kondisi darurat akhirnya dipertemukan. 

“Kami memilih mengungsi ke sini karena kebetulan ada warga yang memiliki sanak keluarga di Banjar Jelantik Kuribatu. Kami berterimakasih karena sudah diterima dengan baik di sini,” tutur Jro Mangku Ketut Resa.

Di satu sisi, kata Jro Mangku Ketut Resa, saat ini di Pura Puseh, Desa Pakraman Duda, tengah berlangsung Ngusaba Purnama Kapat, yang puncaknya pada 5 Oktober 2017 mendatang. Bahkan Ida Sasuhunan dari 27 banjar di Desa Pakraman Duda sudah nyejer sejak Sukra Kliwon Tolu, Jumat (22/9) malam, dan rencananya pada Redite Paing Gumbreg, Minggu (24/9) hari ini melasti ke segara. Karena kondisi tidak memungkinkan, Ngusaba Purnama Kapat tersebut kali ini ditiadakan. Sebelum mengungsi krama sudah menghaturkan Guru Piduka.

“Khsusus untuk Ida Sasuhunan di Pura Dadia Panti Sentana Dalem Tarukan, Banjar Pegubugan saat nyejer Jumat kemarin memiliki linggih khusus di Pura Gedong Penyanggrahan Agung di Desa Pakraman Duda,” ujarnya.

Sementara, seorang Pangempon Pura Pura Arya Tauman, Banjar Jelantik Kuribatu, I Ketut Suartika mengatakan keputusan ini memang sudah mendapat persetujuan dari kelian pura dan prajuru adat setempat. Karena kalau dilinggihkan di balai banjar kurang tepat. Untuk Pura Arya Tauman saat ini diempon oleh 24 KK di Banjar Jelantik Kuribatu dan diempon 16 KK krama dari Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. *wa

Komentar