nusabali

Satu Keluarga Tergigit Kuluk Rabies

  • www.nusabali.com-satu-keluarga-tergigit-kuluk-rabies

Lima orang dalam satu keluarga di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, tergigit kuluk (anak anjing) peliharaannya, Rabu (30/9).

NEGARA, NusaBali
Empat hari kemudian atau tanggal 4 Oktober kuluk tersebut mendadak mati. Setelah dicek di laboratorium, anak anjing yang menggigit lima orang dalam satu keluarga itu dinyatakan positif rabies.

Kelima korban tergigit kuluk rabies yakni I Gusti Putu Rajeg, 60, I Gusti Ketut Suartama (anak), I Gusti Ketut Agus Surya Prawira, 6, Gusti Ayu Kade Tiara Nirmala Dewi, 14, dan Gusti Ayu Putu Sinta Citra Dewi, 15 (ketiganya cucu Rajeg). Rajeg menerangkan ia tergigit kuluk pada tanggal 30 September 2015. Kalau anak dan ketiga cucunya, lebih dulu jadi korban gigitan kuluk peliharaan sendiri. Kuluk berumur sekitar 5 bulan itu ia minta dari salah satu saudaranya di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo.

Rajeg menambahkan, kuluk tersebut menggigit tangan dan kaki, sehingga mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR). Dikatakan, setelah Rajeg digigit, kuluk mungil itu maunya dieliminasi untuk ambil sampel otak dibawa ke laboratorium. Ia mengaku kasihan kuluk lucu itu dieliminasi sehingga menunggu sampai anak anjing itu mati. “Ternyata setelah dicek ke laboratorium, hasilnya keluar tanggal 6 Oktober, kuluk itu dinyatakan positif rabies,” ungkap Rajeg, Jumat (9/10).

Menurut Rajeg, saat minta kuluk, diakui belum pernah berikan vaksin. Ia meyakini kuluknya terjangkit rabies karena tertular anjing liar di seputaran rumahnya. “Kuluk sempat berkelahi dengan anjing di depan rumah, kepalanya yang digigit. Kemungkinan anjingnya itu yang bawa rabies. Setelah kejadian itu, anjing saya jadi galak, dan terus mau menggigit,” terang Rajeg. 

Kasi Kesehatan Hewan Bidan Peternakan Bidang Peternakan Dinas PPP Jembrana, Drh I Wayan Widarsa, saat turun di Mendoyo Dauh Tukad, mengatakan, ada 14 ekor anjing yang telah dieliminasi dan 10 anjing   yang diberikan vaksin. Belasan ekor anjing yang dieliminasi di Mendoyo Dauh Tukad itu, sebagian besar merupakan anjing liar. Tujuh diantara belasan anjing yang dieliminasi itu,  juga diambil sampel otaknya, untuk dikirim ke Lab Veteriner di Denpasar.

Rencananya, Senin (12/9), pihaknya juga akan kembali melakukan langkah pencegahan serupa di Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Ini menyusul kembali ditemukannya seekor anjing positif rabies di kelurahan tersebut. Dimana, anjing yang rabies tersebut, diketetahui juga anjing yang masih berusia sekamir dua bulan lebih, dan sudah sempat menggigit lima anggota keluarga pemiliknya. “Digigir tanggal 5 dan 6 Oktober. Baru Kamis (8/10), kami ketahui hasilnya positif rabies,” ujarnya.

Terkait dengan temuan anjing kecil yang sudah rabies tersebut, menurutnya, memang sudah menjadi trand. Ini juga disebabakan kurang kesadaran dari masyarakat, ketika meminta anjing, tanpa memberikan vaksin. Padahal untuk vaksin diberikan secara gratis. “Malah anjing kecil yang riskan kalau tidak divaksin. Ini kadang masih sulit. Anjingnya bukan dipelihara dengan baik, tapi hanya dimiliki saja, tanpa memperhatikan  kesehatannya,” tukasnya.

Komentar