nusabali

Bikin Presiden Reagan Terkesan, Namanya Diabadikan di Gedung Putih

  • www.nusabali.com-bikin-presiden-reagan-terkesan-namanya-diabadikan-di-gedung-putih

AA Ngurah Oka Silagunadha jadi koseptor penyambutan Ronald Reagan di Nusa Dua tahun 1986, dengan membuat kampung Bali di hotel tempat menginap Presiden AS tersebut, yang disertai aktivitas ngeracik kabasa, negilit sate, nunu sate, hingga upacara potong gigi

Kisah AA Ngurah Oka Silagunadha, Mantan Kabag Protokol Bali di Era Gubernur Mantra


DENPASAR, NusaBali
Banyak kenangan tak terlupakan bagi AA Ngurah Oka Silagunadha, 87, selama tokoh sepuh Puri Anyar Kerambitan, Tabanan ini menjabat sebagai Kabag Protokol Pemda Tingkat I Bali periode 1978-1988. Selain ketakutan hingga terkencing-kencing saat menyambut Kaisar Ethiopia, Haile Selassie, Oka Silagunadha justru sempat membuat Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan terkesan atas penyambutannya. Karenanya, nama Oka Silagunadha sampai diabadikan Presiden Ronald Reagan di Gedung Putih.

Oka Silagunadha mengisahkan, kunjungan Presiden Ronald Reagan ke Bali terjadi tahun 1986. Kala itu, Presiden Reagan berkunjung ke Bali bersama sang istri, Nancy Reagan, dan rombongannya. Sebelum kedatangan Presiden AS dari Partai Republik yang notabene mantan aktor Hollywood tersebut, Oka Silagunadha dipanggil Gubernur Bali (waktu itu) Prof Dr IB Mantra, untuk mempersiapkan acara penyambutan.

Oleh Gubernur Mantra, Oka Silagunadha diperintahkan untuk mencari kon-sep penyambutan Presiden Reagan dan menyampaikannya kepada Tim Kepresidenan AS. “Lima hari setelah saya dipanggil Gubernur Mantra, tiga orang dari Tim Kepresiden AS mendatangi saya. Kami kemudian terlibat diskusi,” kenang Oka Silagunadha ketika ditemui NusaBali di kediamannya, Jalan Badak Nomor 9 Denpasar, beberapa hari lalu.

Waktu itu, Tim Kepresidenan AS mengatakan Presiden Reagan dan Ibu Negara Nancy Reagan akan berada di Bali hanya selama sehari semalam. Tim Kepresidenan AS meminta rincian kegiatan yang disiapkan Pemda Tingkat I Bali untuk menyambut dan acara yang disuguhkan kepada Presiden Reagan.

Oka Silagunadha pun menjelaskan detail persiapan penyambutan kepada Tim Kepresidenan AS. Presiden Reagan direncanakan menginap di Hotel Nusa Dua Beach, kawasan wisata internasional Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, yang berjarak tempuh sekitar 10 menit perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban.

Dijelaskan pula, Presiden Reagan dan Ibu Negara direncanakan akan diajak berkunjung ke Pura Taman Ayun, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung, yang berjarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari hotel tempatnya menginap di Nusa Dua. Di sepanjang jalan, rombongan Presiden Reagan akan disambut dengan parade gebogan.

Usai ke Pura Taman Ayun, rombongan Presiden Reagan akan diajak berkunjung ke Pantai Sanur, Denpasar Selatan untuk acara seremonial dan hiburan. “Usul saya itu ternyata ditolak Tim Kepresidenan AS, karena Presiden Reagan tidak boleh keluar hotel. Saya kaget. Tim Kepresidenan AS meminta saya buat usulan baru,” kenang Oka Silagunadha.

Menurut Oka Silagunadha, dirinya baru tahu Presiden Reagan dan rombongan tiba di Bali sekitar pukul 11.00 Wita. Keesokan harinya, Presiden Reagan sudah harus bertolak kembali ke Amerika Serikat sekitar pukul 15.00 Wita. “Berarti, Presiden Reagan hanya selama 28 jam berada di Bali,” cerita Oka Silagunadha, tokoh sepuh berusia 87 tahun yang juga dikenal sebagai perintis Wisata Puri di Bali.

Karena itu, sehari setelah bertemu Tim Kepresidenan AS, Oka Silagunadha langsung menghadap Gubernur Mantra untuk menyampaikan hasil pertemuan tersebut. Ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Rr Tuty Endang Erawati ini pun mengusulkan konsep baru kepada Gubernur Mantra, yakni supaya membuat kampung Bali di hotel tempat menginapnya Presiden Reagan.

Rancangan kampung Bali di hotel itu, antara lain, membuat rumah khas Bali seperti merajan, jineng, bale daja, bale delod, paon (dapur) lengkap dengan kegiatan adat termasuk nektek kalbasa (meracik bumbu), upacara potong gigi, upacara pawiwahan, dan wedding party (pesta perkawinan). Usulannya itu tidak serta merta disetujui Gubernur Mantra, karena dikhawatirkan akan dicap menistakan agama.

Maka, Oka Silagunadha pun menyarankan Gubernur Mantra untuk minta petunjuk kepada sulinggih. Pada akhirnya, Gubernur Mantra setuju minta petunjuk sulinggih. Keesokan harinya, Gubernur Mantra memanggil Oka Silagunadha ke ruangannya. “Usul membuat kampung Bali di hotel disetujui, termasuk mendapat restu sulinggih, asalkan tidak menyewakan ritual-ritual adat agama itu,” ungkap Oka Silagunadha.

Selanjutnya, Oka Silagunadha diminta menemui Tim Kepresidenan AS dan menyampaikan usulan baru soal kampung Bali di hotel itu. Singkat cerita, usulan bikin kampung Bali di hotel mendapat persetujuan, termasuk melalui surat resmi dari Gedung Putih.

Oka Silagunadha dapat tugas untuk menjelaskan semuanya kepada Menteri Dalam Negeri (waktu itu) Soepardjo Rustam. Dalam rapat persiapan menyambut Presiden Reagan bersama Kapolda Bali (dulu Kapolda Nusra), Pangdam IX/Udayana, dan pejabat teras lingkup Pemda Tingkat I Bali, Oka Silagunadha duduk di samping Gubernur Mantra.

Saat itulah Mendagri Soepardjo Rustam menanyakan kedudukan Oka Si-lagunadha di Pemda Bali. “Saya bilang kepada Bapak Mendagri bahwa saya ini Kepala Bagian Protokol,” cerita Oka Silagunadha.

Mendagri Soepardjo Rustam ketika itu tidak membenarkan Kabag Protokol berada di bawah Karo Umum, sehingga diluruskan harus di bawah Biro Protokol. Terlepas dari posisinya sebagai Kabag Protokol, karena diminta menjelaskan konsep dan ide kampung Bali yang digagasnya, Oka Silagunadha pun memaparkannya secara detail acara dan limit waktu pementasan.

“Tim Kepresidenan AS sampai bertanya limit waktu dari kamar Presiden Reagen ke kampung Bali yang berjarak sekitar 15 meter, berapa menit? Detail sekali pertanyaan mereka,” ayah tiga anak (AA Masilawati, AA Ngurah Agung Bagus Erawan, dan AA Ngurah manik Angka Wijaya) ini. Berkat konsep kampung Bali itu pula, Oka Silagunadha intens berkomunikasi dengan Pangdam dan Kapolda, sehingga mereka semakin akrab.

Sementara, Gubernur Mantra kemudian melibatkan budayawan Prof Dr Made Bandem dan mahasiswanya di Kokar untuk menggarap konsep kampung Bali di hotel yang digagas Oka Silagunadha. Maka, mulailah membangun kampung Bali di Hotel Nusa Dua Beach, dengan bahan gedeg dan klangsah. Luas kampung Bali yang dibuat sekitar 50 meter persegi.

Nah, pada hari H kedatangannya di Bali, Presiden Reagan dan Ibu Negara Nancy Reagan terkesima melihat aktivitas di kampung Bali. Mereka terkesima melihat aktivitas khas Bali mulai dari ngeracik kabasa (bumbu), membuat sate, nunu sate, hingga upacara adat. Acara yang dipersembahkan yakni upacara potong gigi dan upacara pawiwahan. Gender dan seperangkat gong dimainkan mahasiswa Kokar untuk mengiringi prosesi itu.

Puncaknya, digelar pementasan joged bumbung sebagai wedding party. “Madam Nancy sampai turun dari kursinya ikut menari bersama penari joged bumbung. Madam Nancy bergembira ngibingin joged,” papar Oka Silagunadha, tokoh puri yang juga dikenal sebagai pencipta kesenian Tari Tektekan.

Para insan pers yang ikut rombongan Presiden Reagan mengabadikan kegiatan khas di kampung Bali itu. Mereka menyanjung konseptor acara, Oka Silagunadha. “Sungguh membuat saya terkesan ketika datang surat dari Gedung Putih yang dialamatkan kepada Chip Protokol Bali Anak Agung Ngurah Oka Silagunadha. Presiden Reagan mengaku terkesan dengan sambutan kampung Bali dan mengabadikan nama saya di Gedung Putih,” tandas tokoh kelahiran Kerambitan, 2 Januari 1930 ini. *k21  

Komentar