nusabali

Jaga Prestise Gianyar Kerahkan 1.500 Seniman di PKB

  • www.nusabali.com-jaga-prestise-gianyar-kerahkan-1500-seniman-di-pkb

Tim kesenian dari Kabupaten Gianyar akan mengerahkan sedikitnya 1.500 seniman dalam 24 materi penampilan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39.

GIANYAR, NusaBali
Jumlah ini termasuk penampilan kontingen untuk pawai pada pembukaan PKB dari seniman dan krama Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang.

Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar Drs I Gusti Ngurah Wijana MM MPd mengatakan hal itu di Gianyar, Selasa (23/5). ‘’Kesiapan duta Gianyar untuk tampil di PKB nanti, sudah matang. Seluruh materi telah diujicobakan pada perayaan HUT Kota Gianyar ke-246, puncaknya 19 April 2017 lalu,’’ jelasnya.

Formasi pagelaran, kata Ngurah Wijana, masih sama seperti tahun lalu yakni 60 persen pelestarian dan 40 persen pengembangan. Supaya tidak terkesan monoton, pada gelaran PKB kali ini pihaknya akan mengangkat dua kesenian langka yang direkonstruksi. Dua kesenian tersebut yakni Gong Saron yang dibawakan Sanggar Cupu Kembang Dewata, Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Tegallalang. Satu lagi kesenian langka yang akan ditampilkan yakni Angklung Ende yang dibawakan oleh Sekaa Teruna Pandawa, Banjar Tarukan, Desa Mas, Ubud. “Dua gamelan ini kami harapkan bisa dibangkitkan kembali oleh masyarakat Bali,” jelasnya didampingi Kabid Seni AA Gede Agung, Selasa (22/5).

Menurut Ngurah Wijana, Sanggar Cupu Kembang Dewata ini pernah dipanggil untuk mementaskan gamelannya di Puri Bitera. Dijelaskan, Gong Saron ini filosofinya sebagai musik bagi para dewa di Kahyangan (surga). “Gamelan bagi para dewa, maka dipentaskan saat upacara besar, seperti Ngenteg Linggih, Mamungkah dan sejenisnya,” jelasnya.

Gong Saron ini berisi beberapa instrumen, di antaranya; saron berupa alat yang bisa dipukul dan menghasilkan suara mirim piano; rebab alat mirip biola dimainkan dengan cara menggesek senar; dan keong untuk ditiup. “Gamelan ini statusnya sakral. Sedangkan untuk angklung Ende sifatnya lebih ke hiburan,” jelasnya.

Meski hiburan, Gede Agung mengaku kesenian Angklung Ende bisa dipentaskan di Pura Taman Pule di Desa Mas, Ubud. Angklung ini dimainkan oleh modelnya wayang wong. “Angklung ini hampir punah juga dan kami angkat lagi,” paparnya. *nvi

Komentar