nusabali

Brigjen Ketut Suardana, Putra Bali Pertama Jadi Komandan Pusat Polisi Militer TNI AL

  • www.nusabali.com-brigjen-ketut-suardana-putra-bali-pertama-jadi-komandan-pusat-polisi-militer-tni-al

Satu lagi perwira tinggi asal Bali yang dipercaya menduduki jabatan strategis di kemiliteran.

JAKARTA, NusaBali
Dia adalah Brigjen I Ketut Suardana SH, 55, Jenderal Bintang Satu TNI AL asal Desa Sangging, Gianyar yang dipromosikan sebagai Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Dan Puspomal), 17 Maret 2017 lalu.

Brigjen Ketut Suardana dipercaya menduduki jabatan strategis sebagai Dan Pusponal, menggantikan Laksamana Pertama TNI Muhammad Richard SH. Serah terima jabatan (Sertijab) dari Muhammad Richard ke Brigjen Ketut Suardana dilakukan langsung Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi, di Gedung Auditorium Denma Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (17/3) lalu.

Brigjen Ketut Suardana mengaku sangat bersyukur mendapat kepercayaan untuk pegang jabatan prestisius saebagai Dan Puspomal. Apalagi, perwira tinggi TNI AL kelahiran Gianyar, 27 Mei 1962, ini menjadi satu-satunya putra Bali yang pernah menduduki posisi tersebut.

"Sungguh bangga saya mendapat kepercayaan dari pimpinan TNI AL sebagai Dan Puspomal," ujar Ketut Suardana saat ditemui NusaBali di Markas Puspomal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, seusai pengukuhan hari itu.

Menurut Suardana, posisi Dan Puspomal sangat penting untuk menentukan kebijakan di bidang pembinaan, disiplin, dan hukum yang berkaitan dengan prajurit TNI AL. Karena itu, pihaknya bekerjasama dengan satuan lain untuk melakukan upaya pencegahan atau meminimalkan terjadinya pelanggaran disiplin dan tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit.

Suardana sudah menyiapkan sederet program untuk posisi barunya sebagai Dan Puspomal. Salah satunya, melakukan upaya pencegahan agar tidak ada pelanggaran, melakukan pembinaan personel di lingkungan Puspomal agar mereka lebih profesional lagi dalam menjalankan tugas, membenahi alat-alat yang diunakan seperti kendaraan pengawal, kendaraan patroli, dan alat-alat yang digunakan untuk penegakan hukum.

Dengan deretan program itu, ayah dua anak dari pernikahannya dengan Rokhayah ini siap menjalani tugas barunya. Terlebih, Suardana memiliki pengalaman di Polisi Militer (PM). "Latar belakang saya di TNI AL banyak bertugas di lingkungan Polisi Militer. Di sana saya mulai berkecimpung dari pangkat Letnan Satu hingga Kolonel," cerita lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1986 ini. Suardana pun janji akan bekerja keras dan kerja cerdas, agar permasalahan-permasalahan menyangkut disiplin prajurit bisa berjalan baik.

Brigjen Ketut Suardana sendiri merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara keluarga pasangan I Made Mendra dan Ni Made Deplu. Dari 6 saudaranya, yang masih hidup saat ini hanya 4 orang. "Jadi, saya punya 2 kakak dan 2 adik," ungkap Suardana.

Menurut Suardana, orangtuanya bukanlah berasal dari dunia militer. Mereka adalah pedagang kebutuhan sehari-hari di desanya. Sedangkan salah satu kakaknya berdinas sebagai polisi. Sementara salah satu adik kandungnya bekerja menjadi PNS di Bali.

Saat acara pengukuhan Suardana sebagai Dan Puspomal, 18 Maret lalu, tidak ada satu pun di antara orangtua, kakak, maupun adiknya yang hadir menyaksikannya ke Gedung Auditorium Denma Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur. Namun, hal ini tak masalah bagi Suardana.

Suardana dalam waktu dekat akan menyediakan waktu untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Sangging, Gianyar. "Selama ini, saya me-mang rutin pulang kampung. Ibu saya kan masih ada. Beliau juga masih tetap aktif berjualan," jelas Suardana, yang naik pangkit menjadi dari Kolonel menjadi Brijgen tahun 2016 lalu.

Sementara itu, dari pernikahannya dengan Rokhayah, Suardana dikaruniai dua anak. Si sulung (laki-laki), I Gede Gita Prasetya, mengikuti jejak ayahnya dinas di ketentaraan. Menurut Suardana, Gede Gita Prasetya yang ki ni berpangkat Letnan Satu (Marinir), bertugas di Magelang, Jawa Tengah sebagai Danton Taruna.

Sedangkan si bungsu (perempuan), Kadek Vita Prasetyowati, saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi Semester III Universitas Hangtuah, Surabaya, Jawa Timur. "Kalau istri saya (Rokhayah) jadi ibu rumah tangga," jelas Jenderal yang sandang gelar Sarjana Hukum FH Universitas Islam Negeri Bandung tahun 2015 ini. * k22

Komentar