nusabali

Krama Serbu Rumah Kelian Dinas

  • www.nusabali.com-krama-serbu-rumah-kelian-dinas

Puluhan warga mendatangi rumah tinggal Kelian Dinas Banjar Dangin Tukadaya, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, I Gusti Ketut Rai Astawa, Selasa (6/10) malam.

NEGARA, NusaBali
Warga menuntut kelian dinas menggelar rapat banjar membahas tuntutan mundur bagi Rai Astawa yang dituding sebagai biang kerok kekalahan calon dari Banjar Dangin Tukadaya pada Pemilihan Perbekel, 5 Juli 2015. 

Warga mendatangi rumah Rai Astawa sekitar pukul 18.00 Wita. Mereka diterima langsung Rai Astawa dan keluarganya. Saat tatap muka, warga sampaikan tuntutannya. Sesuai hasil rapat Badan Musyawarah Banjar (BMB) pada tanggal 12 September untuk menggelar rapat banjar. “Ada keputusan menggelar rapat banjar saat rapat BMB, tapi sampai sekarang belum ada rapat banjar. Itulah yang kami tuntut,” ujar perwakilan warga, I Gusti Komang Pujana.

Panglingsir banjar lainnya, Gusti Ngurah Kayun, menambahkan, dalam rapat banjar nanti akan terlihat aspirasi nyata warga. Apakah Rai Astawa masih banyak dukungan untuk tetap menempati posisinya atau kebanyakan warga yang menuntut mundur. Jika mayoritas masyarakat masih inginkan Rai Astawa menjabat kelian dinas, kelompok kontra Rai Astawa akan menghormati keputusan itu. Sebaliknya, jika masyarakat justru menginginkan Rai Astawa mudur, diharapkan yang bersangkutan dan pendukungnya legowo.

“Kita ini kelompok yang sangat mengedepankan musyawarah mufakat. Tapi kenapa kita yang inginkan musyawarah mufakat tidak mendapat tanggapan,” ungkap Ngurah Kayun yang sempat menjabat Camat dan Kabag Hukum Setda Jembrana ini. Menanggapi permintaan tersebut, Rai Astwa menyampaikan permohonan maafnya karena telah mengecewakan warga. Ia yang didesak mundur karena alasan menjadi calon pemecah suara di banjar pada Pilkel mengaku punya alasan tersendiri. 

Pertama, ia mengaku mendapat dorongan kuat dari keluarga, serta khawatir istrinya berselingkuh. Ini ditunjukkan dari pesan singkat gelap yang menyatakan istrinya pasti berselingkuh, jika ia tidak mencalonkan diri saat Pemilihan Pilkel Desa Dangin Tukadaya. Mmenangggapi tuntutan rapat banjar, ia mengagendakan kembali menggelar rapat BMB pada tanggal 11 Oktober nanti. 

Jawaban menggelar rapat BMB ditanggapi kurang puas oleh warga yang kontra terhadap Rai Astawa. Sebab rapat BMB sudah dilaksanakan, dan mengeluarkan keputusan rapat banjar. Meski dituntut menggelar rapat banjar, Rai Astawa tak berikan jawaban pasti, dan tetap mengiginkan rapat BMB kembali digelar. Kedua belah pihak tak mendapatkan jawaban sesuai keinginan, akhirnya warga membubarkan diri. 

Aksi nglurug rumah Kelian Dinas itu mendapat atensi khusus dari Kepolisian. Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo, Waka Polres Kompol Anak Agung Rai Laba, Kapolsek Kota Negara Kompol I Made Prihenjagat, serta para Kasat Polres Jembrana turun mengamati suasana. Hadir pula Camat Jembrana Gusti Ngurah Sumber Wijaya, dan Perbekel Dangin Tukadaya.
Camat Sumber Wijaya sempat berpesan agar warga yang kontra terhadap Rai Astawa dapat menahan diri. Jangan sampai melakulan gerakan berlebih, seperti aksi nglurug rumah kelian hingga mengundang perhatian kepolisian. Dipastikan masalah ini akan tetap ditindaklanjuti, namun butuh proses. “Sekarang Perbekel dikejar dengan agenda penyusunan APBDes untuk kepentingan desa. Kita tidak bermaksud mengabaikan tututan itu, tapi mohon jangan sampai melakukan yang tidak-tidak. Malu sampai Pak Kapolres datang ke sini," pesan Wijaya.

Komentar