nusabali

Krama Pejeng Siapkan Karya Panca Wali Krama

  • www.nusabali.com-krama-pejeng-siapkan-karya-panca-wali-krama

Krama Desa Pakraman Jro Kuta Pejeng, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar kini mempersiapkan Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Penataran Sasih di desa setempat.

Diisi Ritual Anten-antenan dan Ngelamuk Baha

GIANYAR, NusaBali 
Puncak karya pada piodalan di pura setempat, Senin (22/2/2016) Purnamaning Kasanga. 

Ida Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur, Desa Pejeng jadi Wiku Yajamana (pendeta penanggungjawab karya) dengan Pangrajeg Karya AA Gde Agung Bharata.    

Kamis (26/11) malam, dilaksanakan Upacara Matur Piuning. Ditemui di sela-sela matur piuning, Bendesa Pakraman Jro Kuta Pejeng Cokorda Gde Putra Pemayun mengatakan, setahunya karya ini pertama kali di Pura Penataran Sasih Pejeng, setelah 50 tahun silam, pada 1966, dilangsungkan karya Mapadudusan Agung. 

Dijelaskan, selain melibatkan krama Jro Kuta Pejeng, karya ini juga didukung desa lainnya yang merupakan Desa Pejeng Tua. Diantaranya, Desa Pejeng Kawan, Pejeng Kangin, Pejeng Kelod dan Pejeng Kaja. Sejak sebulan terakhir, krama mulai sibuk ngayah mempersiapkan pelaksanaan karya ini. 

Ketua Panitia Karya Cokorda Rai Widiarsa P menambahkan, karya Panca Wali Krama ini tergolong karya tingkat utama. Oleh karena itu, pihaknya berharap seluruh panitia dan krama benar-benar memanfaatkan momen ini untuk ngayah dengan hati yang ning dan bersih. “Jauhkan silang pendapat yang dapat mengganggu pelaksanaan karya,” tandasnya.
Karya diawali dengan matur piuning dan mejaya-jaya bagi panitia, juga diisi Dharma Wacana oleh Ida Pedanda Wayahan Bun. 

Ida Pedanda mengatakan, puncak karya ini bertepatan piodalan di pura setempat.
Pedanda menegaskan, Pejeng merupakan desa tua yang pertama kali mengenal budaya tulis sekitar tahun 1200. Itu terbukti dari temuan prasasti Pejeng yang di dalamnya terdapat kalimat “Ye Dharma Hetu Prabawa” yang artinya “Pemimpin yang Lahir dari Dharma”. Prasasti Pejeng ini sangat terkenal dan menjadi acuan para pemimpin di Bali. Tidak berlebihan jika Pejeng dikatakan sebagai kawitannya pemerintahan di Bali.

Untuk membangkitkan fibrasi desa tua, ritual anten-antenan dan ngelamuk baha (Sanghyang Jaran) akan digelar dalam Karya Agung Panca Wali Krama ini. Sebagaimana diketahui, kedua ritual tersebut sempat digelar saat karya Mapadudusan Agung di Pura Penataran Sasih, sekitar 1966. Dengan berbagai pertimbangan, dua ritual itu belakangan tidak pernah digelar. 

Komentar