nusabali

Stadion Dipta Terancam ‘Diledakkan’

  • www.nusabali.com-stadion-dipta-terancam-diledakkan

Pertandingan sepak bola Piala Jenderal Sudirman di Stadion Dipta, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh,  Gianyar berubah mencekam.

GIANYAR, NusaBali
Seorang pelaku bom bunuh diri yang menyamar jadi penonton dan ingin meledakkan Stadion Dipta, ditembak mati tentara dari Batalyon Zipur 18/YKR Gianyar. Paket bom yang melilit di tubuh pelaku berhasil dijinakkan.

Demikian peristiwa simulasi (latihan) dari Batalyon Zipur 18/YKR Gianyar dalam upaya penanggulangan ancaman keamanan dari teroris di Stadion Dipta, Buruan, Gianyar, Rabu (24/11).  Satu peleton pasukan dengan persenjataan lengkap mengikuti simulasi yang diliput sejumlah media baik cetak maupun elektronik ini. Dua truk jihandak dan satu mobil ambulans juga dilibatkan dalam simulasi yang diwarnai letusan senapan senjata dan ledakan ini.

“Simulasi ini salah satu program TNI AD dalam upaya melatih keterampilan dari prajurit dalam menjaga keamanan Republik Indonesia dari ancaman teroris,” ujar Wadanyon Zipur 18/YKR Gianyar, Mayor CZI Yuli Hartanto, ditemui di sela-sela simulasi, kemarin.

Ia menjelaskan, simulasi bertujuan antisipasi gangguan  keamanan dari ancaman teroris, khususnya ancaman bom. Apalagi akhir-akhir ini berita tentang aksi teror yang menerpa sejumlah negara marak terjadi. Bali, khususnya, yang sudah dua kali diguncang bom, tentu harus selalu waspada dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, termasuk mendeteksi masuknya teroris ke Pulau Dewata sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan. 

Dalam simulasi itu,  pelaku berjenis kelamin laki-laki  ditembak di luar stadion, saat kepergok membawa bom yang dibalut dalam tubuhnya. Meski sudah diperingati untuk berhenti dan menyerah, namun pelaku terus berjalan masuk stadion sambil siap-siap menarik pemicu bom ditubuhnya dan berteriak bernada mengancam. Tindakan tegas pun diambil tentara dari Batalyon Zipur 18/YKR dengan menembak tersangka, mengingat ada ribuan orang yang terancam nyawanya jika pelaku berhasil menarik pemicu bom.

Penontonpun dievaluasi dan selanjutnya Tim Jihandak  diterjunkan untuk menjinakkan bom yang melilit tubuh pelaku yang tengah terkapar. Suasana tegang menyelimuti saat dua personil  tim Jihandak melakukan tugas menjinakkan rangkaian bom.  Setelah berhasil, selanjutnya bom yang mempunyai daya ledak tinggi itu dimasukkan dalam mobil Jihandak dan dibawa jauh dari keramaian yakni ke pantai Serangan.

Selanjutnya Tim Jihandak kembali melakukan penyisiran di seputar stadion. Alhasil, Tim Jihandak kembali menemukan bungkusan  hitam yang dicurigai sebagai bom di dekat pintu masuk stadion. Setelah diidentifikasi dan memastikan bahwa bungkusan itu bom, selanjutnya tas tersebut diledakkan. Dari aksi penyelamatan ini, tidak ada korban dari pihak penonton atau masyarakat umum lainnya.

Komentar