nusabali

Melasti Sejauh 5 Km, Peserta Diwajibkan Tanpa Busana Atas

  • www.nusabali.com-melasti-sejauh-5-km-peserta-diwajibkan-tanpa-busana-atas

Dalam prosesi melasti dari Desa Pakraman Bungaya (Kecamatan Bebandem) menuju Pantai Desa Bugbug (Kecamatan Karangasem), 517 calon Daha-Teruna beriringan di barisan paling depan

Ritual Awal Pembentukan Daha-teruna di Desa Pakraman Bungaya, Karangasem


AMLAPURA, NusaBali
Upacara melasti dengan cara unik dilaksanakan krama Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Purnamaning Karo yang jatuh saat rahina Buda Wage Warigadean, Rabu (17/8) siang. Ribuan krama yang ikut prosesi jalan kaki sejauh 5 kilometer siang itu, diwajibkan tanpa mengenakan busana atas.

Prosesi ritual melasti tanpa mengenakan busana atas alias telanjang dada ini merupakan awal dari rangkaian pembentukan Daha-Teruna Desa Pakraman Bungaya. Daha-Teruna merupakan remaja perempuan-remaja pria yang dibolehkan ngayah dalam kegiatan yang ada di desa adat. Ada 517 calon Daha-Teruna yang mengikuti prosesi melasti siang itu.

Prosesi melasti yang dilakukan menjelang Karya Usaba Dangsil ini mengambil start dari Pura Puseh Desa Pakraman Bungaya (Kecamatan Bebandem) menuju Pantai Desa Bugbug (Kecamatan Karangasem). Peserta prosesi melasti yang jumlahnya mencapai ribuan orang ini jalan kaki menuju Pantai Desa Bugbug dengan melintasi sejumlah desa, termasuk Desa Pakraman Timbrah (Kecamatan Karangasem), Desa Pakraman Asak (Kecamatan Karangasem), Desa Pakraman Perasi (Kecamatan Karangasem), dan Desa Pakraman Bugbug (Kecamatan Karangasem).

Bukan hanya krama peserta prosesi melasti yang wajib tanpa mengenakan busana atas. Dua tokoh spiritual sekaligus petinggi atas Desa Pakraman Bungaya yang meng-koordinasikan prosesi melasti ini, De Kubayan Wayan dan De Kubayan Nyoman, bahkan tanpa mengenakan alas kaki sepanjang perjalanan. Padahal, mereka harus jalan kaki sejauh 5 kilometer di bawah terik matahari.

Pantauan NusaBali, iring-iringan yang bergerak paling depan dalam prosesi ritual melasti menuju Pantai Desa Bugbug siang itu adalah calon Daha-Teruna yang jumlahnya mencapai 517 orang. Dua (2) dari mereka berada di posisi terdepan sebagai pemuit dengan membawa tombak, sementara 2 teruna lagi membawa utik (bara api dengan kayu bakar kloping nyuh gading), sebagai pembuka jalan.

Para calon Daha-Teruna sebanyak 517 orang itu tampil di posisi depan mengusung pralingga dan pratima Ida Baatara Kabeh. Ini merupakan awal pembentukan spiritual, sebelum mereka diwinten (menjalani upacara pembersihan diri) yang akan dilangsungkan di Pura Puseh Desa Pakraman Bungaya pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (26/8) depan. Setelah diupacarai, sebagai calon Daha-Teruna nanti, barulah 517 remaja ini boleh leluasa ngayah menghias palinggih dan melayani krama yang hendak melakukan persembahyangan di pura-pura.

Sekretaris Karya Usaba Dangsil Desa Pakraman Bungaya, I Gede Krisna Widana, menyatakan prosesi melasti sejauh 5 kilometer ini dilaksanakan untuk menyucikan seluruh pralingga dan pratima Ida Bhatara. Harapannya, agar benda-benda sakral itu kembali suci secara niskala, sebelum puncak Karya Usaba Dangsil pada Soma Umanis Sungsang, Senin (29/8) mendatang.

Dipilihnya segara (laut) di Pantai Desa Bugbug sebagai tempat ritual melasti, kata Krisna Widana, karena lautan merupaklan pelebur segala kotoran. Itu sebabnya, seluruh pralingga dan pratima disucikan di laut, dengan melakukan persembahan banten dan puja Sang Pamangku Desa.

“Di samping itu, juga mohon air suci ke hadapan Ida Batara Baruna. Air suci itu nantinya sebagai jatu (unsur utama) Karya Usaba Dangsil,” jelas Krisna Widana kepada NusaBali. Upacara melasti di pantai Desa Bugbug itu sendiri dipuput bersama oleh Jro Mangku Bukit, Jro Mangku Desa, Jro Mangku Maspahit, Jro Mangku Jawa, dan De Penanga.

Krisna Widana menyebutkan, Karya Usaba Dangsil di Pura Puseh kali ini merupakan yang pertama digelar krama Desa Pakraman Bungaya dalam kurun 14 tahun terakhir. Sebelumnya, Karya Usaba dangsil terakhir dilaksanakan pada 2002 silam. “Puncak Karya Usaba Dangsil ditandai menghadirkan 40 dangsil berbagai jenis,” jelas Krisna Widana.

Menurut Krisna Widana, setelah upacara melasti di mana pesertanya diwajibkan tanpa mengenakan busana atas, ada lagi serangkaian prosesi berikutnya jelang Karya Usaba Dangsil. Pertama ritual mendak pralina Ida Batara di Desa Pakraman Kedampal, Kecamatan Kubu, Karangasem pada Wraspati Paing Julungwangi, Kamis (25/8).

Kedua, upacara pawintenan 517 calon Daha-Teruna pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (26/8). Ketiga, Daha-Teruna yang baru diwenten wajib ngayah menari di pura Puseh pada Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (27/8). Keempat, puncak Karya Usaba Dangsil di Pura Puseh pada Soma Umanis Sungsang, Senin (29/8) mendatang. * k16

Komentar