nusabali

Bus Terjun ke Sungai, 1 Tewas, 2 Sekarat

  • www.nusabali.com-bus-terjun-ke-sungai-1-tewas-2-sekarat

Bus Pahala Kencana nomor polisi D 7897 AJ terjun bebas ke Tukad Yeh Otan di Banjar Bajera Kaja, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Minggu (24/7) dinihari.

TABANAN, NusaBali
Dalam musibah di Jembatan Tukad Yeh Otan Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk ini, satu orang tewas mengenaskan di lokasi TKP, sementara dua korban lagi mengalami patah tulang hingga dilarikan ke RSUD Tabanan.

Korban tewas dalam kecelakaan maut yang terjadi Minggu dinihari sekitar pukul 01.45 Wita itu adalah sopir cadangan Bus Pahala Kencana D 7897 AJ, Dindin Saepudin, 48. Sedangkan dua korban patah tulang masing-masing sopir Bus Pahala Kencana D 7897 AJ, Toto Sunyoto, 65, dan kondektur Haris Purnama Sidiq, 31. Ketiga korban, baik tewas maupun selamat, baru dievakuasi dari bangkai bus di dasar berselang 5 jam setelah kejadian.

Sebelum kejadian, Bus Pahala Kencana D 7897 AJ yang dikemudikan sopir Toto Sunyoto awalnya meluncur dari arah timur (Denpasar) menuju Gilimanuk. Mereka rencananya menjemput wisatawan di Madura, Jawa Timur. Begitu tiba di lokasi TKP, bus mendadak alami rem blong. Bus naas ini nyaris menabrak pembatas Jembatan Tukad Yeh Otan di sebelah kiri jalan.

Sialnya, sopir terlalu kencang banting setir ke kanan, sehingga bus justru menabrak pembatas jembatan di sisi kanan jalan (seblah utara). Besi pembatas jembatan pun langsung roboh. Sejurus kemudian, bus terjun bebas ke dasar Tukad Yeh Otan sedalam 4 meter. Ketiga korban terperangkap dalam bangkai bus di dasar jurang, sehingga salah satunya tewas.

Korban Haris Purnama Sidiq, kondektur asal Kampung Biru, Desa Mandala Sari, Kecamatan Cikancung, Bandung dievakuasi dalam kondisi pingsan. Dia sempat dibawa ke Puskesmas Selemadeg di Desa Bajera yang berjarak sekitar 500 meter, untuk mendapatkan perawatan. Namun, korban selanjutnya dirujuk ke RSUD Tabanan.

Sedangkan korban Toto Sunyoto, sopir asal Jalan Babakan Sari III No 196 RT 05 RW 15, Kecamatan Kiaca Condong, Bandung, Jawa Barat baru bisa dievakuasi dari dalam bangkai bus sekitar pukul 06.40 Wita. Toto Sunyoto dievakuasi dalam kondisi kaki terjepit, setelah terperangkap selama hampir 5 jam di dalam bangkai bus. Sebaliknya korban tewas, Dindin Saepudin, sopir cadangan asal Graha Bukit RT II Blok L6/16 RT 003/024 Cilame, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dievakuasi paling akhir dari dalam bangkai bus, Minggu pagi pukul 07.00 Wita. Korban tewas maupun selamat ini selanjut dibawa ke RSUD Tabanan.

Sumber di lapangan menyebutkan, saat mengevakuasi korban selamat yang kondektur bus, Haris Purnama Sidiq, warga mencium bau alkohol. Diduga, salah satu dari ketiga korban dalam bangkai bus naas ini sempat menenggak minuman keras. Sedangkan Kanit Laka Polres Tabanan, Ipda Made Sukiarta, menduga sopir mengemudi dalam kondisi lelah dan mengantuk. “Ya, diduga sopirnya lelah dan mengantuk saat berkendara,” ujar Made Sukiarta, yang kemarin ikut terjun mengevakuasi bersama Kapolsek Selemadeg, AKP Abdus Salim, dibantu warga sekitar.

Manajer Outdity IRD RSUD Tabanan, dr Dendra Purana, 31, menyatakan dari hasil pemeriksaan, korban selamat Toto Sunyoto mengalami patah kaki kanan karena tergencet, patah tulang kemaluan, ada jejas (lembab di ulu hati), luka robek di lutut kanan, dan luka robek sepanjang 3 cm di dahi. Sementara korban selamat lainnya, Haris Purnama Sidiq, menderita patah tulang paha kanan, patah tulang pinggul, serta nyeri di dada dan leher.

Sebaliknya, korban tewas Dindin Saepudin mengalami cedera kepala berat. Menurut dr Dendra Purana, ada luka robek sepanjang 10 cm di kepala bagian belakang, luka menganga 7 cm di kepala bagian atas, dan benjolan di dahi. “Kemungkinan korban tewas ini sempat terendam air di dasar sungai, karena kondisi tubuhnya basah,” ungkap dr Dendra di RSUD Tabanan, Minggu kemarin.

Ditemui NusaBali di ruang perawatan RSUD Tabanan, Minggu kemarin, koban selamat Toto Sunyoto menyatakan semula bus yang dikemudikan membawa 32 orang dari Bandung menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Setelah balik dari Pelabuhan Benoa, bus naas ini meluncur ke Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) untuk jemput penumpang di Madura, Jawa Timur.

Sopir Toto Sunyoto mengaku kehilangan kendali setibanya di Jembatan Tukad Yeh Otan. Saat menikung ke kanan menuju Jembatan Tukad Yeh Otan, laju kendaraannya tidak terkendali dan nyaris menabrak pembatas jembatan di sisi kiri jalan (selatan). “Saya banting setir ke kanan, eh malah nabrak pembatas jembatan dan jatuh ke sungai,” cerita Toto.

Toto membantah mengemudi dalam kondisi mengantuk maupun mabuk, meskipun warga yang membantu evakuasi menyuatakan mencium bau alkohol. Toto berdalih rem kendaraan dalam kondisi blong. Toto mengaku sudah mengecek dan setel rem di Bandung sebanyak dua kali. Setiba di Bali, tepatnya di Pelabuhan Gilimanuk, dia kembali cek rem. Diakuinya, saat dicek di Pelabuhan Gilimanuk, rem memang mengalami masalah. Mengingat alat yang diperlukan belum datang, bus tetap digunakan mengangkut penumpang ke Denpasar. “Alat rem belum datang, terpaksa saya setel sendiri,” katanya. Toto sendiri mengaku tergencet hampir 5 jam dalam bangkai bus. Saat kejadian, suasana gelap dan sepi orang. “Kaki saya tergencet, sempat teriak-teriak minta tolong, tapi tak ada orang mendengar,” papar Toto. * cr61,k21

Komentar