nusabali

Jadi ‘Gila’ Lantaran Selalu Gagal Setiap Lamar Kerja

  • www.nusabali.com-jadi-gila-lantaran-selalu-gagal-setiap-lamar-kerja

Kepolisian Polsek Denpasar Timur mengirim Ketut Sudiarta alias Penyu, 38, pelaku pembunuhan kakak tirinya Ni Kadek Narwi, 43, saat mabanten di merajan rumahnya kawasan Banjar Dangin Tangluk, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, ke RSJ Bangli. 

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri Dikirim ke RSJ Bangli   

DENPASAR, NusaBali
Pengiriman pelaku yang mengidap kelainan jiwa ini lantaran tidak bisa dimintai keterangan terkait aksinya yang dilakukan pada Jumat (5/2) pagi. Meski demikian, kepolisian akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah Ketut Sudiarta dinyatakan sehat oleh pihak RSJ.

Kanit Reskrim Denpasar Timur AKP Nyoman Darsana, menuturkan, setelah pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu, menyerahkan diri usia melancarkan aksinya, penyidik dari Unit Reskrim langsung melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Namun, pemeriksaan sejak pagi hingga sore kemarin tidak menemukan titik terang. Sehingga pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas sosial, selanjutnya pada Jumat (5/2) sekitar pukul 19.00 Wita, pelaku langsung dikirim ke RSJ Bangli untuk mendapatkan penanganan. “Dia sudah kami serahkan ke sana. Gimana mau kami periksa, orang ditanya B dijawab Z. lah, syukur kalau jawab. Orang dia bengong aja,” tuturnya, Sabtu (6/2) sore.

Meski saat ini pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu ini sudah dikeler ke RSJ Bangli, pihak kepolisian akan selalu berkoordinasi dengan pihak dokter di RS tersebut, supaya setiap perkembangannya dilaporkan ke pihak kepolisian. Sehingga, jika kondisinya sudah dinyatakan pulih, barulah kepolisian akan memeriksanya lagi. “Entah itu tempatnya (pemeriksaan pelaku) di RSJ atau di sini (polsek), nanti tunggu koordinasi dari sana (RSJ) dulu,” jelasnya.

Sementara saat NusaBali ke rumah pelaku di Banjar Dangin Tangluk, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu siang kemarin, ditemui bibi ipar pelaku Ni Made Kerti, 40. Dia mengungkapkan jika musibah naas pada Jumat pagi itu di luar pikirannya. Pasalnya, selama ini antara korban dan pelaku baik-baik saja. Begitu pun dengan dirinya dan suaminya Wayan Sukadana (Wayan Sukadana adalah adik Made Dibleg, bapak pelaku, Red). Hubungan keluarga kecil ini sangat akur. 

Diceritakannya, kondisi kejiwaan Ketut Sudiarta alias Penyu selama ini baik-baik saja. Bahkan, pelaku beraktivitas seperti biasa meski tidak memiliki pekerjaan tetap. Biasanya, aktivitas pelaku pada pagi hingga siang hari pergi ke tempat-tempat tajen di seputaran Denpasar Timur. Sorenya, pelaku pergi memancing di kawasan Sanur. Dalam menjalankan aktivitasnya tersebut, pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu ini mengendarai motor bututnya. “Pokoknya seperti kehidupan orang normal. Tetapi dia tidak memiliki pekerjaan,” tuturnya.

Sang korban, Ni Kadek Narwi, juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Perempuan yang belum memiliki suami ini beraktivitas membantu setiap ada kegiatan atau upacara keagamaan. “Dia (korban) memang aktivitasnya hanya buat banten dan mungut bunga jepun untuk dijual. Kadang juga bantu-bantu tetangganya. Itu saja pekerjaannya,” ucap Made Kerti yang mengakui saat kejadian itu dirinya menduga korban jatuh dan mengalami pendarahan di kepala.

Dikatakannya, korban Ni Kadek Narwi dan pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu ini sebetulnya tinggal bersama Putu Artana (kakak pelaku) di dalam rumah itu. Rumah itu memiliki empat kamar. Ketiga kamarnya digunakan oleh masing-masing keluarga beda ibu ini. “Hanya Artana (kakak pelaku) saja yang bekerja di perusahan cargo. Kalau mereka berdua (korban dan pelaku) hanya diam di rumah,” imbuh Made Kerti.

Semenjak kedua orangtua pelaku yakni Ni Made Wija dan Made Dibleg meninggal, kehidupan keluarga kecil tersebut sedikit berat. Pasalnya, dua tahun pascameninggalnya sang ibu, Ni Made Wija, pada 2005 silam, dua tahun kemudian disusul oleh kepergian ayah korban yang beristri dua. “Ayahnya meninggal tahun 2007. Mereka memang yatim-piatu semenjak itu, dan sedikit beratlah menjalani hidup,” jelasnya sembari mengakui jika mereka melewati masa-masa sulit itu dengan baik.

Saat ditanyai terkait kepribadian pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu, Ni Made Kerti menceritakan jika awal mula kejiwaan pelaku terganggu sekitar tahun 1993 silam. Kala itu, pelaku yang lulus dari salah satu SMA di Denpasar ini mencari pekerjaan ke sana kemari, namun tidak diterima. Namun, setelah sudah berhasil dan memiliki pekerjaan, pelaku hanya bertahan dalam hitungan bulan saja. “Dia (pelaku) pernah kerja di money changer di Ubud. Tapi, itu hanya tiga bulan saja. Setelah itu dia dipecat dan menganggur lagi,” kisahnya.

Setelah itu, pelaku Ketut Sudiarta alias Penyu ini kembali melamar ke beberapa perusahaan. Namun selalu gagal. Akibatnya, kehidupan pelaku semakin ‘liar’. Bahkan, keliaran itu ditunjukkannya dengan mabuk-mabukan. 

“Dia stres berat saat itu dan tidak ada pilihan lain selain mabuk. Kalau dari pengakuan rekan-rekannya, dia ini orangnya keras kepala. Tidak suka diperintah dan hanya kemauannya dia saja yang harus diikut. Makanya selalu dipecat dan ditolak,” beber Made Kerti. Saat itu sudah mulai kelihatan gejala gangguan kejiwaannya.

Setahun berselang, ‘keganasan’ pelaku ini sudah mulai muncul. Orang yang berpapasan dengan pelaku di jalanan selalu menghindar. Bahkan, ia kerap mengancam akan membunuh siapa saja yang dilihatnya di jalanan. Nah, setelah itu, pelaku langsung dibawa ke RSJ Bangli untuk mendapatkan penanganan. 

“Sudah sembuh total belakangan ini. Semua orang sudah tidak takut dengan dia. Pokoknya sudah sembuh dan bisa diterima di masyarakat,” jelasnya dan mengakui jika pada Febreuari 2015, pelaku diantar oleh dokter langsung ke rumahnya dan dinyatakan sembuh.

Sementara, jenazah Ni Kadek Narwi, 43, saat ini masih dititipkan di kamar jenazah RS Wangaya. Ia juga mengakui pihaknya belum bisa mengambil jenazah korban untuk dimakamkan. Pasalnya, keluarga besar masih menunggu petunjuk hari baik. Nantinya, jenazah korban pembunuhan yang dilakukan oleh adik tirinya ini akan dimakamkan. “Kemungkinan Sabtu atau Minggu setelah Galungan,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus pembunuhan dalam lingkup keluarga terjadi di Jalan WR Supratman Gang Sampek Malam Nomor 1 Denpasar, Jumat (5/2) pagi. Korbannya adalah Ni Kadek Narwi, 43, yang tewas ditusuk adik tirinya, I Ketut Sudiarta alias Penyu, 38. Tragisnya, sang kakak justru dibantai saat mabanten di merajan (pura keluarga) rumahnya kawasan Banjar Dangin Tangluk, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.

Musibah maut yang merenggut nyawa Kadek Narwi terjadi Jumat pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Dia tiba-tiba diserang adik tirinya, Ketut Sudiarta, yang diduga menderita kelainan jiwa. Korban pun terkapar bersimbah darah dengan 13 luka tusukan di bagian perut, dada, kepala, dan punggung. Dugaan sementara, pelaku Ketut Sudiarta nekat menghabisi nyawa sang kakak, karena kesal lantaran sering dimarahi. Dugaan lainnya, pelaku berbuat nekat karena penyakit gangguan jiwanya kumat.

Informasi yang dihimpun di lapangan, aksi pembunuhan lingkup keluarga ini bermula dari korban Kadek Narwi majejahitan untuk persiapan banten Hari Raya Galungan, Jumat pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Setelah selama 30 menit majejahitan seorang diri, korban mabanten ke merajan sekitar pukul 07.30 Wita. Tiba-tiba adik tirinya, Ketut Sudiarta, datang menghampiri korban.

Pelaku Sudiarta yang muncul sambil menenteng sebilah pisau belati, tanpa ba bi bu langsung mengujamkan tusukan ke sekujur tubuh kakaknya. Karena diserang tiba-tiba dengan tusukan di bagian dada, korban Made Narwi langsung roboh bersimbah darah. Setelah kakaknya roboh, pelaku Sudiarta bukannya menghentikan aksinya, namun terus menghujamkan tusukan demi tusukan ke tubuh korban.

Walhasil, korban Kadek Narwi yang merupakan daha lingsir (perawan tua)—belum kawin hingga usia 43 tahun—langsung menghembuskan napas terakhir di lokasi TKP. Sementara, pelaku Sudiarta, yang juga berstatus teruna lingsir (perjaka tua) karena belum kawin di usia 38 tahun, langsung keluar dari rumah dan menyerahkan diri ke polisi, seusai membunuh kakaknya. Pelaku Sudiarta sengaja mendatangi petugas kepolisian yang sedang melakukan pengamanan lalulintas di Pertigaan Jalan WR Supratman-Jalan Sedap Malam Denpasar. 7 da

Komentar