nusabali

Wabup Kembang Targetkan Semua Pasar Tradisional Direvitalisasi di 2020

  • www.nusabali.com-wabup-kembang-targetkan-semua-pasar-tradisional-direvitalisasi-di-2020

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan meninjau Pasar Tegal Cangkring di Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Sabtu (20/1) pagi.

NEGARA, NusaBali

Wabup mendapati sejumlah kerusakan bangunan pasar, di antaranya beberapa talang air sudah pecah, hingga menyebabkan lantai pasar tergenang ketika hujan, serta beberapa sudut tempat berjualan yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Wabup Kembang yang didampingi Kepala Dinas Perindagkop Jembrana I Made Gede Budiartha, juga mendapati tumpukan barang yang menutupi gang-gang di dalam pasar, sehingga pengunjung pasar sulit melintas, dan menambah kesan jorok.

Menemukan keadaan tersebut, Wabup Kembang meminta agar Pasar Tegal Cangkring sebagai salah satu prioritas untuk direvitalisasi tahun 2018 ini. “Presiden kita sedang gencar membangun 1.000 pasar tradisional. Hitungannya kalau dibagi 548  kabupaten dan provinsi di Indonesia, kita dapat paling banyak 2 pasar. Tetapi nanti kita akan lobi dan pendekatan intens ke pusat untuk memperjuangkan lebih banyak lagi pasar diperbaiki di Jembrana tahun ini. Minimal kita dapat 5 pasar. Target kita tahun 2020 semua pasar tradisional di Jembrana direvitalisasi,” ujar Wabup Kembang.

Wabup Kembang juga ingin pasar tradisional dirancang lebih modern secara struktur dan estetika, sehingga masyarakat tidak kehilangan antusiasme untuk ke pasar tradisional yang merupakan penggerak ekonomi masyarakat. “Pasar tradisional mulai ditinggalkan karena kesan becek, pengap, dan jorok. Jadi ke depan bangunan harus modern, dalam arti desain bangunan dengan sirkulasi udara bagus, pencahayaan juga baik, sehingga hemat energi, serta fasilitas yang lengkap seperti toilet dan parkir tanpa mengurangi ruang untuk mengakomodasi kebutuhan pedagang dan pembeli, sehingga masyarakat nyaman berbelanja dan jualan di pasar,” ujarnya.

Wabup Kembang sempat berinteraksi dengan pedagang maupun pengunjung pasar. Sejumlah pedagang maupun pengunjung mengeluhkan kenaikan harga beras yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) beras kualitas medium dan premium. Pada beberapa pedagang bahkan ditemui harga beras medium mencapai Rp 11.000 per kg. Padahal HET yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 9.450 per kg. “Harga beras di atas HET ini karena ada kenaikan harga di pedagang antara seribu rupiah, lima ratus rupiah, sehingga harga beras di atas HET. Nanti kita akan bersurat ke Bulog agar melakukan operasi pasar, sehingga harga beras di Jembrana bisa stabil,” kata Wabup Kembang, yang mengaku akan mengecek harga beras di pasar lainnya di Jembrana. *

Komentar