nusabali

Tumpek Kandang, Orangutan pun Nunas Bija

  • www.nusabali.com-tumpek-kandang-orangutan-pun-nunas-bija

Pelaksanaan 'Otonan' satwa di Bali Zoo, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar pada Saniscara Kliwon Wuku Uye, Sabtu (20/1) atau yang lebih dikenal dengan Tumpek Kandang, tampak menarik.

GIANYAR, NusaBali

Terutama ketika 4 satwa sebagai perwakilan, yakni seekor Gajah, Orang Utan, Siamang dan Biawak usai natab banten Dapetan Tumpeng 11. Saat itu, seekor Orang Utan betina bernama Septi berperilaku layaknya umat Hindu ketika nunas tirta wangsuhpada. Kedua tangannya pun ditumpuk, lalu tirta yang diperciki oleh AA Aji Mangku langsung diminum. Begitu pula ketika dibagikan bija (biji beras, red), Septi yang berusia 7 tahun ini memakannya sedikit demi sedikit.

Hal itu pula dilakukan oleh Siamang bernama Olas. Hanya saja, keduanya harus dalam pengawasan pawangnya. Sebab jika tak dipegang, keduanya bisa menyelinap di antara karyawan Bali Zoo yang sedang melakukan prosesi Tumpek Kandang ini. Pemangku yang memimpin upacara, AA Aji Mangku menjelaskan prosesi Tumpek Kandang ini diperuntukkan bagi seluruh satwa di Bali Zoo. Tujuannya, untuk memohon keselamatan dan kesehatan.

"Kami memohon pada Dewanya para Satwa, Rare Angon supaya satwa-satwa di sini dihindarkan dari virus dan penyakit," jelasnya. Senada dengan AA Aji Mangku, Head of Public Relation Bali Zoo, Emma Chandra mengatakan Tumpek Kandang juga sebagai wujud kasih sayang terhadap para satwa.

"Perayaan hari suci ini sebagai wujud cinta kasih manusia terhadap satwa yang di Bali sering disebut bagian dari Tri Hita Karana," ujarnya. Prosesi yang berlangsung di Padmasana setempat pun sempat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik yang sedang berkunjung.

Sementara terkait jaminan kesehatan para satwa, Emma mengatakan sudah punya tim kesehatan khusus. "Kami ada 3 dokter hewan dan perawat khusus. Selebihnya, para kiper sudah punya keahlian menangani satwanya masing-masing," jelasnya. Selain itu, pihaknya juga memastikan pengecekan kandang dilakukan secara berkala. Termasuk pemberian nutrisi dan vitamin untuk seluruh satwa. Ditambahkan Emma, saat ini pihaknya sedang berbenah. Sebuah areal Deer Park pun disiapkan sebagai pintu masuk area hutan.

Di areal ini terdapat sekitar 36 rusa di tempat terbuka. Pengunjung pun bisa berinteraksi langsung termasuk menyentuh dan memberi makanan khusus yang disediakan oleh pengelola. "Ada juga kabar bagus tahun ini. Seekor anak beruang madu telah lahir sebulan lalu. Tapi karena masih nempel sama induknya, belum bisa kami publis," ujarnya. Lahirnya anak beruang madu ini pun dikatakan cukup langka. Sebab, tak banyak kebun binatang yang bisa mengembangbiakan satwa khas Kalimantan ini. "Sekarang masih dalam perawatan. Ini masuk spesies langka," imbuhnya. *nvi

Komentar