nusabali

Sudah Lebih dari 10 Kali Bolak-balik Berobat ke RSJ Bangli

  • www.nusabali.com-sudah-lebih-dari-10-kali-bolak-balik-berobat-ke-rsj-bangli

Ibunda dari Komang Liana Dewi, yakni Ni Wayan Sumarni, pulang ke rumah bajangnya di Banjar Sengguan Kangin, Kelurahan Gianyar setelah suamninya di Semarang meninggal. Di rumah bajangnya ini, Wayan Sumarni tinggal bersama dua saudaranya yang juga menderita gangguan jiwa

Komang Liana Dewi, Penderita Gangguan Jiwa yang Serang Ibu Hamil di Lapangan Astina Raya Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Penderita gangguan jiwa Ni Komang Liana Dewi, 28, sudah dibawa petugas Satpol PP ke RSJ Bangli, Kamis (18/1) sore, beberapa saat setelah menyerang ibu hambil hingga terluka di Lapangan Astina Raya Gianyar. Terungkap, penderita gangguan jiwa yang tinggal di Banjar Sengguan Kangin, Kelutahan Gianyar, Kecamatan Gianyar ini sudah lebih dari 10 kali bolak-balik diajak berobat ke RSJ Bangli.

Menurut anggota Satpol PP Kabupaten Gianyar, Wayan Nasta, penderita gangguan jiwa berusia 28 tahun ini sudah teramat sering, lebih dari 10 kali, dibawa berobat ke RSJ Bangli. Bahkan, saking seringnya bolak-balik ke RSJ Bangli, Wayan Nasta sampai bosan mendengar laporan masyarakat manakala Liana Dewi kembali berulah. "Sudah langganan orang ini (Liana Dewi) kita tangkap dan kirim ke RSJ Bangli. Tidak kapok-kapok juga," ungkap Wayan Nasta saat dikonfirmasi NusaBali di Gianyar, Jumat (19/1).

Wayan Nasta menjelaskan, terakhir Liana Dewi sudah langsung dibawa ke RSJ Bangli usai menyerang dan melukai seorang ibu hamil, Bu Putu, 26, di bangunan bale bengong pojok timur laut Lapangan Astina Raya Gianyar, Kamis sore sekitar pukul 16.20 Wita. "Kebetulan, kemarin anggota lain yang tangani. Sudah langsung dikirim ke RSJ Bangli," papar Nasta.

Menurut Nasta, pihaknya tak habis pikir dengan kondisi kejiwaan Liana Dewi. Sebab, yang bersangkuat berkali-kali penyakitnya kumat dan bikin ulah, namun minim dukungan dari keluarga. "Pihak keluarga juga kayaknya sudah menyerah. Dia tinggal di Banjar Sengguan Kangin bersama ibunya. Tapi, ibunya juga angin-anginan, sering mengemis di Senggol Gianyar pas malam hari," tandas Nasta.

Sementara itu, seorang warga Banjar Senguan Kangin, Kelurahan Gianyar mengaku prihatin dengan kondisi Liana Dewi. Dia menjelaskan, Liana Dewi merupakan anak dari Ni Wayan Sumarni. Sedangkan ayahnya (suami dari Wayan Sumarni) adalah pria keturunan China yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah.

Ibunda Liana Dewi, yakni Ni Wayan Sumarni, awalnya menikah dan tinggal di Semarang. Mereka dikaruniai 3 anak yang semuanya lahir dan dibesarkan di Semarang, termasuk Liana Dewi. Namun, keluarga Liana Dewi tercerai berai setelah ayahandanya yang sebagai penopang nafkah meninggal karena sakit.

Setelah ditinggal mati suaminya, Ni Wayan Sumarni pun pulang kembali ke rumah bajangnya di Banjar Sengguan Kangin, Kelurahan Gianyar, dengan mengajak serta ketiga anaknya. Si sulung yang perempuan, sudah menikah keluar. Sedangkan si bungsu yang laki-laki, kawin nyentana (tinggal dan jadi ahli warus di rumah istrinya) ke Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.

Nah, Liana Dewi yang menderita gangguan jiwa sejak lama, tetap tinggal bersama ibunya di rumah bajang kawasan Banjar Sengguan Kangin. Tragisnya, kata warga sebanjar tadi, mereka tinggal di sana bersama dua saudara dari Wayan Sumarni yang juga mengalami gangguan jiwa.

"Sebenarnya, ada satu adik dari Wayan Sumarni yang normal, tapi sudah pindah rumah entah ke mana. Sekarang di rumah bajang tersebut, Wayan Sumarni tinggal bersama saudara dan anak yang agak angin-anginan (menmderita gangguan jiwa, Red). Makanya, sebaiknya Anda jangan ke sana, karena percuma nanti diajak ngobrol ngalor ngidul,” pinta warga sebanjar yang enggan namanya dikorankan ini kepada NusaBali.

Komang Liana Dewi sendiri kesehariannya kerap mangkal di bale bengong pojok timur laut Lapangan Astina Raya Gianyar. Liana Dewi sudah menganggap bale bengong tersebut sebagai rumah sendiri. Karenanya, siapa pun yang dia lihat duduk di sana, langsung dimarahi.

Walhasil, terjadilan insiden unik, Kamis sore sekitar pukul 16.20 Wita, ketika seorang ibu hamil yang akrab dipanggil Bu Putu diserang dan dilukai Liana Dewi, gara-gara istirahat duduk di bale bengong tersebut. Sore itu, Bu Putu berhenti di bale bengong ketika dalam perjalanan ke rumahnya di kawasan Kesiman, Denpasar Timur, sepulang dari Klungkung.

Awalnya, Bu Putu dibonceng suaminya dari Klungkung dengan motor Honda Vario DK 7880 QG. Kemudian, mereka berhenti di bale bengong pojok Lapangan Astina Raya Gianyar, karena Bu Putu kelelahan dibonceng dalam kondisi hamil. Namun, belum hilang rasa penatnya, tiba-tiba datang Liana Dewi sembari ngomel-ngomel memarahi Bu Putu.

Saat itu, Bu Putu disuruh menjauh dari bale bengong. Karena merasa tidak punya alasan untuk menjauh, Bu Putu pun tetap bertahan di bale bengong. Walhasil, terjadi cekcok antara penderita gangguan jiwa vs Bu Putu. Ujung-ujungnya, Liana Dewa mengamuk, lalu mengambil sebuah batu yang langsung dilemparkan ke wajah Putu.

Akibatnya, ibu hamil ini terluka dengan hidung berdarah. Bahkan, motor Honda Vario DK 7880 QG yang diparkir suami korban juga dirusak Liana Dewi. Insiden penyerangan terhadap ibu hamil oleh penderita gangguan jiwa ini kontan menjadi perhatuan pengunjung Lapangan Astina Raya Gianyar. Petugas kepolisian bersama pengunjung kemudian mengamankan Liana Dewi ke Pos Polisi yang berada di pojok barat laut lapangan. *nvi

Komentar