nusabali

Mozaic Bentuk Keong Dapat Hak Cipta

  • www.nusabali.com-mozaic-bentuk-keong-dapat-hak-cipta

Kerajinan mozaic bentuk keong hasil karya I Nengah Kita, 37, telah tercatat dan menerima hak cipta.

BANGLI, NusaBali

Perajin asal Banjar Kalanganyar, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli, ini berencana mengajukan beberapa model mozaic hasil desainnya untuk didaftarkan agar memiliki hak cipta. Tujuannya agar hasil karyanya tidak diakui orang lain.

Pendaftaran mozaic bentuk keong dilakukan tahun 2016 didampingi Dinas Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Bangli. Surat Pencatatan Ciptaan dari Kementerian Hukum dan HAM RI telah di terima beberapa hari lalu. Nengah Kita mengatakan, kerajinan mozaicnya lebih banyak dieksport. Negara tujuan pengiriman seperti New Zealand, Prancis, Argentina, dan Australia. Sedangkan untuk di dalam negeri, pembeli dari Jakarta. Model mozaic yang dijual bervariasi, ada sekitar 70 model yakni piring, guci, dan lainya. Perbedaan kerajinan mozaic buatannya dengan mozaic pada umumnya terletak pada corak. “Kami membuat pola di dalamnya, sehingga ada perbedaan dengan karya yang lain,” ungkap Nengah Kita, Kamis (18/1).

Nengah Kita dibantu istri, Ni Komang Ediani, 35, berusaha membuat desain yang baru agar mampu bersaing dengan perajin lainnya. Diakui, pembeli selalu minta desain yang baru. Pesanan satu model mozaic paling sedikit 50 biji. Saat ini produk yang banyak dicari mozaic bentuk keong yang sudah mengantongi hak cipta. “Syukur ada saja pesanan yang masuk, mozaic bentuk keong paling banyak dicari. Pesanan sekitar 1.000 biji ditambah model yang lain,” ujarnya. Untuk memenuhi permintaan, Nengah Kita mengajak karyawan 12 orang.

Nengah Kita memulai usaha mocaic sejak tahu 2010. Ia langsung membuat beberapa desain baru. Diakui sebelum memiliki usaha sendiri, ayah dua anak ini bekerja di salah satu art shop di Kecamatan Tegallalang, Gianyar. “Enam belas tahun bekerja dengan orang lain, disana saya banyak belajar dan memberanikan diri membuka usaha sendiri,” tuturnya. Dikatakan, di Bangli baru dirinya yang mengembangkan usaha kerajinan mozaic. Memasarkan hasil kerajinan mozaic, Nengah Kita menyewa kios di Jalan Raya Gentong, Kecamatan Tegallalang, Gianyar. “Selain dipajang di art shop, pemasaran juga melalui media sosial. Cukup banyak pesanan masuk melalui WhatsApp, kita tinggal kirim contoh gambar, kalau sudah ada kesepakatan, barang akan dikirim melalui kargo,” jelasnya.

Nengah Kita beberapa kali mengikuti pameran lokal maupun nasional. Sempat mengikuti pameran di Jakarta, karyanya laris manis. “Puluhan model saya bawa, dan itu cukup diminati, sisa sekitar 5 biji. Pameran sangat membantu kami dalam promosi,” tuturnya. Nengah Kita mengaku dapat keuntungan rata-rata Rp 30 juta per bulan. Bahan baku kaca, Nengah Kita mengambil di wilayah Tegalalang, Gianyar. Sementara bahan guci dan piring didatangkan dari Lombok. Karyawan diberi tugas potong kaca, mewarnai, hingga menempel. "Bagi-bagi tugas, sehingga semua bisa berjalan, satu orang fokus pada satu pekerjaan,” imbuhnya. *e

Komentar