nusabali

Jalur Singaraja-Amlapura Rawan Bahaya

  • www.nusabali.com-jalur-singaraja-amlapura-rawan-bahaya

Sejumlah ruas Singaraja menuju Amlapura mengalami penyempitan dan melewati tebing pesisir yang membahayakan.

Truk Barang 20 Ton Diimbau Kurangi Muatan

SINGARAJA, NusaBali
Jalur rawan tidak hanya terjadi di jalur Singaraja-Bedugul, pasca pengalihan arus Gilimanuk-Denpasar ke Buleleng akibat jembatan Tukad Daya, Jembrana putus. Jalur Singaraja-Amlapura ternyata cukup rawan juga bagi kendaraan berbadan lebar. Masalahnya, di beberapa titik ruas jalan begitu sempit, di samping itu ada kawasan dimana ruas jalan berada persis di atas tebing pantai. Kendaraan di atas 20 ton pun diimbau mengurangi muatan, menghindari jalan amblas.

Data pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng menyebut, pasca pengalihan arus, jumlah kendaraan yang masuk ke Buleleng rata-rata perhari mencapai 200 unit dengan bobot berbeda. Dishub sendiri telah memasang papan petujuk arah di beberapa titik untuk membagi kendaraan sesuai dengan tonase.

Kendaraan angkutan barang maupun penumpang dengan jenis berat beban (JBB) di bawah 5.500 kilogram, disarankan melalui jalur Seririt-Busungbiu-Pupuan-Tabanan. Sementara kendaraan  dengan JBB maksimal 10 ton, diarahkan melewati jalur Singaraja-Bedugul-Denpasar. Sedangkan di atas 10 ton, diarahkan menuju jalur Singaraja-Amlapura.

Namun, pengalihan arus kendaraan di atas 10 ton menuju jalur Singaraja-Amlapura ternyata timbulkan persoalan baru. Selain di beberapa titik ruas jalan sempit, ada titik-titik rawan karena ruas jalan berada persis di atas tebing pesisir seperti Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, tepatnya Pura Ponjok Batu.

Akibatnya, kemacetan kendaraan kerap terjadi di Desa Pacung, karena kendaraan berbadan lebar mengambil haluan terlalu ke kanan. Ini terjadi karena banyak tikungan di samping ruas jalan di daerah itu kecil. “Sering macet disitu (Ponjok Batu, Pacung,red), karena banyak kendaraan besar lewat. Jalannya kan sempit,  jadi harus antre dulu kalau itu (kendaraan besar,red) lewat,”  kata seorang warga.

Warga juga menyebut, kalau kendaraan di atas 20 ton sudah tidak diizinkan melewati jalur Singaraja-Amlapura. Larangan itu menyusul kondisi ruas jalan di Desa Pacung kawasan Pura Ponjok Batu berada persisi di atas tebing pesisir sehingga dikhawatirkan amblas bila dilintasi kendaraan dengan tonase diatas 20 ton. “Sudah dilarang, tapi masih saja ada yang melintas, karena kalau terus dilintasi kendaraan tonase di atas 20 ton, khawatir amblas,” ujarnya.

Sementara Kadis Perhubungan Buleleng, I Gede Gunawan AP yang dikonfirmasi Minggu (31/1) mengakui kondisi ruas jalan di jalur Singaraja-Amlapura kondisinya rawan karena sempit dan berada di atas tebing pesisir. Namun, ia menampik ada larangan bagi kendaraan di atas 20 ton melintas. “Bukan dilarang, tapi diimbau agar kendaraan di atas 20 ton keatas itu, muatannya dibagi untuk antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.

Menurut Gunawan AP, imbauan kendaraan membagi muatannya itu dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Bali setelah mengecek kondisi ruas jalan di jalur Singaraja-Amlapura beberapa hari lalu. “Memang ada yang nekat melintas, tapi sudah ada yang patuhi imbauan itu dengan turunkan muatan di Terminal Penarukan, seperti kita lihat waktu ini ada tronton bawa keramik, sebagian diturunkan,” jelasnya.

Gunawan pun berharap agar pengemudi kendaraan dengan tonase di atas 20 ton mematuhi imbauan tersebut untuk menjaga keamanan dan keselamatan bersama. 7k19

Komentar