nusabali

Tabrakan Adu Jangkrik, 1 Korban Tewas, 2 Lainnya Terluka

  • www.nusabali.com-tabrakan-adu-jangkrik-1-korban-tewas-2-lainnya-terluka

Motor Scoopy DK 7966 LQ yang ditunggangi korban Dewa Gede Yudamarta Meranggi, Ketua Kelas MIPA 2 SMAN Blahbatuh, sempat terseret sejauh 25 meter pasca adu jangkrik dengan Scoopy DK 7477 GD

Kecelakaan Maut di Sebelah Barat Puri Ageng Blahbatuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Tabrakan adu jangkrik yang merenggut korban jiwa terjadi di Jalan Udayana Blahbatuh sebelah barat Puri Ageng Blahbatuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Rabu (10/1) siang. Selain satu nyawa melayang, kecelakaan maut ini juga menyebabkan dua korban terluka.

Korban tewas dalam tabrakan adu jangkrik sepulang sekolah, Kamis siang sekitar pukul 13.30 Wita, adalah I Dewa Gede Yudamarta Meranggi, 16, remaja asal Banjar Adat Candi Baru, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar, yang menunggangi motor Honda Scoopy DK 7966 LQ. Sedangkan dua korban terluka masing-masing I Gusti Ngurah Widyatmika, 21 (seorang mahasiswa asal Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg, Tabanan) dan Kadek Krisna Permata Diana, 16 (remaja asal Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar).

Informasi di lapangan, saat kecelakaan maut terjadi di Jalan Udayana Blahbatuh siang itu, korban Dewa Gede Yudamarta Meranggi, yang merupakan siswa Kelas XI SMAN Blahbatuh naik motor Scoopy DK 7966 LQ sambil membonceng rekannya, Kadek Krisna Permata Diana. Motor yang mereka tunggangi berboncengan sepulang sekolah, melaju dari arah selatan.

Begitu memasuki lokasi TKP di sebelah barat Puri Ageng Blahbatuh, motor korban Dewa Yudamarta Meranggi berupaya mendahului kendaraan di depannya. Sayang, kendaraan korban mengambil haluan ke kanan, hingga melewati as jalan. Apes, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan (utara) melaju kencang motor Scoopy DK 7477 GD yang ditunggangi Ngurah Widyatmika. Tabrabak maut adu jangkrik pun tidak terhindarkan.

Akibat kerasnya benturan, motor yang ditunggangi korban Dewa Yudamarta berboncengan terpelanting jatuh hingga kemudian terseret sejauh 25 meter ke arah selatan. Korban Dewa Yudamarta yang notabene Ketua Kelas XI MIPA 2 SMAN Blahbatuh pun tewas mengenaskan dalam kondisi luka berat di kepala dan pandarahan di hidung. Remaja berusia 16 tahun ini dinyatakan meninggal saat dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar.

Sedangkan teman korban sesama siswa SMAN Blahbatuh, Kadek Krisna Permata Diana, hanya mengalami luka lecet di lutut kanan. Sebaliknya, korban IGN Widyatmika yang diajak tabrakan adu jangkrik, mengalami luka lecet di siku kiri. Kedua korban terluka ini sempat menjalani perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar, namun sorenya mereka dibolehkan pulang.

Kasat Lantas Polres Gianyar, AKP Gede Eka Putra Astawa, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP sembari meminta keterangan saksi-sakai. Dari hasil pemeriksaan, disimpulkan tabrakan adu jangkrik ini terjadi lantaran motor korban Dewa Yudamarta mengambil haluan terlalu ke kanan saat menyalip kendaraan di depannya. “Ini faktor human error,” jelas AKP Eka Putra saat dikonfirmasi NusaBali.

“Kami sudah melakukan olah TKP dan kajian. ilihat dari bekas lakanya, dari posisi benturan, dia (korban Dewa Yudamarta) ada di jalur berlawan, bukan di posisi seharusnya. Jadi, kesimpulan sementara, kecelakaan ini terjadi karena human error,” lanjutnya.

Korban Dewa Yudamarta sendiri merupakan anak sulung dari dua bersaudara keluarga pasangan Dewa Nyoman Ngurah Suyadnya dengan Gusti Ayu Raka Yudistari. Hingga Kamis sore, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Adat Candi Baru, Kota Gianyar. Jenazah korban rencananya akan diabenkan pada Saniscara Pon Matal, Sabtu (13/1) besok.

Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka, Kamis kemarin, kedua orangtua korban tampak masih shock. Demikian pula adik perempuan korban. Menurut paman korban, Dewa Nyoman Artana, kematian tragis Dewa Yudamaarta Meranggi menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Pasalnya, Dewa Yudamarta merupakan anak laki satu-satunya di keluarga. “Tidak ada yang menyangka akan terjadi musibah ini. Semuanya terjadi secara tiba-tiba,” tutur Dewa Artana kepada NusaBali di rumah duka kemarin.

Menurut Dewa Artana, tidak ada firasat buruk apa pun sebelum kematian tragis Dewa Yudamarta yang masih duduk di bangku SMA. Semasa hidupnya, Dewa Yudamarta dikenal sebagai sosok periang dan kalem. “Pokoknya tidak neko-neko. Keponakan saya ini kalem dan periang,” kenang Dewa Artana.

Terkait kronologis kejadian lakalantas yang dialami korban, menurut Dewa Antara, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. “Kami tidak tahu persis kronologisnya. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi. Harapannya, yang terbaik sajalah,” ujarnya pasrah.

Sementara, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN Blahbatuh, I Ketut Sulatra SPd MPd, mengakui seluruh warga sekolah dirundung duka terkait kematian tragis Dewa Yudamarta. Terlebih, Dewa Yudamarta merupakan sosok panutan hingga dipilih memimpin Kelas XI MIPA 2 SMAN Blahbatuh.

“Prestasi yang menonjol memang tidak ada. Tapi, anak didik kami ini termasuk siswa yang aktif dalam kegiatan sekolah. Dia diperaya jadi ketua kelas,” papar Kasek Ketut Sulatra saat dikonfirmasiu NusaBali, Kamis kemarin. Ketut Sulatra menyebutkan, saat kecelakaan maut Rabu siang, proses belajar mengajar di sekolah telah usai.

Pihak sekolah, kata Sulatra, tidak ada firasat buruk sebelum kematian korban. Namun, berdasarkan penuturan rekan korban di sekolah, selama beberapa hari terakhir Dewa Yudamarta sering terlihat murung dan berdiam diri. “Ini menurut cerita temannya. Konon, Dewa Yudamarta sempat bengong, tidak seceria biasanya,” kata Sulatra.

Menurut Sulatra, pihak sekolah berencana kembali melayat ke rumah duka saat hari H pengabenan korban, Sabtu besok. “Tadi (kemarin) wali kelas dan beberapa guru sudah sempat melayat ke rumah duka. Nanti pas ngaben, seluruh warga sekolah akan kembali melayat. Sebelum ke setra, kita gelar doa bersama,” terang Sulatra. *nvi

Komentar