nusabali

Bocah SD Tertembak Senapan Angin Ayahnya

  • www.nusabali.com-bocah-sd-tertembak-senapan-angin-ayahnya

Sehari pasca kejadian, bocah Made Dwiguna Ariasa masih dalam kondisi pingsan di RS Sanglah, hingga belum bisa dilakukan operasi

Musibah di Banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan


BANGLI, NusaBali
Seorang bocah asal banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Bangli, I Made Dwiguna Ariasa, 11, dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi terluka di pelipis kiri, karena tertembak senapan angin milik ayahnya. Bocah Kelas IV SD ini tertembus peluru saat menyabit rumput di tegalan Banjar Yeh Mampeh, Rabu (27/12) sore.

Saat musibah terjadi, Rabu sore sekitar pukul 16.00 Wita, korban Made Dwiguna Ariasa berada di ladang bersama kakaknya, I Gede Suardika, 14. Saat ini, Gede Suardika sedang menyabit rumput. Tak jelas, bagaimnana detail kejadiannya, senapan yang ditaruh tak jauh dari posisi menyabit rumput tiba-tiba meletus. Korban Dwiguna Ariasa yang semula bermain-main di lokasi senapan angin, langsung jatuh pingsan dalam kondisi pelipis kiri tertembus peluru.

Bocah korban senapan angin ini pun dilarikan ke Puskesmas Kintamani I, kemudian dirujuk ke RSUD Bangli, dan selanjutnya dirujuk lagi ke RS Sanglah, Denpasar. Hingga Kamis (28/12), bocah tertembus peluru senapan angin ini masih dirawat di IRD RS Sanglah.

Korban Dwiguna Ariasa merupakan anak kedua dari empat bersaudara keluarga pasangan I Ketut Wiriarka, 36, dan Ni Kadek Aryani, 31. Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengisahkan, peristiwa naas yang menimpa bocah SD ini berawal Rabu pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Ketika itu, bocah Dwiguna Ariasa pergi ke ladang yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya bersama kedua orangtuanya, sang kakak Gede Suardika, serta dua adiknya: I Komang Adhi Putra, 8, dan I Ketut Gede Sastra, 5.

Setibanya di ladang, ayah korban, Ketut Wiriarka, sempat berburu burung menggunakan senapan angin. Karena tidak kunjung mendapatkan burung, Ketut Wiriarka berhenti berburu, lalu menggantung senapan anginnya di salah satu tiang bangunan kubu di ladang.

Rabu sore sekitar pukul 15.30 Wita, tanpa sepengetahuan orangtuanya, si sulung Gede Suardika mengambil senapan angin tersebut. Selanjutnya, Suardika bersama adiknya, korban Dwiguna Ariasa, berburu di sekitar ladangnya. Selama ini, Suardika memang sering menggunakan senapan angin milik ayahnya tersebut.

Berselang 15 menit kemudian, tepatnya pukul 15.45 Wita, kedua orangtua dan dua adik korban pulang duluan dari ladang. Sedangkan korban bersama kakaknya, Suardika, masih bertahan di ladang sambil berburu. Sekitar pukul 16.00 Wita, korban bersama kakaknya kembali dari berburu. Selanjutnya, Suardika menaruh senapan tersebut dalam posisi disandarkan di pagar bersemak, di mana larasnya menghadap ke atas.

Setelah menaruh senapan, Suardika melanjutkan menyabit rumput. Sedangkan korban Dwiguna Ariasa bermain-main di dekat senapan. Tiba-tiba, Suardika mendengar suara letusan dan melihat adiknya berdiri sempoyongan sambil memegangi kepala, kemudian jatuh tergeletak. “Saat itu, posisi senapan angin yang mulanya berdiri sudah tergeletak di tanah,” ungkap AKP Sulhadi, Kamis kemarin.

Suardika pun bergegas membonceng adiknya yang tertembus peluru ini pulang dengan naik motor. Sedangkan senapan angin ditinggal begitu saja di lokasi TKP.  Bocah korban tertembus peluru langsung dilarikan ke RSUD Bangli.

Menurut petugas Supervisi RSUD Bangli, I Ketut Karma, korban Dwiguna Ariyasa tiba di rumah sakit, rabu sore sekitar pukul 17.00 Wita, dengan diantar ambulans Puskesma Kintamani I. Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mengalami luka tembak di kepala bagian kiri.

Karena lukanya cukup parah, korban Dwiguna Ariasa kemudian dirujuk ke RS Sanglah, Rabu petang pukul 18.30 Wita, menggunakan mobil ambulans RSUD Bangli. "Selama dirawat di sini (RSUD Bangli, red), bocah korban tertembus peluru itu dalam kondisi tidak sadarkan diri. Korban dirujuk ke RS Sanglah untuk mendapatkan penanganan lebih intensif," jelas Ketut Karma saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.

Sementara itu, Kasubbag Humas RS Sanglah, I Dewa Ketut Kresna, menyatakan pasien korban senapan angin dari Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan masih dalam penanganan tim medis IGD RS Sanglah. “Saat ini dalam penanganan tim medis dan masih dilakukan perawatan intensif,” ujar Dewa Kresna saat dikonfirmasi terpisah di RS Sanglah kemarin.

Menurut Dewa Kresna, hingga Kamis kemarin belum ada penanganan operasi terhadap bocah korban senapan angin ini, lantaran korban masih dalam kondisi pingsan. Tindakan operasi untuk pengangkatan peluru di pelipis kirinya masih harus kondisi pasien tersebut membaik. “Pasien belum sadarkan diri, sehingga tindakan operasi belum bisa dilakukan. Masih menunggu kondisinya membaik,” tandas Dewa Kresna.

Pantauan NusaBali kemarin, bocah Dwiguna Ariasa tergolek tak sadarkan diri di Bed 1 Ruang IGD RS Sanglah. Pelipis kirinya tampak dibalut perban. Setiap saat, datang tim medis memberikan penanganan. Sayangnya, keluarga korban tidak berkenan memberikan informasi apa pun mengenai peristiwa yang menimpa bocah berusia 11 tahun ini. *e,ind

Komentar