nusabali

Dua Siswi Tewas Tenggelam di Air Terjun

  • www.nusabali.com-dua-siswi-tewas-tenggelam-di-air-terjun

Kadek Dwi Asmarani dan Luh Devi Cahyani tewas mengenaskan saat acara tracking bersama para siswa dan guru SMK Kesehatan Widarba

Petaka Maut di Air Terjun Tembok Barak Desa Sambangan, Sukasada


SINGARAJA, NusaBali
Dua siswi SMK Kesehatan Widarba Sukasada tewas tenggelam di Air Terjun Tembok Barak, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Senin (11/12) pagi. Kedua korban, Kadek Dwi Asmarani, 17 (siswi Kelas VIII Jurusan Kesehatan) dan Luh Devi Cahyani, 17 (siswi Kelas VII Jurusan Kesehatan), tewas tenggelam setelah tracking dan mandi di sekitar air terjun.

Informasi di lapangan, musibah maut yang merenggut nyawa Kadek Dwi Asmarani dan Luh Devi Cahyani bermula saat seluruh siswa SMK Kesehatan Widarba mengisi waktu luang dalam situasi jeda semester. Puluhan siswa dan guru SMK Kesehatan yang berlokasi di Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada tersebut sepakat untuk tracking dan refreshing ke air terjun.

Program tracking ke air terjun ini sudah tercetus sejak beberapa pekan lalu, namun sempat dua kali ditunda. Awalnya, para siswa dan guru berencana refresing ke air terjun, Jumat (8/12) lalu. Namun, karena ada pengawasan sekolah, kegiatan tersebut ditunda. Siswa dan guru kembali mengajukan jadwal kegiatan tersebut, Sabtu (9/12). Namun, acara kembali gagal karena seluruh siswa dan guru harus mengikuti safari kesehatan.

Setelah ditunda dua kali, kegiatan tracking dan refreshing ke air terjun akhirnya baru bisa terlaksana, Senin kemarin. Ada 22 siswa didominasi perempuan dan 4 guru pendamping yang berangkat ke Air Terjun Tembok Barak di Desa Sambangan, Senin pagi pukul 08.00 Wita. Mereka berangkat setelah upacara bendera. Guru pendamping yang ikut refreshing pagi itu masing-masing Putu Supartini, 24, Ni Putu Subiabtari, 24, I Gusti Ngurah Agus Deni, dan Ketut Purnamasari.

Menurut Putu Supartini, guru PKN di SMKN Kesehatan Widarba, seluruh siswa berangkat dari sekolah dengan berjalan kaki, melintasi jalan raya dan persawahan, mengikuti aliran sungai. Kebetulan, jarak antara lokasi sekolah di Lingkungan Sangket dan Desa Sambangan tidak terlalu jauh.

Setelah sampai di lokasi, para siswa dan guru sempat melakukan persembahyangan bersama di pura dekat Air Terjun Tembok Barak. Setelah itu, barulah mereka mandi. Sekitar pukul 09.00 Wita, tiba-tiba terdengar jeritan minta tolong salah seorang siswa. Sambil menjerit, siswa tersebut mengatakan bahwa Luh Devi Cahyani tenggelam. Megetahui hal tersebut, salah seorang siswa, Dek Ama, sempat melakukan upaya pertolongan karena bisa berenang. Hanya saja, Dek Ama akhirnya menyerah karena korban Devi Cahyani sudah hilang dari permukaan kubangan air.

Diduga bermaksud hendak menolong Devi Cahyani, korban Kadek Dwi Asmarani ikut terjun ke tengah kubangan air terjun. Tak lama berselang, siswi SMK Kesehatan asal Banjar Pusat Katiasa, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini juga ikut hilang tenggelam bersama Devi Cahyani. Kedua siswi berusia 17 tahun ini tidak kunjung muncul lagi ke permukaan.

Empat guru pendamping dan para siswa SMK Kesehatan Widarba pun langsung panik, setelah ada dua siswi hilang tenggelam. Sebagian siswa teriak histeris menyaksikan nasib dua temannya yang hilang tenggelam. Akhirnya, musibah maut ini dilaporkan kepada petugas Sadar Wisata (Darwis) Tunjung Mekar, Desa Sambangan.

Tak lama berselang, 10 anggota Darwis Tunjung Mekar terjun melakukan pencarian dan evakuasi korban. Mereka melakukan pencarian menggunakan peralatan selam. Setelah berjuang selama 1,5 jam, pencarian korban akhirnya membuahkan hasil. Korban pertama yang ditemukan dan berhasil dievakuasi anggota Darwis Tunjung Mekar adalah Devi Cahyani, siswi asal Banjar Yeh Mas, Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Senin siang sekitar pukul 11.30 Wita.

Berselang 10 menit kemudian, giliran korban Kadek Dwi Asmarani yang berhasil dievakuasi dari dasar kubangan air terjun, siang sekitar pukul 11.40 Wita. Kedua koban ditemukan sudah dalam kondisi tewas. Jasad mereka ditemukan nyangkut di kedalaman sekitar 5 meter, dalam posisi berdekatan.

Jasad kedua korban kemudian dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebelum dibawa ke RSUD Buleleng, jasad kedua korban dievakuasi dari Air Terjun Tembok Barak ke jalan raya melalui medan yang berat, dengan bantuan petugas BPBD Buleleng, Pos SAR Singaraja, PMI Buleleng, dan juga masyarakat setempat.

Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara, mengatakan berdasarkan hasil visum, penyebab kematian kedua siswi SMK Kesehatan Widarba ini karena tenggelam di kubangan air terjun. “Ditandai dengan adanya pendarahan dari telinga. Di tubuh kedua korban juga ditemukan sejumlah luka lebam yang diduga akibat ben-turan dengan bebatuan di sekitar air terjun, ungkap Ketut Budiantara.

Secara terpisah, Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP I Nyoman Suartika, mengatakan pihaknya masih menyelidiki musibah maut yang merenggut nyawa dua siswi SMK Kesehatan Widarba ini. Pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi di lapangan. “Hasil pemeriksaan sementara, kematian kedua korban karena tenggelam,” jelas AKP Suartika yang dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Senin kema-rin.

Di sisi lain, Kepala Sekolah (Kasek) SMK Kesehatan Widarba, I Gusti Putu Arsila, mengakui dirinya tidak berada di sekolah ketika para siswa berangkat tracking ke air terjun, Senin pagi. Dia baru mengetahui kabar duka ini setelah mendapat telepon dari Ketua Yayasan.

“Tadi pagi (kemarin) saya tidak ada di sekolah. Sebelumnya memang sempat disampaikan akan ada acara tracking, tapi saya tunda dulu karena ada kegiatan lain. Namun, tadi pagi tahu-tahu sudah diberangkatkan guru pembina, katanya inisiatif anak-anak untuk mengisi waktu luang,” tutur Kasek IGP Arsila saat ditemui NusaBali di SMK Kesehatan Widarba, Senin sore.

Menyusul musibah maut yang merenggut nyawa dua siswi ini, kata IGP Arsila, pihaknya akan koordinasi lebih lanjut dengan Yayasan terkait langkah apa yang harus diambil. “Mungkin kami perlu menjumpai keluarga korban. Kedua anak itu (korban tewas) selama ini tinggal di asrama sekolah,” papar IGP Arsila.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, mengaku akan kembali mengkaji ulang sistem keamaanan objek wisata yang ada di Gumi Panji Sakti. Menurut Sutrisna, Air Terjun Tembok Barak, Desa Sambangan belum termasuk dalam 86 destinasi wisata yang ada di Buleleng.

Sutrisna mengatakan, Air Terjun Tembok Barak merupakan destinasi baru yang akan dikembangkan di Desa Sambangan, sehingga belum ada pengelola yang pasti. Terkait dengan standar keselamatan tempat wisata di Buleleng, kata Sutrisna, pihaknya sudah melakukan pemenuhan fasilitas pendukung melalui sejumlah dana yang bersumber dari pusat dan juga kas daerah. “Darwis Desa Sambangan juga mendpat kucuran dana dalam pemenuhan fasilitas pendukung di DTW yang dikelola,” papar Sutrisna. *k23

Komentar