nusabali

Diharapkan Jadi Media Belajar Seniman Muda

  • www.nusabali.com-diharapkan-jadi-media-belajar-seniman-muda

Bali Mandara Nawanatya 2017 Ditutup

DENPASAR, NusaBali
Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya (BMN) yang digelar kedua kalinya tahun 2017 terbilang cukup sukses. Berbeda dengan tahun sebelumnya, BMN II tidak hanya menyuguhkan kesenian tematik, namun juga diimbangi workshop seni budaya. Termasuk memberikan kesempatan anak-anak TK pentas seni.

Perjalanan selama hampir setahun akhirnya resmi ditutup, Sabtu (9/12) malam di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar. Berakhirnya event yang digelar setiap akhir pekan mulai 25 Februari hingga ditutup secara resmi 9 Desember ini, diharapkan bisa menjadi media pembelajaran bagi para seniman untuk terus termotivasi mengembangkan seni yang berkualitas tanpa harus kehilangan jati diri budayanya.

“Bali Mandara Nawanatya memberikan ruang seluas-luasnya untuk seniman-seniman muda tampil berkesenian, sekaligus memupuk kecintaan pada seni budayanya sendiri,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang dibacakan Wagub Bali, Ketut Sudikerta saat menutup BMN 2017.

Lebih lanjut, Pastika berpesan kepada seniman agar terus berinovasi dalam seni, tanpa menghilangkan esensi Bali. Ini dinilainya sebagai salah satu upaya penguatan identitas budaya Bali. Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Dewa Putu Beratha melaporkan, gelaran BMN II diisi dengan sebanyak 17 materi workshop, sembilan jenis lomba dan dan juga demonstrasi topeng koleksi Museum Bali selama setahun ini yang dilaksanakan setiap hari Rabu.

Sedangkan Pentas seni TK/PAUD melibatkan 48 sekolah dilakukan setiap hari Kamis. Begitu juga gelar kreativitas seni pelajar dan mahasiswa yang melibatkan 18 SMP, 14 sekolah SMA/SMK, 10 PTN/PTS dilakukan setiap Jumat malam. Sementara gelar seni tematik dilakukan setiap Sabtu dan Minggu dengan melibatkan 48 SMA/SMK, dan 53 Sanggar, Sekaa atau komunitas seni. Adapun setiap bulannya Bali Mandara Nawanatya menyuguhkan tema-tema berbeda, seperti bulan Maret merupakan bulan bondres, April (Janger), Mei (Sastra), September (Cak), Oktober (Musik) serta November dan Desember (Bali Creative Perfomance).

Sebagai pamungkas, BMN II kemarin malam ditutup dengan garapan bertajuk ‘Nemu Gelang’, sebuah garapan dari Rumah Budaya Penggak Men Mersi bersama empat komposer handal lintas generasi. Keempatnya yakni Gung Bona Alit dengan Sanggar Bona Alit, I Ketut Lanus dengan Sanggar Cahya Artsuka, Ary Wijaya lewat sanggar Palawara, dan I Wayan Sudiarsa (Pacet) dengan gamelan Singapraga yang memiliki karakter yang khas.

“Dalam garapan ini kami melibatkan sekitar 100 seniman termasuk pemusik dan penari. Selain itu kami juga melibatkan Eka Laksmi dengan anak asuhnya di Naraswari Dance Creator,” ujar Konseptor Garapan, Kadek Wahyudita. Wahyudita yang juga Kelihan Penggak Men Mersi menambahkan, konsep Nemu Gelang adalah sebuah bahasa kiasan masyarakat Bali untuk menyatakan ‘telah bertemu’ atau sesuatu telah mencapai keharmonisan. *ind

Komentar