nusabali

Gunung Agung Keluarkan Asap 2 Warna

  • www.nusabali.com-gunung-agung-keluarkan-asap-2-warna

Wisatawan juga masih aman berwisata asalkan menjauhi radius 8-10 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.

AMLAPURA, NusaBali

Gunung Agung masih bergolak ditandai mengeluarkan asap dua warna putih dan abu-abu disertai semburan hujan abu tipis, Kamis (7/12). Abu tipis yang keluar tidak sampai menimpa pemukiman, hanya di sekitar puncak Gunung Agung. Kegempaan masih terus terjadi, pertanda masih erupsi karena melelehkan lava pijar ke lantai kawah.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana menerangkan, asap putih tebal merupakan uap air muncul dari kawah Gunung Agung. Asap putih tebal itu terpantau sejak pukul 00.00-06.00 Wita dengan ketinggian 500-2000 meter, saat itu bergerak ke arah timur. Devy menambahkan, asap putih disertai gempa low frekuensi 12 kali selama 20-80 detik, hembusan 4 kali, dikombinasikan dengan terjadinya gempa vulkanik dangkal 5 kali durasi 9-23 detik dan gempa vulkanik dalam 4 kali durasi 11-46 detik.

Dikatakan, hembusan asap putih kemudian bercampur abu tipis yang semakin tinggi. Setelah memasuki enam jam berikutnya, pukul 06.00-12.00 Wita, ketinggiannya mencapai 2.200 meter. Hanya saja, arah pergerakannya ke barat. Bahkan hembusannya selama pukul 12.00-18.00 Wita setinggi 2.600 meter. Sedangkan tremor menerus terjadi sejak pukul 00.00 Wita hingga 18.00 Wita dan suhu permukaan Gunung Agung terus naik dari pukul 00.00-06.00 Wita suhunya 23-25 derajat celsius hingga pukul 12.00-18.00 Wita mencapai 26-30 derajat celsius. “Adanya gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan tremor menerus, menandakan Gunung Agung masih ada aktivitas erupsi,” terangnya.

Selain mengeluarkan asap putih dan abu berdasarkan pantauan geokimia (hasil pengamatan gas), Gunung Agung juga melelehkan lava pijar ke lantai kawah disebabkan adanya gempa dengan frekuensi rendah. Berdasarkan pantauan satelit, pergerakan magma dari kantong magma melalui pipa magma menuju kawah bergerak lambat. Devy Kamil Syahbana menambahkan, sepintas Gunung Agung kelihatannya tenang, tetapi di dalamnya terutama di kantong magma terus bergolak hanya saja energi dorongnya masih lemah. Sehingga tetap terjadi erupsi efusif (lambat). “Dengan terjadinya kegempaan, berarti masih berpotensi terjadi erupsi,” tambahnya.

Dijelaskan, Gunung Agung masih tetap aman bagi masyarakat asalkan menjauhi radius 8 kilometer dari puncak kawah dan perluasan sektoral 10 kilometer ke utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya. Wisatawan juga masih aman berwisata asalkan menjauhi 8-10 kilometer itu. *k16

Komentar