nusabali

Anggota Dewan 'Ngamuk' di Dinas PU

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-ngamuk-di-dinas-pu

Sempat dijepret, staf Dinas PU Bali balik jepret wajah Nyoman Tirtawan, anggota Dewan yang mencak-mencak

Tirtawan Turunkan Pamplet karena Proses Pencairan Bansos Tak Jelas

DENPASAR, NusaBali
Anggota Komisi I DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng, Nyoman Tirtawan, ‘ngamuk’ di Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali, Kamis (7/12) pagi. Bahkan, Tirtawan sampai menurunkan sebuah pamplet sebagai bentuk protes atas tidak jelasnya pencairan dana bansos yang dia fasilitasi.

Awalnya, Tirtawan datang ke Kantor Dinas PU Bali naik kendaraan pribadi, Kamis pagi sekitar pukul 10.15 Wita. Begitu datang, Tirtawan langsung menyeruak masuk ke lobi Dinas PU Bali. Tanpa bicara apa pun, Tirtawan tiba-tiba menyambar dan turunkan pamplet yang terpasang di lobi Dinas PU Bali.

Pamplet yang diturunkan Tirtawan bertuliskan Motto PU Bali: ‘Bekerja Keras, Bergerak Cepat, dan Bertindak Tepat’. Staf Dinas PU Bali yang  berada di lobi tidak hanya bisa terperangah, tanpa berusaha mencegah tindakan Tirtawan. Usut punya usut, Tirtawan ternyata kesal karena Dinas PU Bali tidak memproses usulan bansos untyk masyarakat Buleleng yang difasilitasinya. Usulan bansos tersebut senilai Rp 1,5 miliar untuk pembangunan pura di 3 desa kawasan Buleleng.

"Percuma dengan tulisan bekerja keras dan bertindak tepat, tapi tidak riil prakteknya. Masa proposal masyarakat sudah diajukan setahun lalu, hingga saat ini tidak jelas juntrungannya?" ujar Tirtawan sambil teriak-teriak meminta staf Dinas PU Bali memanggil bagian yang menangani bansos.

Meski Tirtawan teriak-teriak, namun tidak ada staf yang hadir memberikan penjelasan terkait bansos yang diusulkan politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini. Sempat terjadi perang mulut antara staf Dinas PU Bali bernama Karmana vs Tirtawan. Merasa ditantang, Tirtawan pun langsung menjepret muka Karmana dengan kamera ponselnya. Uniknya, Karmana juga melakukan perlawa-nan dengan menjepret balik muka Tirtawan.

"Bapak ke sini (Kantor Dinas PU Bali) sebagai anggota Dewan terhormat, saya juga staf di sini. Ada 500 orang yang bekerja di sini. Kalau bapak mau tanya hibah/bansos, tanyakan ke pimpinan kami. Jangan ke kami di bawah dan gertak-gertak segala," ujar Karmana yang kemarin didampingi staf Dinas PU lainnya.

Tirtawan pun langsung meladeni Karmana. "Kalau saya ke sini bukan gertak dan mengancam. Kalau tidak tegas, proses hibah dan bansos ini pastilah lambat. Proposal setahun sampai sekarang nggak jelas," sergah Tirtawan.

Sesaat kemudian, Tirtawan menanyakan keberadaan Kadis PU Bali, I Nyoman Astawa Riadi. Terungkap, Astawa Riadi sedang kunjungan kerja ke luar daerah. Tirtawan pun menumpahkan kekesalannya dengan meminta yang menangani masalah bansos agar menemuinya.

Sebenarnya, staf Dinas PU Bali yang menangani bansos Tirtawan adalah Yunus Bunga. Namun, Yunus Bunga kemarin juga tidak ada di kantornya. Maka, perang mulut terus terjadi antara Tirtawan vs Karmana (staf Dinas PU Bali). Karena merasa dilecehkan, Tirtawan akhirnya tebar ancaman. "Saya mewakili rakyat ke sini. Kalau kamu merasa saya ini salah dan melanggar, ayo selesaikan ke pengadilan saja," tantang Tirtawan.

Kemudian, salah satu staf Dinas PU Bali, I Wayan Mudiasa, mendekati Tirtawan. Terjadi dialog soal proses bansos yang difasilitasi Tirtawan. Wayan Mudiasa akhirnya membuat suasana lebih dingin. "Kami sudah kerjakan (proses bansos Tirtawan, Red), ada beberapa kali perbaikan juga. Tapi, masyarakat ketika diminta memperbaiki, juga lama mengembalikannya," beber Mudiasa.

Tirtawan bisa menerima penjelasan Mudiasa. Namun demikian, Tirtawan tetap meminta kepastian kapan bansosnya bisa cair. "Saya yang terus diuber masyarakat. Padahal, mereka sudah ajukan proposal ke Dinas PU setahun lalu. Masa setahun lamanya memverifikasi proposal? Ini bukan kerja cepat namanya. Proposal sudah, anggaran sudah disahkan, apalagi hambatannya? Nggak usah pasang papan nama dan pamplet segala, kalau kerjanya masih lambat kayak gini. Masyarakat merasa dipermainkan," tegas Tirtawan.

Dikonfirmasi NusaBali sekembalinya ke Gedung DPRD Bali usai ngamuk di Kantor Dinas PU Bali, Tirtawan mengatakan dirinya tidak ada maksud pamer power. “Saya hanya melanjutkan aspirasi rakyat. Katanya ada 500 staf di Dinas PU Bali. Dengan 500 orang, seharusnya proposal bansos sudah diproses. Logikanya, kalau 500 orang, sehari bisa proses 500 proposal. Kenapa setahun belum ada kabarnya? Kadis PU Bali 5 kali saya SMS, tapi tidak jawab telepon. Kok begini komunikasinya? SMS tidak dijawab sampai 5 kali sejak kemarin," ungkap Tirtawan.

Tirtawan mengaku menyayangkan kinerja birokasi di Dinas PU Bali yang dianggap lambat seperti bekicot. "Saya pengagum Gubernur Mangku Pastika. Birokrat di Dinas PU itu digaji dengan uang rakyat, tapi kalau bekerjanya lambat untuk urusan verifikasi proposal setahun, ya ini mendegradasi pimpinan. Memalukan, kasihan itu gubernurnya, punya kinerja bagus tapi tidak berarti karena ulah anak buahnya di ba-wah," ujar Tirtawan.

Sayangnya, Kadis PU Bali Nyoman Astawa Riadi belum bisa dimintai konfirmasinya terkait proses bansos yang membuat anggota Dewan ngamuk-ngamuk. Saat dihubungi NusaBali melalui telepon, Kamis kemarin, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat. *nat

Komentar