nusabali

Dari Lapas Luncurkan Album Kedua

  • www.nusabali.com-dari-lapas-luncurkan-album-kedua

“Kami ingin menunjukkan bahwa ada yang kita dapatkan di Lapas Kerobokan. Kita benar-benar seperti manusia yang dimanusiakan. Ya, salah satunya dengan kegiatan bermusik ini. Semoga bisa diterima oleh masyarakat luas”

Antrabez Band


DENPASAR, NusaBali
Kreativitas seseorang sebenarnya tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu, sekalipun tengah mendekam di balik jeruji besi. Seperti salah satunya Anak Terali Besi (Antrabez), band yang terlahir dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Denpasar di Kerobokan, Kuta Utara, Badung yang tetap kreatif berkarya lewat musik meski masih menyandang status Warga Binaan Permasyarakatan (WBP).  

Sukses dengan album pertamanya, Antrabez kini bersiap untuk album kedua. Band yang digawangi Febri (vokal), Octav (gitar), Rifa (gitar), Micky (bass), Ronald (keyboard), dan Firdaus (drum), menyiapkan 10 lagu di album kedua, diantaranya berjudul Secret of Life, No More Fear Livin’ two life forever, Friday Night, Rhythm of Love, Alive, Stop the War, Wild Roses, Beneath of Lies, Alam Bernyanyi, dan Indonesia.

Namun personel Antrabez masih belum menentukan untuk judul album kedua mereka. Delapan lagu berbahasa Inggris dan dua lagu dalam Bahasa Indonesia yang mengangkat tema kehidupan, cinta, alam, dan untuk negeri tercinta Indonesia itu, masih menjadi rahasia mereka sampai resmi diluncurkan.

Menurut Octav, salah satu personel Antrabez yang mencipta lagu di album kedua tersebut, tema-tema yang telah dipilih, dibungkus dengan lirik yang unik sehingga bisa menjadi salah satu alternatif lagu yang akan disukai oleh masyarakat luas. Sebab, meskipun tema ini masih terbilang umum, tetapi roh dan jiwa dari lagu di album ini, akan memberikan pengalaman yang tidak biasa di telinga masyarakat.

“Kami ingin menunjukkan bahwa ada yang kita dapatkan di Lapas Kerobokan. Kita benar-benar seperti manusia yang dimanusiakan. Ya, salah satunya dengan kegiatan bermusik ini. Semoga bisa diterima oleh masyarakat luas,” ujar Oktav saat jumpa pers persiapan album kedua Antrabez di Kubu Kopi, Denpasar, Selasa (5/12).

Hingga kini, personil Antrabez sendiri ada yang masih menjadi WBP, namun ada juga yang sudah meraih kebebasannya dan menjadi mantan WBP. Keberadaan grup band ini bermula saat dibentuknya Sanggar Seni Semeton di Lapas Kerobokan, pada bulan Mei tahun 2016 yang dipelopori oleh Pak Toro, Mantan Kalapas Kerobokan waktu itu. Dia termotivasi untuk melakukan suatu perubahan yang positif, khususnya melalui berbagai program pembinaan yang dapat mengembangkan kreativitas dan potensi para Warga Binaan Permasyarakatan.

“Melalui karya ini, menjadi motivasi sekaligus menjadi bukti bahwa kita tetap mampu berkreasi dan berkarya meskipun dibatasi oleh terali besi, sebab kreativitas adalah hal yang tanpa batas,” imbuhnya.

Sementara Kalapas Kerobokan, Tony Nainggolan, memberikan dukungan penuh kepada Antrabez dalam mewujudkan semua mimpi mereka melalui kegiatan yang aktif dan kreatif. Dia berharap untuk langkah keatif ini bisa ditiru oleh semua potensi-potensi yang ada di dalam Lapas Kerobokan Badung. “Semoga album kedua ini dapat ditangapi secara positif oleh masyarakat yang ada. Sebab, karya-karya ini terlahir dari hati mereka,” katanya.

Meski terdapat mekanisme dan  SOP penjagaan warga binaan terkait jika band ini tampil di depan publik, menurut Tony, dia percaya para warga binaan tidak akan kabur begitu ada kesempatan ke luar ruang tahanan seperti manggung-manggung. Mengingat selama setahun ini beberapa kali Antrabez diundang untuk manggung, dan penjagaannya lancar. “Mereka malah tidak mau kabur. Kami percaya mereka akan patuh dan tumbuh kesadaran dalam dirinya untuk menyelesaikan masa tahanannya,” imbuh Kalapas Tony.

Sementara Anom Darsana dari Antida Music Productions, melihat kinerja dan kemauan keras Antrabez yang tak pernah letih dan terus bertekun dalam dunia musik tanah air. Hal inilah yang menyebabkan Antida Music Productions turut mengambil bagian untuk memfasilitasi Antrabez dalam merekam lagu-lagu mereka. Proses rekaman dari Album kedua Antrabez ini, kemungkinan akan menghabiskan waktu dua hingga tiga bulan, dan akan dilaunching bulan Februari tahun depan.

“Ke depan bisa saya promosikan juga ke acara-acara besar, seperti Sanur Village Festival, atau festival yang lain. Sebab mereka bermusik bukan sekedar karena embel-embel lapasnya, tetapi karena mereka memang memiliki kualitas bakat musik yang baik,” terang Anom.

Sekedar diketahui, album pertama Antrabez telah diluncurkan pada tahun 2016 lalu. Album berjudul “Saatnya Berubah” tersebut merangkum tujuh lagu tersebut yang sebagaian besar terinspirasi dari “Spiritual Experience” para personel maupun WBP lainnya khususnya selama menjalani masa pidana di dalam Lapas. Tidak hanya sebatas itu, Antrabez pun telah memiliki sebuah video klip dari album perdananya tersebut, yang digarap oleh sineas muda nusantara Erick EST. Pengambilan gambar banyak dilakukan di dalam Lapas Kerobokan, termasuk merekam berbagai aktivitas para binaan yang jarang sekali diketahui oleh masyarakat luas. *ind

Komentar