nusabali

Papua Barat Pelajari Peternakan Babi di Desa Bila

  • www.nusabali.com-papua-barat-pelajari-peternakan-babi-di-desa-bila

Jadi Pusat Studi Pemanfaatan Teknologi Modern

SINGARAJA, NusaBali
Sempat kontroversi soal dampak lingkungan, peternakan Babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, kini malah menjadi tempat studi pemanfaatan teknologi modern dalam pengelolaan limbah. Terakhir sebanyak 12 Kepala Desa (Kades) dari Papua Barat, Kabupaten Manokkwari Selatan, berkunjung ke peternakan yang ada di Banjar Kawan, Desa Bila. Mereka ingin mengetahui penerapan teknologi modern dalam pengolahan limbah babi.

Rombongan 12 Kades yang dipimpin oleh Camat Papua Barat, Agustinus Iba tiba di lokasi, Senin (4/12) siang. Mereka diterima langsung oleh Direktur Utama PT Anugrah Bersama Sukses (ABS) Made Widiada. Kepala Desa (Perbekel) Desa Bila Ketut Citarja Yudiarta, juga turut menerima rombongan kades dari Papua Barat.

Peternakan ini bergerak mulai dari pembibitan hingga penggemukan babi. Peternakan ini memanfaatkan lahan seluas 3 hektare. Saat ini, peternakan itu sudah memiliki total 700 ekor babi, mulai dari pejantan, indukan dan anakan yang siap digemukkan. Untuk pengelolaan limbah, peternakan tersebut memanfaatkan tenologi modern, sehingga mampu menekan dampak lingkungan hingga 95 persen.

Dirut PT ABS Made Widiada menyebut peternakan babi yang dikelola mampu menampung 500 ekor indukan, dan 1.500 ekor untuk penggemukan. Peternakan itu sudah menggunakan tenologi modern dalam mengelola limbah. Sehingga dampak lingkungan sudah diantisipasi sejak dini. “Ada mesin yang mampu mengolah limbah, sehingga bau kotoran bisa kita tekan sampai 95 persen,” katanya.

Sementara rombongan 12 Kades asal Papua Barat mendapat penjelasan tentang teknologi pakan ternak berupa campuran antara dedak jagung dengan dedak babi. Campuran itu untuk menambah protein pakan, sehingga babi bisa digemukkan untuk mendapatkan berat yang ideal.

Sementara Camat Papua Barat Agustinus Iba mengatakan, kunjungannya sebagai upaya studi untuk pengembangan usaha yang sama di Papua Barat. Situasi dan kondisi alam Papua dikatakan hampir sama dengan lokasi peternakan  babi di Desa Bila. “Kami ajak semua Kepala Desa agar mereka punya wawasan, daerah Papua Barat sangat sesuai dengan iklam di Buleleng. Sehingga kedepan daerahnya bisa kembangkan peternakan babi melalui Bumbes,” terangnya.

Perbekel Desa Bila Ketut Citarja Yudiarta mengatakan, sangat bersyukur dengan adanya usaha peternakan babi di wilayahnya. Dan kunjungan dari Provinsi Papua diharapkan menjadi babak baru bagi desa Bila untuk dikenal oleh masyarakat sebagai lokasi kandang babi modern di Bali.

Peternakan babi ini mulai dirintis sejak tahun 2015. Namun sempat terganjal gara-gara ada penolkan warga pendamping yang khawatir dengan dampak lingkungan. Setelah mediasi yang alot, akhirnya peternakan itu resmi beroperasi pada 26 Oktober 2017. *k19

Komentar