nusabali

43 Siswa SMPN 3 Petang Keracunan

  • www.nusabali.com-43-siswa-smpn-3-petang-keracunan

Dari 43 siswa korban keracunan, 2 orang di antaranya harus jalani rawat inap di RSUD Mangusada

Bertumbangan Setelah Sarapan Nasi Bungkus di Kantin Sekolah


MANGUPURA, NusaBali
Keracunan massal menimpa puluhan siswa SMPN 3 Petang di Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Senin (4/12). Tercatat 43 siswa korban keracunan usai sarapan di kantin sekolah harus dilarikan ke Puskeasmas dan rumah sakit dengan gejala yang sama: pusing, mual, muntah-muntah.

Informasi di lapangan, para siswa SMPN 3 Petang yang jadi korban keracunan berjumlah 43 orang, mulai merasakan gejala pusing, mual, muntah-muntah, Senin pagi sekitar pukul 10.30 Wita. Mereka pun satu per satu dilarikan ke Puskesmas Pembantu di Desa Bilok Sidan, Puskesmas Petang II di Desa Pelaga, dan RS Mangusada di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.

Terungkap, keracunan massal ini berawal dari sarapan ramai-ramai di kantin sekolah, Senin pagi pukul 07.00 Wita, sebelum masuk kelas. Menu makanan yang disantap para siswa SMPN 3 Petang berupa nasi bungkus berisi lauk mie dan dagung ayam sisir. Habis makan, mereka masuk kelas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Berselang 3,5 jam kemudian saat jam istirahat, satu per satu siswa korban keracunan bertumbangan dengan gejala yang sama. Dari total 269 siswa SMPN 3 Petang, sebanyak 43 orang di antaranya mengalami gejala keracunan hingga harus dilarikan ke Puskesmas Pembantu, Puskesmas Petang II, dan RSUD Mangusada. Sebagian korban yang dirawat di Puskesmas dirujuk ke RSUD Mangusada, karena kondisinya cukup parah.

Para siswa yang jadi korban keracunan didominasi anak-anak perempuan dari berbagai kelas, mulai Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX. Hingga Senin sore, 41 dari 43 siswa korban keracunan yang sempat menjalani perawatan sudah diperboleh pulang dari Puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan 2 siswa korban keracunan lagi masih dirawat intensif di RSUD Mangusada, karena memerlukan observasi lanjutan.

Dirut RSUD Mangusada, dr Nyoman Gunarta, mengatakan kondisi pasien korban keracunan secara umum cukup stabil. “Sudah kami lakukan penanganan, kondisinya stabil. Tapi, apakah ini indikasi keracunan atau tidak, kami belum bisa memastikannya,” papar dr Nyoman Gunarta saat dikonfirmasi NusaBali.

“Untuk memastikan keracunan atau tidak, harus diuji laboratorium dulu sampel muntahan pasien atau sisa makanan yang mereka konsumsi. Pasien dinyatakan keracunan apabila ada bakteri yang menghasilkan toksin. Karena bisa juga mual-mual, muntah, itu karena alergi makanan,” jelas dr Gunarta.

Sedangkan Kadis Kesehatan Badung, dr I Gede Putra Suteja, mengatakan pihaknya telah mengambil sampel makanan dan minuman yang dikonsumsi siswa dari kantin sekolah milik Ni Nyoman Pariasmi. Sampel makanan dan minuman itu akan diuji di laboratoium. “Sampel makanan sudah kami amankan untuk segera dibawa ke Labkes Provinsi Bali dan BPOM. Hasilnya baru diketahui kurang lebih dua minggu ke depan,” tandas dr Putra Suteja, Senin kemarin.

Sayangnya, Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 3 Petang, I Ketut Sueta, belum bisa dimintai komentarnya terkait keracunan massal yang menimpa 43 siswa. Saat dihubungi NusaBali melalui melalui telepon, Senin sore, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat.

Sedangkan Guru Olahraga SMPN 3 Petang, Kadek Suhendra, enggan banyak komentar terkait musibah keracunan massal ini. Kadek Suhendra hanya mengaku sama sekali tidak menyangka terjadi musibah seperti ini. “Selama ini, para siswa sudah biasa makan di kantin sekolah dan tidak pernah terjadi peristiwa keracunan,” ujar Suhendra saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga (Disdikpora) Badung, Ketut Widia Astika, mewanti-wanti pihak sekolah untuk mengawasi kesehatan makanan dan minuman yang tersedia di kantin sekolahnya. “Kami benar-benar prihatin atas kejadian di SMPN 3 Petang ini. Kami tekankan agar pihak sekolah hati-hati dalam menyajikan makanan dan minuman bagi para siswa,” jelas Widia Astika saat ditemui NusaBali di sela menjenguk siswa korban keracunan di RSUD Mangusada, Senin sore.

Widia Astika mengatakan, jajanan serta menu makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah, bukan saja masalah enaknya, tapi perlu diperhatikan kebersihannya. “Kalau itu nasi bungkus, perhatikan apakah layak konsumsi atau tidak,” tegas Widia Astika.

Menurut Widia Astika, ini untuk kedua kalinya terjadi musibah keracunan massal siswa di di Badung dalam setahun terakhir. “Kasus pertama terjadi di kawasan Abiasemal setahun lalu. Sekarang malah terjadi di Kecamatan Petang. Mudah-mudahan tidak terulang lagi ke depannya,” harap mantan Kasek SMKN 1 Kuta Selatan ini.

Paparan senada juga disampaikan Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikpora Badung, I Made Mandi. “Sebetulnya pihak sekolah sudah kita ingatkan agar memperhatikan pedagang yang ada di lingkungan sekolahnya. Mudah-mudahan ini kasus terakhir,” jelas Made Mandi. *asa

Komentar