nusabali

Evakuasi Korban Perlu 1,5 Jam, Jalam Macet Total Selama 3 Jam

  • www.nusabali.com-evakuasi-korban-perlu-15-jam-jalam-macet-total-selama-3-jam

Korban tewas adalah bibi anggota DPRD Tabanan I Gusti Nyoman Omardani. Karena salah pati, jenazah korban dibawa ke rumah sakit kemudian langsung dikubur tanpa singgah ke rumah.

Pohon Tumbang di Pupuan, Seorang Tewas, Rumah dan Motor Terbakar


TABANAN, NusaBali
Sebatang pohon Bunut di depan Pura Mekori, di Banjar Pemudungan, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan, tumbang pada Jumat (1/12) sekitar pukul 13.20 Wita, memicu sejumlah peristiwa tragis. Ni Wayan Sumatri, 70, bibi anggota DPRD Tabanan dari Fraksi PDIP I Gusti Nyoman Omardani, tewas di tempat akibat tertimpa pohon. Selain itu, beberapa bangunan ambruk dan terbakar, sepeda motor terbakar, satu unit mobil Honda Brio penyok, jalan raya jalur utama Denpasar–Singaraja lewat Pupuan lumpuh total selama sekitar 3 jam.

Informasi yang dihimpun, peristiwa ini terjadi pada Jumat (1/12) sekitar pukul 13.20 Wita. Saat itu wilayah Pupuan terjadi hujan gerimis disertai angin kencang.  

Ketika itu warga setempat, I Made Pastera, 61, sedang duduk di depan warung makan milik menantu Ni Wayan Sumatri, yakni, Ni Putu Widiastuti, 35. Untuk diketahui, korban Sumatri juga memiliki warung yang berjualan canang, kopi, dan sejenisnya. Posisi warungnya satu deret dengan warung milik menantunya, Widiastuti. Posisi warung Widiastuti ini berada di ujung selatan. Sedangkan warung Sumatri berada di utara. Kedua warung tersebut sama-sama menghadap ke timur.

Tiba-tiba Pastera dikejutkan suara gemeretak seperti dahan pohon tumbang. Dia menoleh ke arah timur, (jalan di depan warung mengarah utara – selatan. Pohon Bunut tersebut ada di sisi timur jalan, Red) dan melihat pohon Bunut berdiameter 3 meter dengan tinggi lebih dari 30 meter, tumbang menimpa rumah Sumatri yang berada di seberang jalan atau di sisi barat jalan.

Pada saat itu korban Sumatri yang sedang ada di halaman rumah tertimpa pohon, hingga mengakibatkan yang bersangkutan tewas di lokasi kejadian, dengan kondisi kepala pecah serta patah tulang tangan dan kaki. Dia ditemukan dalam posisi telungkup.

Pohon yang tumbang juga mengakibatkan warung milik Sumatri ambruk, lantai 2 rumah milik Widiastuti terbakar karena korsleting lantaran saat pohon tumbang, tiang listrik ambruk tertimpa pohon. Sepeda motor Honda Vario hitam DK 5261 HS terbakar, mobil Honda Brio merah DK 744 GV penyok bagian kap. Motor Honda Vario dan mobil Honda Brio, keduanya milik Widiastuti. Serta sepeda motor Yamaha Mio warna biru DK 2924 HJ milik Ni Wayan Astri yang sedang berbelanja di warung Widiastuti, rusak.

Kapolsek Pupuan AKP Ida Bagus Mahendra ketika dikonfirmasi menyebutkan pohon tumbang karena ada angin kencang serta kondisi akar sudah lapuk, karena pohon tersebut sudah berumur ratusan tahun. “Pohon juga menyebabkan bangunan terbakar, ambruk, satu kendaraan terbakar, serta satu mobil dan motor rusak,” ungkapnya.

Dijelaskannya, pohon tumbang menimbulkan kebakaran lantai dua rumah milik Widiastuti. Karena ketika pohon tumbang, kabel serta tiang listrik juga roboh yang mengakibatkan korsleting. “Kondisi rumah yang terbakar (lantai 2) parah dan kondisi lantai satu rusak pada bagian depan warung,” imbuhnya.

Pohon tumbang yang melintang di jalan ini juga mengakibatkan jalur Singaraja–Pupuan lumpuh total selama 3 jam.

Berdasarkan hasil penyelidikan dengan BPBD Tabanan diperkirakan korban mengalami kerugian sekitar Rp 150 juta. Sementara untuk jenazah korban sudah dibawa ke BRSUD Tabanan.

Anggota DPRD Kabupaten Tabanan I Gusti Nyoman Omardani ketika ditemui di kamar jenazah BRSUD Tabanan, menyebutkan tidak mengetahui persis kejadian. Lantaran dia bersama warga sedang gotong royong di salah satu Pura Panti. Informasi yang diperolehnya, proses evakuasi berlangsung dramatis. Lantaran selama 1,5 jam korban Sumatri belum ditemukan karena ranting pohon sangat rimbun. Setelah melakukan pemotongan pohon di beberapa titik, barulah korban ditemukan dengan posisi tertelungkup di bawah batang pohon besar.

“Saat itu kami temukan sudah meninggal. Saat kejadian kemungkinan bibi saya sedang berdiri,” kata Omardani.

Kemudian dia langsung menelepon ambulans BRSUD Tabanan untuk penanganan jenazah almarhum. Bersamaan itu pula warga, polisi, dan BPBD Tabanan melakukan evakuasi pohon dan mencari sepeda motor yang tertimbun. “Warung bibi saya juga ambruk, dia ini masih kenceng, jualan canang,” imbuh Omardani.

Rencananya jenazah dikubur di setra Banjar Pamudungan pada Jumat malam kemarin. Sebab ada tradisi jika warga yang meninggal salah pati, tidak boleh dibawa pulang, dan harus langsung dibawa ke kuburan.

“Hari ini (kemarin) kami langsung kubur serta besok (hari ini) akan dilakukan upacara pecaruan melibatkan krama adat,” beber Omardani. Ditambahkannya, bibinya meninggalkan suami, I Wayan Joko, dua orang anak, tiga orang cucu.

Sedangkan menantu korban, Ni Putu Widiastuti, 35, juga tidak melihat persis kejadian. Dikatakan saat itu dia baru masuk kamar menengok anak dan keponakannya yang sebelumnya ditinggal ngayah di Pura Panti. "Saya tidak mendengar ada tanda-tanda, tiba-tiba sudah terdengar suara gemuruh,” ucapnya.

Dia pun panik dan langsung menyelamatkan anak dan keponakannya ke belakang rumah. Dia juga berteriak minta tolong karena sebelum kejadian mertuanya dilihat sedang ada di halaman. “Saya minta tolong kepada keluarga karena mertua ada di bawah pohon. Ini seperti mimpi karena kejadianya tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda apa,” jelas Widiastuti. DIkatakannya, suaminya yang sekaligus anak korban belum mengetahui kondisi ibunya karena sedang bekerja di kapal pesiar.

Sementara itu dokter jaga di BRSUD Tabanan, dr Agus Artawan, menjelaskan berdasarkan pemeriksaan luar, penyebab kematian korban karena hantaman pohon yang begitu keras. “Sehingga korban mengalami patah kedua tangan dan kaki, bagian leher remuk, dan tempurung kepala kanan pecah,” ungkapnya. *d

Komentar